Tidak hanya mengganggu waktu tidur, dampak dermatitis atopik pada anak juga dapat menurunkan rasa percaya diri. Ini penyebab dan cara mengatasi dermatitis atopik pada anak berdasarkan seminar yang dilakukan ParentSquads bersama ERHA Ultimate bertajuk From Skin to Mind: Dermatitis Atopic Care Support from ERHA Ultimate, beberapa waktu lalu.
Apa Itu Dermatitis Atopik pada Anak?
Kata “eksim” mungkin sudah tak asing lagi di telinga Anda. Iya, eksim (eczema) atau yang dalam istilah kesehatan dikenal dengan sebutan dermatitis atopik merupakan salah satu masalah yang terjadi pada kulit. Dan kata dr. Manik Hikmat Sp.DVE, FINSDV, eksim ternyata umum terjadi pada bayi dan anak-anak.
Dijelaskan dr. Manik, orang yang mengalami dermatitis atopik biasanya mengalami ini pada kulitnya:
- Kulit kering
- Kulit gatal diakibatkan peradangan pada kulit
- Kulit kemerahan yang umum muncul di area wajah juga lipatan siku dan lutut
Penyebab Dermatitis Atopik pada Anak
![dampak dermatitis atopik pada anak, dermatitis atopik](https://parentsquads.com/wp-content/uploads/2025/01/dampak-dermatitis-atopik-pada-anak-3.jpg)
Hingga kini belum ada jawaban pasti apa sebenarnya yang menyebabkan eksim bisa muncul. Namun diperkirakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan eksim dialami seseorang. Di antaranya:
-
- Genetik dari orangtua atau kakek-nenek, sama seperti penyakit alergi lainnya, seperti rinitis alergi dan asma.
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Lingkungan yang memicu alergi, seperti debu, kotoran dan polusi udara.
- Kondisi kulit yang terlalu kering.
- Stres
Secara umum stres memang dapat menyebabkan kesehatan menurun, salah satunya ditandai dengan adanya masalah pada kulit.
Dijelaskan Hesty Novitasary, M.Psi, Psikolog, LCPC, ketika stres tubuh kita memproduksi hormon kortisol yang merangsang produksi minyak berlebih pada kulit yang kemudian menyebabkan timbulnya jerawat dan gangguan lain seperti dermatitis atopik, psoriasis, dan penyakit kulit lainnya.
Ketika stres juga, tubuh akan menghasilkan neuropeptida yang berperan melindungi kulit dengan cara menimbulkan sensasi tidak nyaman seperti rasa gatal, nyeri, peradangan, dan lainnya.
Kondisi-kondisi inilah yang membuat kulit menjadi semakin sensitif dan reaktif.
Jenis-jenis Eksim
Dari sekian masalah kulit, dermatitis atopiklah jenis eksim yang paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Itu mungkin karena penyakit ini cenderung muncul dimulai dari masa anak-anak, ya.
Namun jenis eksim sendiri ada beberapa. Untuk mengetahui si Kecil mengalami jenis eksim yang mana, Anda bisa mencari tahu dari tanda dan gejala yang ditimbulkan berdasarkan jenis-jenis eksim di bawah ini:
- Dermatitis Atopik –seperti dijelaskan di atas.
- Dermatitis Kontak, terjadi akibat reaksi alergi terhadap zat-zat tertentu. Gejalanya baru akan muncul setelah kontak dengan alergen.
- Eksim Dishidrotik, ditandai dengan lepuhan kecil dan banyak yang berisi cairan bening pada tangan dan kaki.
- Dermatitis Seboroik merupakan kondisi kulit dengan gejala kulit bersisik, berminyak dan merah. Umumnya jenis dermatitis ini terjadi di kulit kepala, tapi terkadang dapat juga muncul di area berminyak lainnya.
- Neurodermatitis, tandanya kulit menebal, bersisik, terasa gatal, dan bisa terjadi di satu atau beberapa area tubuh. Seringkali pemicunya adalah kebiasaan menggaruk yang terus menerus.
- Eksim numular yang ditandai dengan bercak-bercak merah berbentuk bulat atau oval, bersisik dan terasa gatal.
