Sering Terlambat Terdeteksi, Waspadai Gejala Kanker pada Anak Sejak Dini

gejala kanker pada anak
Foto: Sonmez/Getty Images

Kanker merupakan penyebab utama banyak kematian, termasuk pada anak-anak. Namun, meskipun umumnya tidak dapat dicegah, sebagian besar jenis dan gejala kanker pada anak dapat disembuhkan. 

Dalam sebuah seminar media, dr. Eddy Supriyadi, Sp.A(K), Ph.D., Ketua Unit Kerja Koordinasi Hematologi-Onkologi IDAI mengungkapkan fakta bahwa ada sekitar 400.000 anak yang menderita kanker setiap tahunnya di dunia, dan Indonesia menyumbang 10.000 kasus. Sementara dari 10.000 kasus baru di Indonesia, hanya 2.000 yang menerima perawatan kanker pada anak di fasilitas kesehatan. 

Karena itu, penting untuk mengetahui tanda-tanda penyakit keganasan sejak dini yang dapat meningkatkan angka kesembuhan dan harapan hidup anak yang mengalami kanker, serta pengobatannya. Berikut ulasannya. 

Penyebab Kanker pada Anak Masih Belum Diketahui

Kanker dapat memengaruhi bagian tubuh mana pun. Kanker dimulai dengan perubahan genetik pada sel tunggal, yang kemudian dapat tumbuh menjadi massa (atau tumor), menyerang bagian tubuh lain, dan menyebabkan kerusakan serta kematian jika tidak diobati. 

Bacaan Lainnya

Tidak seperti kanker pada orang dewasa, sebagian besar kanker pada anak-anak tidak memiliki penyebab yang diketahui. Banyak penelitian telah berupaya mengidentifikasi penyebab kanker anak-anak, tetapi sangat sedikit kanker pada anak-anak yang disebabkan oleh faktor lingkungan atau gaya hidup. 

Sebagian besar kanker pada anak-anak, seperti halnya pada orang dewasa, diperkirakan berkembang sebagai akibat dari mutasi pada gen yang menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan akhirnya menjadi kanker. Pada orang dewasa, mutasi gen ini mencerminkan efek kumulatif dari penuaan dan paparan jangka panjang terhadap zat penyebab kanker. Namun, mengidentifikasi potensi penyebab lingkungan dari kanker anak sulit dilakukan, sebagian karena kanker pada anak-anak jarang terjadi dan sebagian karena sulit untuk menentukan apa yang mungkin telah terpapar pada anak-anak di awal perkembangan mereka.

“Kalau (pada dewasa) biasanya diakibatkan karena pola makan, lingkungan, dan lain sebagainya. Pada anak-anak (penyebabnya) lebih pada faktor genetik. Ada juga yang kejadiannya mendadak. Sehingga preventif atau pencegahan kanker pada anak itu relatif lebih susah, daripada kanker pada orang dewasa,” jelas dr. Eddy. 

Upaya pencegahan kanker pada anak-anak harus difokuskan pada perilaku yang akan mencegah anak tersebut mengembangkan kanker yang dapat dicegah saat dewasa.

Infeksi Bisa Menjadi Faktor Risiko

gejala kanker pada anak, kanker anak
Foto: FatCamera/Getty Images Signature

Namun menurut WHO, beberapa infeksi kronis, seperti HIV, virus Epstein-Barr, dan malaria, merupakan faktor risiko kanker pada anak-anak. Infeksi tersebut khususnya relevan di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah.

Selain itu, infeksi lain dapat meningkatkan risiko anak untuk mengembangkan kanker saat dewasa. Jadi, penting untuk melakukan vaksinasi, seperti hepatitis B untuk membantu mencegah kanker hati dan melawan human papillomavirus untuk membantu mencegah kanker serviks

Gejala Kanker pada Anak

Gejala kanker pada anak sulit sekali dideteksi secara dini. Namun, kanker pada anak dikaitkan dengan berbagai gejala, seperti demam, sakit kepala parah dan terus-menerus, nyeri tulang, dan penurunan berat badan. Jika si kecil mengalaminya, konsultasikan segera ke pusat kesehatan atau dokter anak.

