Istri Bakar Suami Diduga Karena Emosi, Begini Pandangan Pakar

kasus polwan bakar suami, istri emosi pada suami, polwan bunuh suami

Konflik dan cekcok dalam rumah tangga adalah hal yang umum dialami pasangan menikah. Namun jika konflik tidak diselesaikan dengan baik, dampak yang lebih parah bisa saja terjadi. Seperti kasus istri bakar suami sendiri hidup-hidup hingga tewas yang diduga karena konflik di antara keduanya.  

Bagaimana kronologi dan motif sang istri yang membakar suaminya? Simak ulasan fakta-faktanya berikut ini. 

Fakta Kasus Istri Bakar Suami Hingga Tewas, Diduga karena Judi Online

Pasangan suami istri yang keduanya berprofesi sebagai polisi tengah menggegerkan publik. Pasalnya, keduanya terlibat cekcok permasalahan rumah tangga hingga harus memakan korban. 

Sang istri yang merupakan seorang polwan asal Mojokerto, Jawa Timur, Briptu FN nekat membakar suaminya yang juga seorang polisi, Briptu Rian Dwi. 

Bacaan Lainnya

Kronologi Istri Bakar Suami

Insiden berawal ketika pasangan suami istri itu terlibat perselisihan karena diduga masalah uang. Kejadian itu berlangsung di kediaman mereka yang terletak di asrama polisi, Kranggan, Kota Mojokerto pada Sabtu (8/6) pagi, seperti dikutip dari laman Antara

Saat itu, Briptu R baru sampai di rumahnya sepulang bekerja dari Polres Jombang. Cekcok pun terjadi di antara keduanya. Namun, pertengkaran itu berkembang kian memanas dan alot. 

Korban Disiram Bensin oleh Sang Istri

Perselisihan yang cukup alot itu akhirnya berujung dengan aksi nekat Briptu FN yang menyiram bensin ke wajah dan tubuh suaminya. Hingga akhirnya, insiden pun terjadi. Sumber api yang tak jauh dari situ menyambar tubuh Briptu R hingga terbakar hidup-hidup. 

Sang Istri Berusaha Menolong dan Minta Maaf

Ketika api membakar tubuh Briptu R, tak banyak yang bisa dilakukan sang istri. Ibu dari 3 orang anak itu akhirnya segera mengevakuasi sang suami ke RSUD Mojokerto setelah api padam. Ia pun dibantu oleh tetangga untuk segera membawa suaminya ke rumah sakit. 

“Kemudian dibawa oleh tersangka atas nama FN ini dibawa ke RSUD. Jadi FN ini juga mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menolong yang bersangkutan membawa ke rumah sakit dibantu oleh beberapa tetangga. Sampai rumah sakit, FN juga minta maaf kepada sang suami atas perilaku ini,” terang Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol. Dirmanto di Surabaya, seperti dikutip dari laman Antara.

Kombes Dirmanto juga menjelaskan bahwa Bripda FN menyesali perbuatannya. Polwan itu disebut sempat meminta maaf kepada sang suami saat suaminya dirawat.

Briptu Rian Meninggal Dunia

Briptu R sendiri sempat dirujuk ke RSUD dr Wahidin Sudiro Husodo, Kota Mojokerto karena mengalami luka bakar hingga 90 persen. Namun, nyawanya tidak tertolong. Pria asal Jombang itu meninggal dunia pada Minggu (9/6) siang. Jenazahnya dimakamkan di kampung halamannya di Jombang. 

Diduga karena Kesal Karena Gaji Dipakai untuk Judi Online

Dirmanto juga mengungkap motif penyebab Briptu FN dan Briptu R bertengkar. Menurutnya, hal itu diduga karena gaji ke-13 Briptu R ternyata sudah berkurang banyak.

Padahal, uang itu seharusnya dipakai untuk membiayai anak dan istri. Namun, sang suami diduga kerap menyalahgunakannya untuk dipakai judi online.

