Momen bareng keluarga memang nggak pernah gagal bikin hangat hati ya, MamPap – dan itu yang terjadi di Festival Keluarga Kita 2025! Digelar di Tebet Ecopark, Jakarta Selatan, Festival ini sukses menghadirkan momen bahagia dan gelak tawa si kecil, obrolan ringan orangtua, dan segudang kegiatan seru lainnya.
Namun, salah satu sesi yang paling mencuri perhatian hari itu adalah Dongeng & Kriya: Ayo Dongeng Indonesia & Parentsquads “Perjalanan Pulang”. Apa sih yang bikin acara ini seru?
Dongeng “Perjalanan Pulang” Bareng Ayo Dongeng Indonesia
Dongeng berjudul Perjalanan Pulang ini dibawakan oleh Kak Lina dan Kak Laura dari Ayo Dongeng Indonesia. Dengan gaya bertutur yang hangat dan penuh ekspresi, dongeng ini mengisahkan perjalanan seekor hewan kecil mencari jalan pulang sambil belajar arti rumah dan keluarga. Anak-anak tampak antusias, duduk menyimak dengan rasa ingin tahu. Tak sedikit mereka ikut tertawa saat Kak Lina dan Kak Laura menunjukkan ekspresi yang lucu.
Yang bikin suasana semakin manis, para orangtua juga menikmati momen mendongeng ini sambil tersenyum. Beberapa juga ikut tertawa dan ikut merasakan kegembiraan si kecil. Sesi dongeng ini bukan hanya menghadirkan hiburan, tetapi juga ruang refleksi—baik bagi anak maupun orangtua tentang makna pulang.
Setelah mendongeng, Kak Lina dan Kak Laura juga mengajak si kecil bernyanyi sambil main tebak-tebakan. Di sini, anak-anak berlomba-lomba tunjuk tangan untuk menjawab tebak-tebakan dari Kak Lina dan Kak Laura.
Melihat betapa antusiasnya si kecil mendengarkan dongeng, MamPap bisa melakukan aktivitas ini juga di rumah. Karena selain bisa menciptakan bonding antara orangtua dan anak, membacakan dongeng juga bisa menstimulasi imajinasi si kecil, lho.
Melukis Gypsum, Menumbuhkan Imajinasi dan Motorik Anak
Setelah sesi mendongeng selesai, anak-anak langsung diajak “bebikinan” kriya bareng Kak Adisty dan Kak Pipit dari Parentsquads. Suasananya semakin rame dan seru karena si kecil terlihat nggak sabar menunggu Kak Adisty dan Kak Pipit membagikan bingkisan berisi gypsum berbentuk hewan-hewan lucu, beserta alat lukisnya. Yes, di sesi ini si kecil diajak melukis gypsum.
Ada yang serius banget milih warna, ada yang fokus melukis supaya terlihat rapi, ada juga yang sambil cerita imajinasi tentang hewan lukisannya. Dengan kuas kecil di tangan, anak-anak bebas mengekspresikan kreativitas mereka, juga mencampur warna dan membentuk cerita lewat lukisan. Beberapa orangtua juga ikutan duduk bareng membantu mewarnai sekaligus bonding bersama si kecil.
Menariknya, sesi ini ditutup dengan kejutan manis. Anak-anak diajak naik ke atas panggung untuk bercerita tentang pengalaman mereka selama sesi berlangsung. Beberapa dengan percaya diri menceritakan dongeng versi mereka.
Seperti Khalid, anak berusia 5 tahun itu dengan berani menceritakan sebuah dongeng karangannya sendiri yang terinspirasi dari melukis gypsum berbentuk hewan. Lucunya, dongeng itu hanyalah mimpi. Jelas saja anak-anak dan para orangtua yang menonton langsung tertawa dan terheran-heran.
Setelah itu, beberapa anak juga naik ke atas panggung untuk bercerita betapa serunya sesi dongeng dan bebikinan melukis gypsum. Dari keberanian si kecil untuk mendongeng dan bercerita di atas panggung, menunjukkan kalau imajinasi si kecil berkembang saat melakukan aktivitas ini.
Merayakan Keluarga Lewat Aktivitas Penuh Makna di Festival Keluarga Kita 2025
Ajang bukan hanya tentang hiburan, tapi juga ruang tumbuh bersama dalam keluarga. Sesi Dongeng & Kriya ini menjadi salah satu contoh bagaimana pendekatan kreatif bisa membangun koneksi yang lebih dalam dengan si kecil.
Dengan interaksi yang menyentuh, anak-anak bisa menyelami kisah yang membangun imajinasi dan makna, lalu mengekspresikannya lewat kegiatan melukis gypsum. Momen ini menjadi lebih dari sekadar aktivitas seni, tapi juga berubah menjadi ruang refleksi, komunikasi, dan ekspresi.
Namun, kekuatan Festival Keluarga Kita tak berhenti di sana. Sejak pagi, suasana sudah terasa hangat lewat sesi Yoga Bareng di area terbuka. Orangtua dan anak duduk berdampingan, melakukan gerakan-gerakan sederhana yang menyegarkan tubuh sekaligus menenangkan pikiran.
Tak lama setelah itu, ada sesi Kongkow Bapak yang menjadi ruang berbagi cerita dan pengalaman antar para ayah. Momen ini menandakan bahwa pengasuhan adalah urusan bersama, bukan hanya beban seorang ibu.
Untuk keluarga yang datang bersama bayi atau balita, tersedia Zona Batita dan Zona Istirahat yang ramah anak dan mendukung kebutuhan pengasuhan. Sementara anak-anak lebih besar bisa berpetualang di berbagai sudut taman melalui aktivitas Jejak Petualang, semacam permainan eksploratif yang menggabungkan tantangan fisik dan stimulasi logika.
Di penghujung acara, para peserta berkumpul dalam sesi Refleksi & Penutupan. Momen sederhana namun bermakna untuk merenungi hari yang telah dijalani bersama. Di tengah segala keriuhan, inilah ruang untuk kembali terhubung dengan esensi: keluarga bukan sekadar ada, tapi juga saling hadir.
Festival ini menjadi bukti bahwa ketika keluarga diberi ruang yang aman, inklusif, dan menyenangkan, akan tumbuh banyak hal: kelekatan, kepercayaan, dan cerita-cerita baru yang akan dibawa pulang.