“Untuk kanker leukemia, jika anak pucat, sakit otot, demam, itu bisa jadi tanda-tanda mayor. Tapi, biasanya itu juga terdeteksi by accident. Kalau tumor padat yang bisa dideteksi secara fisik, jika ibu sambil memandikan anak, tolong raba tubuhnya. Apakah ada sesuatu yang aneh atau benjolan. Kalau kanker di kepala, agak susah deteksinya. Mungkin jika ada kejadian muntah-muntah, pusing harus diwaspadai,” jelas dr. Eddy. 

Jenis-jenis Kanker pada Anak-anak

Jenis kanker yang paling umum didiagnosis pada anak-anak usia 0 hingga 14 tahun adalah leukemia, tumor otak dan sistem saraf pusat (SSP) lainnya, serta limfoma. Berikut beberapa penjelasan kanker yang umum dialami anak-anak:  

1. Leukemia

Leukemia, yang merupakan kanker sumsum tulang dan darah, adalah kanker pada anak yang paling umum. “Jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada anak yaitu leukimia atau kanker darah. Sedangkan pada dewasa, yang umum adalah kanker serviks atau (kanker) colon,” tambah dr. Eddy.

Jenis leukemia yang paling umum pada anak-anak adalah leukemia limfositik akut. Leukemia ini dapat menyebabkan nyeri tulang dan sendi, kelelahan, kelemahan, kulit pucat, pendarahan atau memar, demam, penurunan berat badan, dan gejala lainnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. dr. I Dewa Gede Ugrasena, Sp.A(K) Dokter Spesialis Anak juga menyebutkan, “Di semua pusat perawatan penanganan kanker di Indonesia, secara umum memang yang paling banyak (kanker anak) adalah Leukemia. Dan itu biasanya usianya antara 3-8 tahun. Puncaknya memang usia 3-5 tahun,” tambahnya. 

Leukemia akut dapat tumbuh dengan cepat, sehingga perlu diobati (biasanya dengan kemoterapi) segera setelah didiagnosis.

Namun, tingginya kasus leukimia pada anak ini masih tidak diketahui penyebabnya. “Banyak sekali hipotesanya, dan belum ada yang bisa menjawabnya,” tegas dr. Eddy.

2. Tumor Otak dan Sumsum Tulang Belakang

Tumor otak dan sumsum tulang belakang merupakan kanker kedua yang paling umum pada anak. Ada banyak jenis tumor otak dan sumsum tulang belakang, dengan pengobatan serta prospeknya berbeda-beda.

Sebagian besar tumor otak pada anak bermula di bagian bawah otak, seperti otak kecil atau batang otak. Tumor ini dapat menyebabkan sakit kepala, mual, muntah, penglihatan kabur atau kabur, pusing, kejang, kesulitan berjalan atau memegang benda, dan gejala lainnya. Tumor sumsum tulang belakang lebih jarang terjadi dibandingkan tumor otak pada anak-anak dan orang dewasa.

3. Tumor Wilms

Tumor Wilms atau disebut juga tumor ginjal. Tumor ini paling sering ditemukan pada anak-anak berusia sekitar 3 hingga 4 tahun, dan jarang terjadi pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa. Tumor ini dapat muncul sebagai pembengkakan atau benjolan di perut (abdomen). Terkadang seorang anak mungkin memiliki gejala lain, seperti demam, nyeri, mual, atau nafsu makan yang buruk.

4. Neuroblastoma

Neuroblastoma bermula pada sel saraf bentuk awal. Jenis kanker ini berkembang pada bayi dan anak kecil. Tumor ini jarang terjadi pada anak yang berusia lebih dari 10 tahun. Tumor ini dapat bermula di mana saja, tetapi biasanya bermula di perut (abdomen), yang ditandai dengan pembengkakan. Tumor ini juga dapat menyebabkan gejala lain, seperti nyeri tulang dan demam.