Yang perlu Anda ketahui, seseorang mungkin saja mengalami lebih dari satu jenis eksim, loh.
Berikut ini pertanyaan-pertanyaan seputar dermatitis atopik pada anak dari beberapa peserta seminar ParentSquads-ERHA Ultimate:
Bolehkah mengobati dermatitis atopik pada anak dengan obat yang ada di rumah?
Jika Anda sudah curiga si Kecil mengalami eksim, ada baiknya segera membawa si Kecil konsultasi dan berobat ke dokter kulit dan kelamin. Anda tidak boleh sembarangan memberikan obat, Anda harus tahu benar apa jenis eksim yang dialami si Kecil agar tdiak salah obat dan menyebabkan masalah kulit anak semakin parah.
“Terkadang kan ibu-ibu sukan tuh ngobatin pakai apa yang ada di rumah. Dengan minyak kayu putih, misalnya, atau obat-obatan lain di rumah. Dikhawatirkan obat tersebut justru membuat kondisi kulit jadi lebih parah dan pengobatannya jadi lebih kompleks,” kata dr. Manik.
Bagaimana cara mengatasi eksim pada anak?
Oleh karena gejala awalnya adalah peradangan, maka hal pertama yang dilakukan adalah mengurangi peradangannya. Setelah itu meredakan gatal dan menjaga kelembaban kulit si Kecil.
Untuk bisa mendapatkan semua perawatan ini, Anda harus membawa anak ke dokter. Ini yang akan dokter akan lakukan untuk mengatasi eksim:
- Perawatan kulit sesuai resep dokter
- Perawatan kulit harian
- Perawatan medis
Umumnya krim kulit mengandung steroid. Apakah Apakah krim tersebut aman digunakan pada kulit anak?
![dampak dermatitis atopik pada anak, kulit anak gatal](https://parentsquads.com/wp-content/uploads/2025/01/dampak-dermatitis-atopik-pada-anak-1.jpg)
Obat teraupetik salah satu yang kuratif menyembuhkan anak-anak dengan eksim. Tapi memang krim tersebut tidak bisa digunakan jangka panjang. Jika digunakan dalam jangka panjang, pasti ada dampaknya bagi tubuh anak.
Intinya, Dr. Manik menegaskan, sepanjang obat tersebut diresepkan dan di bawah pengawasan dokter, aman!
Eksim menyebabkan kulit anak berubah. Bagaimana cara mengembalikan warna kulitnya seperti semula?
Iya, peradangan pada kulit umumnya akan meninggalkan bekas ruam berwarna hitam (hiperpigmentasi) atau putih (hipopigmentasi). Perubahan warna kulit tersebut terjadi pasca inflamasi. Sekuel ini sebetulnya wajar, dan merupakan tanda eksim akan segera sembuh.
Seiring waktu, bekas ruam eksim tersebut akan kembali seperti semula, kok.
Bahan makanan yang tidak boleh dikonsumsi jika bayi atau anak terkena eksim?
Pada prinsipnya, jika bayi atau anak belum terbukti alergi, Anda bisa menawarkan semua jenis makanan pada mereka.
“Ibu harus fokus pada pertumbuhan optimal si Kecil. Selain itu, buat menu harian yang variatif, serta buat catatan dan perhatikan efek dari tiap makanan-minuman yang dikonsumsi anak,” terang dr. Manik.
“Misalnya sudah diketahui kulit anak kemerahan karena makan telur. Nah, Anda bisa mengganti telur dengan jenis protein lain agar gizi anak tetap seimbang,” terang dr. Manik lagi.
Bagaimana jika penyebab dermatitis atopik pada anak adalah bahan pakaian tertentu?
Iya, dermatitis atopik pada anak juga bisa disebabkan jenis bahan pakaian tertentu. Jadi jika Anda sudah mengetahui jenis bahan penyebab dermatitis atopik pada anak, sebisa mungkin hindari anak mengenakan pakaian dari jenis bahan tersebut.
Jika seragam sekolah anak menggunakan bahan tersebut, Anda bisa mendiskusikan dengan pihak sekolah agar diizinkan mengganti jenis bahan itu dengan bahan lain yang lebih aman.
