Ada beberapa ibu menyusui yang produksi ASI-nya melimpah dan melebihi kebutuhan bayi. Daripada ASI terbuang, kondisi ini bisa Mama manfaatkan dengan mendonorkan ASIP Anda untuk bayi lain yang membutuhkannya. Bagaimana cara donor ASI dan apa saja hal yang harus diperhatikan sebelum melakukannya? Yuk, simak ulasannya di artikel berikut ini.
Manfaat Donor ASI
Menyumbangkan sebagian ASI perah Mama yang melimpah dapat membantu keluarga lain yang membutuhkan. Mungkin, ada beberapa ibu yang perlu memberikan tambahan ASI karena produksi ASI-nya tidak cukup untuk bayi mereka, ada juga bayi yang membutuhkan donor ASI karena suatu kondisi kesehatan yang dialami sang ibu, atau beberapa bayi yang kehilangan ibunya, hingga bayi adopsi.
WHO menegaskan, ASI merupakan makanan yang ideal bagi bayi, meskipun itu adalah dari donor ASI. ASI aman, bersih, dan mengandung antibodi yang membantu melindungi bayi dari berbagai penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. ASI menyediakan semua energi dan nutrisi yang dibutuhkan bayi selama bulan-bulan pertama kehidupannya.
Cara Donor ASI
Cara donor ASI tentu tidak sembarangan. Mama harus memenuhi sejumlah persyaratan tertentu dan melalui beberapa tahap dan proses. Berikut beberapa hal yang harus Mama ketahui sebelum mendonorkan ASI perah Anda.
Persyaratan Donor ASI
Dikutip dari laman resmi IDAI, Mama yang ingin mendonorkan ASI-nya, harus memenuhi beberapa persyaratan berikut:
- Memiliki bayi berusia kurang dari 6 bulan.
- Sehat dan tidak memiliki kontra indikasi menyusui, termasuk tidak memiliki masalah payudara seperti mastitis atau abses, dan infeksi lainnya yang menular.
- Produksi ASI sudah memenuhi kebutuhan bayinya sendiri dan memutuskan untuk mendonasikan ASI atas dasar karena produksi ASI yang berlebih.
- Tidak menerima transfusi darah atau transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terkahir.
- Tidak mengonsumsi suplemen atau obat herbal, obat-obatan, termasuk insulin, hormon tiroid, dan produk yang bisa memengaruhi bayi. Obat/suplemen herbal harus dinilai kompatibilitasnya terhadap ASI.
- Tidak ada riwayat penyakit menular, seperti hepatitis, HIV, atau HTLV2.
- Tidak memiliki pasangan seksual yang berisiko terinfeksi penyakit menular seperti HIV, HTLV2, hepatitis B/C, hemofilia, menggunakan obat ilegal, perokok, atau minum beralkohol.
- Anda juga mungkin akan dipertimbangkan jika baru saja mengunjungi atau bepergian ke negara-negara tertentu.
Tahap yang Harus Dilalui Pendonor ASI
- Isi formulir untuk menyumbang ASI. Berikan data sedetail mungkin tentang kondisi kesehatan Anda. Jika Anda memberikan informasi yang salah pada formulir permohonan, Anda dapat didiskualifikasi dari list pendonor.
- Mama harus menjalani skrining meliputi tes HIV, human T-lymphotropic virus (HTLV), sifilis, hepatitis B, hepatitis C, dan CMV (bila akan diberikan pada bayi prematur).
- Apabila ada keraguan terhadap status pendonor, tes dapat dilakukan setiap 3 bulan.
- Setelah melalui tahap-tahap di atas, ASI harus dipastikan bebas dari virus atau bakteri dengan cara pasteurisasi atau pemanasan.
Tips untuk Mama yang Akan Mendonorkan ASI
Jika Mama mantap untuk mendonorkan ASI perah Anda, berikut beberapa tips yang bisa Mama simak:
1. Cari Bank ASI yang Kredibel
Lakukan riset dan pilih bank ASI yang kredibel dan terpercaya dalam menerima sumbangan ASIP. Baca panduan mereka untuk memastikan bahwa Anda memenuhi syarat untuk menyumbangkan ASIP.
Bank ASI berfungsi sebagai penghubung antara pendonor ASI dan keluarga yang mencari ASI untuk bayi. Mereka biasanya yang akan melakukan proses kelayakan untuk pendonor dan menguji donasi ASI untuk memastikan bahwa ASI tersebut aman.
Namun, Mama juga bisa menyumbangkan ASI langsung kepada ibu-ibu lain di komunitas Anda yang dipercaya. Bicaralah dengan teman-teman atau dokter sebelum menyumbangkan ASI Anda untuk bayi mereka. Pastikan juga Mama memenuhi persyaratan untuk melakukan donor ASI, ya.
2. Ketahui Persiapan Donor ASI
Berikut ini adalah beberapa langkah yang perlu dilakukan saat mempersiapkan donor ASI.
- Sterilkan komponen pompa. Cuci komponen pompa dengan air sabun panas, pisahkan secara menyeluruh. Sterilkan komponen sekali sehari dan simpan di tempat yang tidak terkontaminasi.
- Cuci tangan. Jangan sentuh komponen pompa yang bersih sebelum Anda mencuci tangan. Setelah mencuci tangan, jangan sentuh apa pun untuk menghindari kontaminasi silang.
- Pindahkan ASI. Jika Anda memompa ASI ke dalam botol, pindahkan dengan hati-hati ke dalam kantong untuk dibekukan. Berhati-hatilah agar ASI tidak menyentuh tangan Anda ya, Mam.
- Beri label dan simpan. Pastikan mencantumkan tanggal dan waktu sesi pemompaan pada setiap kantong. Dengan begitu, Mama bisa menghitung berapa banyak ASI yang telah disimpan untuk disumbangkan. Pastikan freezer Anda diatur ke pengaturan terdingin untuk memastikan ASI Anda aman.
- Mintalah bantuan. Jika Mama harus mengonsumsi obat yang tidak disetujui oleh persyaratan bank ASI, atau jika Anda sedang sakit, tandai kantong ASIP hasil sesi pemompaan Anda saat sedang sakit atau minum obat. Tanyakan kepada bank ASI apakah susu tersebut tetap memenuhi syarat untuk disumbangkan atau apakah Anda harus menyimpannya untuk anak Anda sendiri.
Itulah beberapa tahap dan cara donor ASI. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Mama yang ingin mendonorkan ASIP-nya, ya. Semangat menyusui, Mam!
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.