Sempat Ancam Akan Membakar Anak-anaknya

Dikutip dari sumber laman Tempo, sebelum membakar suaminya, Briptu FN sempat mengancam akan membakar ketiga anaknya, yang berusia 2 tahun dan dua bayi kembar yang berusia 4 bulan. Ancaman ini dilontarkan agar suaminya yang sedang bertugas segera pulang ke rumah. 

Setelah itu, polwan tersebut meminta asisten rumah tangga (ART) untuk mengajak ketiga anak mereka bermain di luar rumah. 

Ditetapkan Jadi Tersangka

Briptu FN kini telah ditetapkan sebagai tersangka dengan penanganan khusus. Perlakuan khusus tersebut diberikan karena Briptu FN masih mengalami trauma. 

Untuk itu, ia menjalani trauma healing dengan melibatkan psikiater untuk mendampingi tersangka. 

Penyebab Seseorang Meluapkan Emosi Secara Ekstrim

kasus polwan bakar suami, istri emosi pada suami, stres karena keuangan

Menurut dr. Zulvia Oktanida Syarif Sp.K.J., dokter spesialis kejiwaan menjelaskan, emosi yang meluap-luap dari seseorang (dalam hal ini kasus istri yang bakar suami) pasti memiliki pemicu  atau rangkaian kejadian yang terjadi sebelumnya, hingga emosi sangat meningkat. 

Menurutnya, seseorang yang meluapkan emosi dengan cara yang ekstrim artinya ia sudah mengalami pola pengendalian emosi yang terganggu atau bahkan tidak sehat. 

“Jadi kemungkinan besar ia juga pernah berhadapan atau punya trauma di masa lalu dengan orang-orang yang ekspresi emosinya dengan cara yang negatif dan ekstrim. Termasuk lingkungan keluarga atau orang tua,” jelasnya dalam postingan di akun Instagram @dr.vivisyarif.

Selain itu, latar belakang sang istri yang juga masih memiliki bayi, ia tidak menampik adanya kemungkinan adanya faktor hormonal, faktor stresor psikososial, atau risiko depresi postpartum. Namun hal ini belum bisa dipastikan, karena diperlukan pemeriksaan lebih lanjut. 

Hal senada juga diungkapkan Psikolog Nadya Pramesrani dari Rumah Dandelion,  “Tanpa ada pemeriksaan, kasus ini belum tentu bisa disimpulkan karena postpartum depression(PPD). Tapi memang, ibu yang baru melahirkan umumnya kondisi emosi naik turun banget. Dalam kondisi fully support dari lingkungan saja, ibu baru melahirkan itu berjuang dengan ketidakstabilan emosi. Apalagi bila melahirkan anak kembar. Kondisi ini tentunya lebih challenging.”

Tips Agar Emosi Tetap Terkendali di Tengah Perselisihan

kasus polwan bakar suami, istri emosi pada suami, ibu stres

Konflik dan perselisihan dengan pasangan tentu tidak bisa dihindari. Bahkan, jika masalah dalam pernikahan tidak dibicarakan dengan baik, ia akan berubah seperti fenomena gunung es yang siap menghancurkan kapan saja. 

Kemarahan adalah emosi yang normal muncul ketika kita dihadapkan dengan konflik. Namun, penting untuk mengelolanya dengan cara yang positif karena kemarahan yang tidak terkendali bisa berdampak buruk pada hubungan pernikahan. 

Berikut tips untuk membantu MamPap mengendalikan emosi saat berargumen dengan pasangan. 

1. Atur Napas

Dikutip dalam laman Mayo Clinic Health System, salah satu taktik terbaik adalah mengambil jeda sebelum bereaksi. Jika jantung mulai berdebar dan ingin membentak, berhentilah. 

Atur napas dalam-dalam, hitung sampai 10, dan lakukan apa pun untuk menghindari kemarahan, tindakan, ataupun ucapan yang mungkin akan Anda sesali nantinya. 

