Dalam perjalanan hidup seorang anak, peran ayah dalam tumbuh kembang anak sama pentingnya dengan peran ibu.
Ayah bukan sekadar pencari nafkah, tetapi juga figur yang berperan besar dalam pembentukan karakter, kepercayaan diri, dan kestabilan emosional anak. Kehadiran ayah dalam pengasuhan memiliki dampak positif bagi perkembangan anak, baik laki-laki maupun perempuan.
Sebaliknya, ketidakhadiran ayah—baik secara fisik maupun emosional—dapat menimbulkan fenomena fatherless generation, yang membawa dampak signifikan bagi kehidupan anak di masa depan.
Sebuah penelitian dari Journal of Marriage and Family mengungkapkan bahwa anak-anak yang tumbuh tanpa figur ayah cenderung mengalami masalah emosional, sosial, dan akademik. Salah satu contoh nyata adalah kisah Andi (12 tahun), seorang anak laki-laki yang tumbuh tanpa ayah setelah orang tuanya bercerai saat ia berusia 5 tahun.
Seiring bertambahnya usia, Andi sering mengalami kesulitan dalam mengontrol emosinya dan cenderung mudah frustrasi. Ia juga merasa kurang percaya diri dalam bergaul dengan teman-temannya. Tanpa kehadiran sosok ayah sebagai panutan, Andi mengalami kesulitan memahami konsep tanggung jawab dan disiplin yang seharusnya diajarkan oleh seorang ayah.
Di sisi lain, ada juga kisah Dita (14 tahun), seorang anak perempuan yang tumbuh tanpa figur ayah. Dita tumbuh dengan perasaan ragu terhadap dirinya sendiri dan sering mencari validasi dari lingkungan sekitarnya. Ketika remaja ia pun rentan mengalami hubungan yang tidak sehat karena tidak memiliki role model laki-laki yang bisa memberinya contoh bagaimana seorang pria seharusnya memperlakukan perempuan dengan baik.
Lewat kedua contoh di atas menunjukkan bahwa kehadiran ayah sangat memengaruhi perkembangan emosional dan sosial anak, termasuk bagaimana mereka memiliki pandangan terhadap relasi dengan pasangan di kemudian hari,
Peran Ayah dalam Tumbuh Kembang Anak Laki-Laki dan Perempuan, Apa Bedanya?
Meskipun peran ayah sama pentingnya bagi anak laki-laki maupun perempuan, ada beberapa perbedaan manfaat kehadiran ayah berdasarkan gender anak. Hal ini dijelaskan Dhisty Azlia Firnady, M.Psi., Psikolog, dari Layanan Psikologi Ruang Mekar Azlia, Depok.
5 Peran Ayah bagi Anak Laki-Laki
- Sebagai Role Model
Anak laki-laki belajar bagaimana menjadi pria yang bertanggung jawab dan penuh kasih dari ayahnya. Termasuk bagaimana cara memperlakukan istri dengan baik. - Mengajarkan Peran Gender Laki-Laki
Ayah membantu anak lelaki untuk memiliki konsep diri yang baik dan benar. Memahami nilai-nilai maskulinitas yang sehat, seperti tanggung jawab, sportivitas, dan keberanian. - Membantu dalam Keterampilan Sosial
Ayah berperan dalam mengajarkan bagaimana cara berinteraksi dengan teman sebaya, memahami candaan khas laki-laki, serta membangun gestur pertemanan yang sehat. - Memfasilitasi Aktivitas Motorik
Anak laki-laki sering mendapatkan stimulasi aktivitas fisik dari ayah, seperti bermain bola, berlari, atau bergulat secara sehat (rough and tumble play), yang penting bagi perkembangan motorik mereka. - Membangun Kemandirian dan Keberanian
Ayah cenderung menantang anak laki-lakinya untuk mencoba hal-hal baru dan menghadapi tantangan, sehingga membantu mereka menjadi lebih percaya diri dan mandiri.
5 Peran Ayah bagi Anak Perempuan
- Membangun Self-Esteem yang Kuat
Anak perempuan yang dekat dengan ayahnya cenderung memiliki rasa percaya diri yang lebih baik dalam menghadapi kehidupan. - Memenuhi Kebutuhan Cinta dan Perhatian
Seorang ayah yang penuh kasih dapat memberikan rasa aman dan cinta yang cukup, sehingga anak perempuan tidak mencari validasi yang berlebihan di luar rumah. - Menjadi Role Model untuk Hubungan yang Sehat
Dengan melihat bagaimana ayah memperlakukan ibunya dan orang lain dengan hormat, anak perempuan belajar membangun ekspektasi hubungan yang sehat di masa depan. - Menumbuhkan Keberanian dan Kemandirian
Ayah yang mendorong anak perempuannya untuk berani mengambil keputusan dan mandiri akan membantu mereka tumbuh menjadi individu yang kuat dan percaya diri. - Memberikan Perlindungan Emosional
Anak perempuan sering kali merasa lebih aman ketika memiliki ayah yang protektif tetapi tidak mengekang. Ini membantu mereka dalam membangun ketahanan emosional.
Cara Ibu Mengisi Kekosongan Peran Ayah bagi Anak yang Mengalami Fatherless
Jika seorang anak kehilangan sosok ayah karena berbagai alasan—baik perceraian, kematian, atau ketidakhadiran emosional—Dhisty menegaskan sebenarnya ibu dapat melakukan beberapa langkah untuk membantu mengisi kekosongan tersebut.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Memberikan Dukungan Sosial dan Emosional
Pastikan anak tetap merasa dicintai dan diterima sepenuhnya. Beri mereka ruang untuk mengekspresikan perasaannya. - Memvalidasi Perasaan Anak
Jika anak merasakan kehilangan, jangan mengabaikannya. Dengarkan mereka, akui perasaan mereka, dan beri penguatan bahwa mereka tetap dicintai. - Menanamkan Kenangan Positif tentang Ayah
Jika memungkinkan, bicarakan hal baik tentang ayah mereka, kenang kisah-kisah positif, atau tunjukkan foto-foto kebersamaan mereka. Jika tidak memungkinkan, ibu dapat menggunakan referensi dari buku atau film tentang sosok ayah yang baik. - Menghindari Bicara Negatif tentang Ayah
Jika ayah anak tidak hadir karena alasan tertentu, hindari berbicara buruk tentangnya di depan anak. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan emosional mereka. - Mencari Role Model Laki-Laki Lain
Jika memungkinkan, carilah sosok laki-laki lain yang bisa menjadi panutan bagi anak, seperti kakek, paman, atau guru yang bisa memberikan bimbingan dan contoh yang baik dalam hidup mereka.
Mengingat peran ayah dalam tumbuh kembang anak sangat besar, kehadiran sosok ayah tentu saja diperlukan. Sebab kehadiran ayah bukan sekadar support sistem atau ‘asisten’ dalam mengurus anak, tetapi figur utama yang membentuk kepribadian dan kesejahteraan mental anak, baik laki-laki maupun perempuan. Sudahkah ayah melakukan peran ini?
Hai, salam kenal 🤗, panggil saya Adis. ‘Terlahir’ jadi ibu, menjadi sadar kalau menjadi orang tua merupakan tugas seumur hidup. Meski banyak tantangan, semua tentu bisa dijalani jika ada dukungan dari lingkungan sekitar. #MamaSquads