Penyakit tidak menular (PTM), yang juga dikenal sebagai penyakit kronis dan kardiovaskular saat ini jumlahnya makin meningkat. Penyakit yang meningkatkan risiko angka kematian ini ternyata juga bisa dipengaruhi oleh faktor gaya hidup lho, Mam.
Karena tak pandang usia, lantas bagaimana cara MamPap untuk menghindari risiko mengalami penyakit ini? Simak ulasannya di artikel ini ya, MamPap!
Apa Itu Penyakit Tidak Menular?
Menurut WHO, penyakit tidak menular (PTM) biasanya cenderung berlangsung lama dan merupakan hasil dari kombinasi faktor genetik, fisiologis, lingkungan, dan perilaku gaya hidup. Jenis utama PTM adalah penyakit kardiovaskular (seperti serangan jantung dan stroke), kanker, penyakit pernapasan kronis (seperti penyakit paru obstruktif kronis dan asma), dan diabetes.
Prevalensi dan Risiko Penyakit Tidak Menular, Jadi Penyebab Kematian Dini
PTM adalah penyebab terbesar dari angka kematian secara global, regional (Asia Tenggara), maupun nasional. Data dari WHO tahun 2024, hampir tiga perempat kematian akibat PTM secara global terjadi, yaitu sekitar 32 juta kasus.
Pada tahun 2021, 18 juta orang meninggal karena PTM sebelum usia 70 tahun. 82% dari kematian dini ini terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah. Sedangkan dari semua kematian akibat PTM, 73% terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Health & Nutrition Science Accosiate Nutrifood, Rendy Dijaya Muliadi dalam sesi media briefing Nutriclass Academy di Bobocabin Bogor menjelaskan, 72% angka kematian di Indonesia sendiri disebabkan oleh PTM, seperti stroke, kardiovaskular, diabetes, hingga hipertensi.
Kardiovaskular dan Diabetes Penyebab Kematian Terbanyak
Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab kematian PTM terbanyak, atau setidaknya 19 juta kematian pada tahun 2021, diikuti oleh kanker (10 juta), penyakit pernapasan kronis (4 juta), dan diabetes (lebih dari 2 juta termasuk kematian akibat penyakit ginjal yang disebabkan oleh diabetes).
Keempat kelompok penyakit ini merupakan penyebab 80% dari semua kematian dini akibat PTM.
Rendy juga menambahkan, angka kasus diabetes cukup meningkat di Indonesia dalam kurun waktu 5 tahun. “Bisa dikatakan, 1 dari 10 orang di Indonesia mengalami diabetes. Dan 3 dari 4 orang yang memiliki diabetes, tidak menyadari atau tidak mengetahui bahwa mereka mengalami diabetes. Belum lagi, status BMI orang Indonesia yang memengaruhi risiko PTM ini. Overweight dan obesitas, ini cukup meningkat kasusnya dalam 5 tahun terakhir,” ungkap Rendy.
Siapa Saja yang Berisiko?
Semua kelompok usia, wilayah, dan negara manapun bisa terkena PTM. Kondisi ini sering dikaitkan dengan kelompok usia yang lebih tua, tetapi sekitar 18 juta kematian akibat PTM terjadi sebelum usia 70 tahun, menurut WHO.
PTM menyebabkan lebih banyak kematian pada kelompok usia dini daripada semua penyebab kematian lainnya jika digabungkan. Dari kematian dini ini, 82% diperkirakan terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Gaya Hidup Bisa Jadi Penyebab Risiko Penyakit Tidak Menular
Anak-anak, orang dewasa, dan orang tua semuanya rentan terhadap faktor risiko yang berkontribusi terhadap PTM, baik dari pola makan yang tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, paparan asap tembakau, atau penggunaan alkohol serta paparan polusi udara yang berbahaya.
Pola makan yang tidak sehat dan kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, peningkatan glukosa darah, peningkatan lipid darah, dan obesitas. Ini disebut faktor risiko metabolik dan dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular, salah satu jenis PTM paling umum yang berkontribusi dalam angka kematian dini.
Kebiasaan buruk atau gaya hidup yang buruk seperti merokok (termasuk efek paparan asap rokok); pola makan tidak sehat seperti garam, gula, dan lemak berlebih; penggunaan alkohol yang berbahaya; dan kurangnya aktivitas fisik memang sangat berkontribusi dalam angka kejadian PTM. Sayangnya Rendy juga mengungkapkan data bahwa kebiasaan makan orang-orang di Indonesia masih jauh dari kategori menyehatkan.
