Mama mungkin pernah mendengar tentang Human papillomavirus atau yang juga disebut HPV. Virus ini biasanya disebarkan melalui aktivitas seksual, dan sering menyebabkan penyakit kelamin hingga kanker. Vaksin HPV dapat melindungi serangan virus HPV yang bisa saja bertahan lama dan bersarang di dalam tubuh. Karena itulah, pemerintah di Indonesia pun mulai merekomendasikan anak perempuan sejak usia 9-14 tahun, untuk mendapatkan vaksin ini.
Simak ulasan artikel berikut yuk Mam, untuk mengetahui beberapa hal penting tentang vaksin HPV.
Apa itu Vaksin HPV?
Vaksin HPV adalah serangkaian vaksin yang dapat melindungi Mama dari infeksi HPV (human papillomavirus), yaitu infeksi menular seksual (IMS) umum yang menyebar melalui kontak kulit ke kulit.
Dikutip dari laman Mayo Clinic, ada sekitar 40 jenis (strain) HPV yang dapat menyebar melalui hubungan seks. Jenis ini sangat umum sehingga 80% orang yang aktif secara seksual akan mengalami infeksi HPV di beberapa titik.
Seringkali, sistem kekebalan tubuh yang sehat dapat melawan virus tersebut. Namun, beberapa infeksi HPV tidak hilang begitu saja. Beberapa berkembang menjadi kanker.
Itulah mengapa sangat penting untuk mendapatkan vaksin ini untuk mencegah infeksi jika Mama pernah terpapar.
Selain kanker serviks, vaksin HPV juga melindungi terhadap kanker mulut, tenggorokan, kepala, dan leher yang juga disebabkan oleh HPV.
Siapa Saja yang Harus Diberikan Vaksin HPV?
Kementerian Kesehatan RI telah mengumumkan untuk memperluas cakupan vaksinasi Human Papillomavirus (HPV) kepada anak-anak secara gratis dalam upaya melindungi warga negara dari kanker serviks, yang merupakan penyebab kematian kedua di Indonesia, merujuk laman resmi Sekertaris Kabinet RI.
Berikut beberapa orang yang bisa menerima vaksin HPV:
- Anak-anak sejak usia 9 tahun ke atas. Dikutip dari laman Mayo Clinic, vaksin HPV dapat diberikan pada anak sejak berusia 9 tahun ke atas. Vaksin ini juga dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lainnya. Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menyarankan vaksinasi HPV rutin pada anak usia 11 atau 12 tahun. Tujuannya adalah untuk memvaksinasi anak-anak sebelum mereka aktif secara seksual dan berisiko terpapar.
- Orang dewasa hingga usia 26 tahun. Vaksin ini juga direkomendasikan untuk orang dewasa hingga usia 26 tahun. Penelitian telah menunjukkan bahwa menerima vaksin di usia muda tidak terkait dengan dimulainya aktivitas seksual lebih awal.
- Beberapa orang dewasa hingga usia 45 tahun. Pada tahun 2018, Badan Pengawas Obat Federal (FDA) memperluas rentang usia dari 26 menjadi 45 tahun. Rekomendasi tersebut didasarkan pada penelitian yang menunjukkan bahwa vaksin tersebut juga mencegah infeksi HPV di kalangan orang dewasa dalam rentang usia ini.
Jika sudah terpapar, vaksin tidak akan memberikan banyak manfaat dan tidak efektif lagi karena tujuan vaksin adalah untuk mencegah infeksi baru.
Kapan Jadwal Vaksin HPV Bisa Diberikan?
Mama akan mendapatkan vaksin dalam bentuk serangkaian suntikan. Jumlah suntikan tergantung pada usia Anda saat dosis pertama.
Anak remaja yang berusia di bawah 15 tahun dapat divaksinasi dengan dua dosis, dengan jarak 6 hingga 12 bulan. Sedangkan remaja yang memulai rangkaian vaksin pada usia 15 hingga 26 tahun, harus mendapatkan tiga dosis vaksin. Suntikan ini diberikan selama enam bulan.
CDC menyarankan vaksinasi HPV susulan untuk semua orang hingga usia 26 tahun yang belum divaksinasi lengkap.
Siapa Saja yang Tidak Boleh Mendapatkan Vaksin HPV?
Anda sebaiknya tidak mendapatkan vaksin HPV jika Anda:
- Sedang hamil. Tidak banyak penelitian tentang keamanan vaksin ini selama kehamilan, jadi sebaiknya Mama disarankan melakukan vaksinasi setelah melahirkan. Namun, jika Mama baru mengetahui kehamilan setelah mendapatkan vaksin, jangan khawatir. Vaksin HPV tidak terkait dengan komplikasi kehamilan.
- Orang yang mengalami reaksi alergi terhadap dosis sebelumnya. Beri tahu penyedia layanan kesehatan Anda jika mengalami reaksi alergi atau kondisi tertentu terhadap suntikan HPV sebelumnya atau terhadap bahan-bahan di dalamnya. Beri tahu mereka tentang alergi parah yang Anda miliki, termasuk alergi ragi atau lateks, yang dapat meningkatkan risiko reaksi alergi.
- Mengalami penyakit sedang hingga berat. Mama harus menunggu hingga Anda sehat. Tanyakan kepada petugas kesehatan kapan waktu yang aman untuk mendapatkan vaksin.
Risiko Kesehatan dan Efek Samping Vaksin HPV
Vaksin HPV telah terbukti aman dalam banyak penelitian. Secara keseluruhan, efeknya cenderung ringan. Efek samping vaksin ini yang paling umum meliputi nyeri, pembengkakan, atau kemerahan di tempat suntikan.
Kadang-kadang pusing atau pingsan juga bisa terjadi setelah suntikan. Namun, hal ini sangat jarang. Duduk selama 15 menit setelah disuntik dapat menurunkan risiko pingsan. Beberapa efek samping yang paling umum meliputi:
- Nyeri, bengkak, atau kemerahan di tempat suntikan.
- Sakit kepala atau merasa lelah.
- Nyeri otot atau sendi.
- Pusing.
- Demam.
- Mual.
- Reaksi alergi parah (jarang).
Namun, vaksin ini belum ditemukan efek samping jangka panjang.
Jika Telah Vaksin HPV, Apakah Masih Perlu Pap Smear?
Ya. Vaksin ini tidak menggantikan tes Pap Smear. Skrining kanker serviks dengan tes Pap Smear rutin yang dimulai pada usia 21 tahun merupakan bagian penting dari perawatan kesehatan preventif pada perempuan.
Segera dapatkan perawatan medis jika Anda melihat gejala kanker serviks. Beberapa gejalanya adalah pendarahan vagina setelah berhubungan seks, nyeri panggul atau nyeri saat berhubungan seks.
Vaksin ini adalah salah satu senjata paling ampuh melawan kanker serviks dan kanker terkait HPV lainnya. Konsultasikan dengan dokter tentang vaksinasi HPV untuk anak dan Anda sendiri ya Mam, jika Mama belum pernah divaksinasi. Semoga sehat selalu.