Jika tidak memungkinkan, bisa diatasi dengan memakai pakaian dalam berbahan katun ringan sehingga kulit anak tidak kontak langsung dengan bahan yang membuat kulitnya alergi.
Ajari juga anak untuk mengganti pakaiannya jika ia banyak berkeringat agar kulitnya terasa lebih nyaman lagi.
Apa dampak dermatitis atopik pada anak secara psikologis?
“Penyakit ini memang tidak berbahaya. Meski demikian, bayi dan anak-anak tetap akan merasa sangat tidak nyaman jika menderita eksim, yang kemudian berdampak pada tidurnya yang terganggu dan rasa percaya dirinya yang rendah,” terang dr. Manik.
Secara umum, kulit anak yang terkena eksim akan kemerah-merahan dan terasa gatal. Adapun dampak dermatitis atopik pada anak lainnya dijelaskan Hesty sebagai berikut:
- Perubahan emosi: rewel, sering menangis, suka berteriak, menolak apa yang diminta orangtua/pengasuh.
- Masalah gangguan tidur –paling sering terjadi.
- Kecemasan –biasa terjadi di usia remaja.
- Tidak percaya diri –terjadi pada anak usia SD.
- Self-criticism –biasa terjadi pada anak yang lebih besar dan para ibu. Misalnya, “Kok, aku sih yang kena (eksim)?” atau “Takut deh kalau sampai menurunkan ke anakku nanti…”
Bagaimana cara menjelaskan soal eksim pada balita dan anak yang lebih besar?
Berapapun usia anak, jadilah orangtua yang terus mendukung anak dalam kondisinya saat ini dengan prinsip Parents Support (PEKA) ini:
- Perspektif: Gali pengetahuan Anda mengenai kondisi dan perawatan kulit anak.
- Emosi: Kontrol emosi anak saat Anda memberikan perawatan dan pendampingan.
- Komunikasi: Dengarkan secara aktif apa yang dikatakan anak.
- Afirmasi: Ajar anak menerima diri mereka (self love) apa adanya dan kenalkan anak pada konsep diri yang positif.
Begini cara menumbuhkan Self Love pada anak yang lebih besar dengan kondisi eksimnya:
- Self awareness: Dampingi anak mengenali dirinya sendiri.
- Self esteem: Ajar anak menerima segala hal yang ada pada dirinya. Salah satunya mengenai eksim pada tubuhnya.
- Self worth: Ajar anak menghargai dirinya sendiri.
- Self care: Ajar anak merawat dirinya sendiri.
“Terangkan bahwa ada cara untuk mengobati masalah eksimnya. Ajarkan ia untuk merawat dirinya sendiri juga. Anak yang lebih besar sudah mengerti hukum sebab-akibat, dengan begitu ia juga bisa memprediksi dampak apa yang akan diterima dari apa yang dilakukannya,” kata Hesty.
Sementara itu, pada anak yang lebih kecil mungkin sulit bagi Anda menjelaskan soal eksim kepadanya. Yang bisa Anda lakukan adalah meregulasi emosinya: tanya apa yang dirasakan dan seperti apa rasa tidak nyaman yang dialaminya.
Alih-alih mengatakan, “Nggak apa-apa, kok, (rasa gatalnya) itu…”, akan lebih baik jika Anda melakukan beberapa cara untuk mengalihkan rasa gatalnya, seperti “Yuk, biar gatalnya hilang, kita oleskan obat yuk.”
Jika setelah mengoleskan obat rasa gatalnya tak kunjung hilang, alihkan perhatiannya dengan berkata, “Ditiup-tiup yuk supaya obatnya cepat meresap dan gatalnya cepat hilang.”
Itulah penjelasan mengenai dampak dermatitis atopik pada anak. Mudah-mudahan artikel ini dapat membantu Anda menghadapi masalah dermatitis atopik pada anak.
![Ester Sondang](https://parentsquads.com/wp-content/litespeed/avatar/3b607320d0d7d437f4295b74d70bd88b.jpg?ver=1738135879)