5. Limfoma

Limfoma bermula di sel sistem imun yang disebut limfosit. Kanker ini paling sering bermula di kelenjar getah bening atau di jaringan limfa lainnya, seperti amandel atau timus. Kanker ini juga dapat memengaruhi sumsum tulang dan organ lainnya. Gejalanya bergantung pada tempat kanker bermula dan dapat meliputi penurunan berat badan, demam, keringat, kelelahan (fatigue), dan benjolan (pembengkakan kelenjar getah bening) di bawah kulit di leher, ketiak, atau selangkangan.

6. Rhabdomyosarcoma

Rhabdomyosarcoma bermula pada sel yang biasanya berkembang menjadi sel otot rangka. (Ini adalah otot yang kita kendalikan untuk menggerakkan bagian tubuh kita.) Jenis kanker ini dapat bermula di hampir semua tempat di tubuh, termasuk kepala dan leher, selangkangan, perut (abdomen), panggul, atau di lengan atau kaki. Ini dapat menyebabkan nyeri, pembengkakan (benjolan), atau keduanya. Ini adalah jenis sarkoma jaringan lunak yang paling umum pada anak-anak. Kanker ini menyumbang sekitar 3% dari kanker anak-anak.

7. Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah kanker mata. Ini biasanya terjadi pada anak-anak sekitar usia 2 tahun, dan jarang ditemukan pada anak-anak yang lebih tua dari 6 tahun.

Retinoblastoma biasanya dideteksi saat orang tua atau dokter memerhatikan mata anak terlihat tidak biasa. Biasanya, saat Anda menyorotkan cahaya ke mata anak (atau mengambil gambar dengan lampu kilat), pupil (bintik gelap di tengah mata) tampak merah karena darah di pembuluh darah di bagian belakang mata. Pada mata yang terkena retinoblastoma, pupil sering kali tampak putih atau merah muda.

Pengobatan dan Deteksi Dini Jadi Kunci Kesembuhan

gejala kanker pada anak, jenis kanker anak
Foto: Dmitrynaumov

Meskipun kanker pada anak umumnya tidak dapat dicegah atau diidentifikasi melalui skrining, sebagian besar jenis kanker anak dapat disembuhkan dengan obat-obatan generik dan bentuk pengobatan lainnya, termasuk pembedahan dan radioterapi.

Pentingnya Diagnosis Dini

Jika diidentifikasi sejak dini, kanker lebih mungkin merespons pengobatan yang efektif dan menghasilkan kemungkinan bertahan hidup yang lebih besar, lebih sedikit risiko, dan seringkali biaya pengobatan jadi lebih murah. 

Alasan rendahnya tingkat kelangsungan hidup pasien kanker anak di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah termasuk karena keterlambatan diagnosis, ketidakmampuan untuk mendapatkan diagnosis yang akurat, terapi yang tidak dapat diakses, penghentian pengobatan, kematian akibat toksisitas (efek samping) dan kekambuhan. 

“Proses diagnosis sendiri tidak semudah dan secepat yang kita bayangkan. Sehingga proses keterlambatan (penanganannya) bisa jadi panjang,” ungkap dr. Eddy.

Dampak Kanker pada Anak, Benarkah Bisa Memengaruhi Tumbuh Kembang?

Menurut dr. Eddy, kanker pada anak tentu akan bisa memengaruhi tumbuh kembang si kecil, terutama karena efek samping pengobatan dan perawatannya. 

“Iya, karena side effect dari kemo ada mual, muntah, rambut rontok, sehingga itu pasti akan sangat memengaruhi pemasukan nutrisinya. Namun, di beberapa pusat perawatan kanker yang bagus seharusnya pasti ada ahli nutrisinya. (Dia) akan menghitung berapa jumlah kalori yang masuk, kalau pun tidak bisa kita harus memasukkan makanan lewat infus misalnya. Belum lagi, lingkungan sosialnya harus kita batasi, dengan maksud untuk membatasi risiko penularan. Itu pasti akan sangat memengaruhi,” jelas dr. Eddy. 

Itulah penjelasan tentang kanker pada anak. Karena sulit dideteksi, selalu peka dengan perubahan yang terjadi pada anak dan gejala yang MamPap curigai. Selalu konsultasikan dengan dokter tentang perubahan kondisi si kecil ya, MamPap.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty four ÷ 4 =