Pernahkah Mama mengalami batuk rejan? Kita saja yang dewasa kepayahan mengatasinya, apalagi anak-anak? Kasihan pastinya. Agar si kecil tidak sampai mengalaminya, ini cara mencegah dan mengatasi batuk rejan pada anak.
Batuk normal terjadi pada tiap manusia. IDAI menjelaskan bahwa ini merupakan mekanisme pertahanan dalam saluran pernapasan agar tetap terjaga dari berbagai benda asing.
Pada dasarnya, saluran pernapasan memproduksi lendir yang berfungsi menangkap berbagai benda asing renik yang melayang di udara dan masuk ke dalam saluran pernapasan ujung. Benda asing renik tersebut didorong ke arah pangkal saluran napas oleh pembersihan mukosiliar. Setelah volumenya sudah cukup besar, reseptor akan merangsang dengan cara membangkitkan mekanisme batuk sehingga benda asing renik tersebut keluar.
Apa Itu Batuk Rejan?
Batuk bisa jadi sebuah penyakit bila terdapat infeksi atau alergi di saluran pernapasan. Dan bila intensitasnya hebat, batuk bisa sangat mengganggu. Salah satunya batuk rejan atau pertusiss.
Batuk rejan adalah jenis infeksi pada paru-paru dan saluran pernafasan yang sangat menular. Tanda dari penyakit ini adalah batuk yang diiringi suara tarikan nafas tinggi yang khas seperti bunyi “Whooop” –inilah alasan penyakit ini juga disebut whooping cough. Penderitanya juga akan mengalami batuk yang berkepanjangan (bersambung, terus-menerus), sampai-sampai harus mencuri napas di sela-sela batuk.
Bila tidak segera diobati, kata National Health Service, penyakit ini dapat menyebabkan kecacatan dan kematian, terutama pada anak berusia di bawah 2 tahun (mengalami apnea atau henti napas).
Pada bayi muda di bawah 2 bulan, bahkan pertusis dapat menyebabkan terhentinya napas (apne) yang dapat menyebabkan kematian.
Satu lagi, batuk rejan dapat menular hingga 3 minggu setelah batuk dimulai!
Tanda Batuk Rejan pada Anak
Jika anak mengalami batuk yang tak kunjung sembuh, segera periksakan apakah mungkin ia menderita batuk rejan. Namun sebelum itu, kenali tanda-tanda batuk rejan pada anak berikut ini, ya:
- Tanda pertamanya mirip dengan pilek
- Setelah sekitar satu minggu, anak akan mengalami serangan batuk yang cukup panjang (beberapa menit), di mana kondisinya semakin memburuk di malam hari.
- Batuk mengeluarkan suara seperti napas terengah-engah.
- Anak mengalami kesulitan bernapas selama batuk dan wajahnya berubah menjadi biru atau abu-abu (pada bayi muda).
- Batuk mengeluarkan lendir kental yang terkadang bisa menyebabkan muntah.
- Saat batuk wajahnya memerah
- Batuk berlangsung selama beberapa minggu atau bulan.
Seberapa Berbahayanya Batuk Rejan pada Anak?
Pada orang dewasa saja batuk rejan bisa sangat membuat kepayahan. Apalagi pada bayi atau anak-anak. Bayi yang usianya kurang dari 12 bulan dan menderita batuk rejan berpeluang besar mengalami masalah seperti dehidrasi, sulit bernapas, radang paru-paru, dan kejang.
Sementara itu, batuk rejan pada anak-anak dan orang dewasa, bisa menyebabkan masalah kesehatan lain, seperti tulang rusuk terasa sakit, turun berok, infeksi telinga tengah, juga inkontinensia urin.
Bila si kecil mengalami beberapa tanda serius di bawah ini, segera periksakan kondisinya ke dokter:
- Bibir, lidah, wajah atau kulit berubah menjadi biru atau abu-abu tak lama setelah batuk.
- Mengalami pernapasan dangkal atau sulit bernapas dengan benar .
- Mengalami nyeri dada yang semakin parah saat bernapas atau batuk –bisa jadi tanda pneumonia.
- Mengalami kejang.
Cara Mengobati dan Mencegah Batuk Rejan pada Anak
Pengobatan batuk rejan haruslah menyesuaikan usia dan berapa lama penderitanya mengalami infeksi.
Jika dalam waktu 2 minggu setelah batuk rejan didiagnosa dan batuk tidak kunjung sembuh, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Antibiotik sendiri tidak mengurangi gejalanya, tapi untuk membantu menghentikan penyebaran ke orang lain.
Dan pada bayi berusia di bawah 6 bulan disarankan melakukan perawatan di rumah sakit bila batuk rejan parah.
Mama bisa membantu meringankan gejala batuk rejan pada anak-anak yang lebih besar dengan cara ini:
- Istirahat cukup
- Minum banyak cairan
- Minum parasetamol atau ibuprofen bila si kecil merasa tidak nyaman
- Jangan berikan aspirin pada anak berusia di bawah 16 tahun
Oleh karena batuk rejan menular, maka sebaiknya anak jangan masuk sekolah dulu setidaknya hingga 48 jam setelah mulai mengonsumsi antibiotik atau 2 minggu setelah batuk dimulai jika anak belum mengonsumsi antibiotik.
Agar buah hati selalu terhindar dari batuk rejan, berikanlah vaksin pertusis.
Vaksin ini hadir dalam bentuk vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus) yang diberikan sebanyak 5 dosis sebelum anak berusia 7 tahun.
Dosis 1–3 diberikan saat anak berusia 2, 3, dan 4 bulan atau 2, 4, dan 6 bulan. Lalu dosis 4 diberikan saat anak berusia 18 bulan, dan dosis 5 diberikan saat anak berusia 5–7 tahun.
Nah, sudahkah si kecil mendapatkan vaksin ini?