2. Jujurlah Setelah Tenang

Identifikasi perasaan yang lebih dalam setelah lebih tenang. Mungkin Mama merasa kesal dan tidak dihargai  karena pasangan Papa tidak membantu membersihkan dapur setelah Mama menyiapkan makan malam misalnya. 

Jujurlah padanya ketika perasaan Anda lebih tenang. Misalnya, “Aku kesal kalau aku bekerja menyiapkan makanan dan kamu tidak membantu membersihkannya setelah itu.”

Namun, jangan membahas hal ini saat MamPap dalam keadaan emosi, ya. 

3. Candaan untuk Melepaskan Ketegangan

Meringankan suasana dapat membantu meredakan ketegangan. Gunakan humor atau candaan untuk membantu mendistraksi hal yang membuat marah. Sesekali, boleh tertawakan diri sendiri atas ekspektasi yang tidak realistis tentang bagaimana segala sesuatunya harus berjalan. Namun, jangan juga bersikap pasif-agresif.

4. Luangkan Waktu Istirahat

Beri jeda untuk istirahat sejenak pada saat-saat yang cenderung membuat stres. Jika MamPap sudah lebih tenang, mungkin akan bisa membantu merasa lebih siap menghadapi apa yang akan terjadi tanpa merasa kesal atau marah.

5. Berolahraga

Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres yang dapat menyebabkan Anda mudah marah. Bahkan, olahraga sering kali diresepkan untuk meningkatkan mood.

Endorfin yang dihasilkan dari aktivitas fisik adalah ‘penyegar’ dan pereda stres alami. Jika MamPap merasa amarah semakin memuncak, luangkan waktu untuk jalan-jalan atau jogging, atau luangkan waktu untuk melakukan aktivitas fisik menyenangkan lainnya.

6. Latihan Relaksasi

Latihan pernapasan dalam, minum minuman hangat, hirup aroma yang menyenangkan, keluarlah dan rasakan udara segar, regangkan otot, bayangkan pemandangan yang menenangkan, mendengarkan musik yang menenangkan atau ulangi kata atau frasa yang menenangkan. 

Selain itu, yoga dan meditasi juga merupakan cara yang baik untuk membantu tetap tenang. Saat menjaga diri sendiri, akan lebih mudah untuk menghadapi tantangan hidup yang dihadapi.

7. Jangan Menyimpan Dendam

Memaafkan juga adalah obat yang ampuh. Menyimpan dendam orang lain dan berharap mereka akan merasakan kepedihan yang Mama rasakan atau membalas kesalahan mereka hanya akan memiliki dampak buruk. 

Jika MamPap membiarkan kemarahan dan perasaan negatif lainnya, dan mengesampingkan perasaan positif, Mama mungkin akan terjerumus oleh kepahitan atau rasa ketidakadilan. Namun jika bisa memaafkan seseorang yang pernah menyakiti, Mama akan melepaskan beban tersebut dan tidak lagi terjebak dalam dendam.

8. Pasangan Bukan Kompetitor

Ketika menikah, Mama dan Papa adalah satu tim yang akan menyelesaikan permasalahan apa pun dalam pernikahan  secara bersama-sama. 

“Bukan saya lawan kamu. Tetapi ketika kita sudah menikah, hadapi sesuatu secara bersama-sama. Ada di pihak yang sama, bukan masing-masing. Bukan saya versus kamu. Itu akan membuat kita menjalani pernikahan jadi lebih ringan,” tambah dr. Zulvia. 

Belajar mengendalikan amarah terkadang merupakan tantangan bagi semua orang, terutama dalam pernikahan. Jika cara-cara di atas tidak cukup untuk membantu MamPap mengendalikan amarah, hubungi ahli kesehatan mental atau psikolog untuk mendapatkan pendampingan. Carilah bantuan untuk mengatasi masalah kemarahan Mama jika tampak tidak terkendali, menyebabkan Anda melakukan hal-hal yang Anda sesali, atau menyakiti orang-orang di sekitar. Semoga bermanfaat ya, MamPap.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× three = twelve