“1 dari 3 orang Indonesia masih mengonsumsi makanan tinggi gula, garam, dan lemak lebih dari porsi yang mereka butuhkan dalam sehari. Selain itu, hampir 1 dari 2 orang Indonesia masih suka mengonsumsi minuman manis, sirup, dan permen lebih dari 1 kali dalam sehari. Ditambah, 96,7% masyarakat di Indonesia berusia lebih dari 5 tahun tidak cukup mengonsumsi buah dan sayur dalam sehari. Belum lagi, 1 dari 3 orang Indonesia di atas usia 10 tahun cenderung malas bergerak atau minim aktivitas fisik. Gaya hidup yang seperti ini yang membuat risiko terjadinya PTM meningkat secara tidak langsung,” jelas Rendy.
Pentingnya Upaya Pencegahan dan Pengendalian
Salah satu cara penting untuk mengendalikan PTM adalah dengan berfokus pada pengurangan faktor risiko yang terkait dengan penyakit ini. Mengetahui faktor risikonya sebagian besar adalah kebiasaan makan dan gaya hidup, jadi masing-masing individu juga memiliki tanggung jawab dan kesadaran diri untuk memperbaiki pola hidup yang lebih baik dan mulai menjalani kebiasaan sehat.
Di antaranya adalah:
- Makan makanan bergizi seimbang. Konsumsi variasi makanan.
- Kurangi serta hindari paparan asap rokok dan polusi.
- Kurangi dan hindari konsumsi alkohol.
- Batasi konsumsi gula, garam, dan lemak dalam seluruh asupan makanan Anda per hari. Takaran yang disarankan Kemkes per harinya, yaitu gula 54 gram per hari (4 sendok makan), garam 2000 mg natrium per hari (1 sendok teh), dan lemak/minyak 72 gram per hari (5 sendok makan).
- Tingkatkan aktivitas fisik yang cukup dengan rutin berolahraga
- Kelola stres dengan baik
- Istirahat yang cukup
Selain kesadaran individu, pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya juga harus punya solusi untuk mengurangi faktor risiko umum PTM. Untuk mengurangi dampak PTM pada individu dan masyarakat, diperlukan pendekatan komprehensif yang mengharuskan semua sektor berkolaborasi guna mengurangi risiko yang terkait dengan PTM, untuk mempromosikan pencegahan dan mengendalikan PTM.
Sebagai perusahaan produk makanan yang mendukung pola hidup sehat masyarakat, Nutrifood mendukung program yang direkomendasikan pemerintah Kementerian Kesehatan untuk membatasi asupan gula, garam, lemak dalam kampanye #BatasiGGL. Kampanye yang terus berkelanjutan sejak tahun 2013 ini merupakan bentuk komitmen, konsistensi dan kepedulian Nutrifood dalam mengajak masyarakat melakukan pola hidup sehat sebagai langkah preventif untuk terhindar dari penyakit tidak menular.
Masyarakat disarankan untuk mulai membatasi asupan gula, garam, serta lemak dengan memerhatikan takaran yang direkomendasikan per harinya. Selain itu, berikut beberapa hal yang harus MamPap perhatikan dalam membatasi asupan gula, garam, dan lemak:
- Kurangi konsumsi makanan dan minuman dengan kadar gula dan garam tinggi. Biasakan membaca label kemasan sebelum membeli minuman atau makanan di supermarket ya MamPap, untuk mengetahui informasi komposisi yang terdapat dalam makanan atau minuman yang akan dibeli.
- Biasakan mengonsumsi buah dan sayur sebagai camilan.
- Hindari menambah garam atau kecap pada makanan yang telah tersaji.
- Kurangi konsumsi makanan yang mengandung lemak atau digoreng.
- Masak makanan dengan cara direbus atau dipanggang.
Itulah beberapa bahaya dan risiko penyakit tidak menular yang bisa mengintai siapa saja. Bagaimana pun, kesadaran diri sendiri untuk memulai hidup lebih sehat adalah kunci untuk mengendalikan dan mengurangi risiko terjadinya PTM pada Anda sendiri ataupun keluarga Anda. Jaga kesehatan ya, MamPap.

Content Writer Parentsquads