Dalam beberapa minggu terakhir, viral di media sosial tentang lonjakan kasus human metapneumovirus (HMPV) di Tiongkok, yang mirip dengan flu. Kasus yang juga dikabarkan banyak menyerang anak-anak ini memunculkan kekhawatiran seperti kasus Covid-19 yang terjadi 5 tahun lalu. Lantas, benarkah virus HMPV sudah ada di Indonesia? Apa gejala terkena virus HMPV pada anak?
Benarkah Virus HMPV Sudah Ada di Indonesia?
Menteri Kesehatan Budi Gunardi Sadikin menjelaskan, virus HMPV sebenarnya merupakan virus lama yang sudah ditemukan semenjak 2001. Ia menambahkan, virus HMPV bahkan sudah beredar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia sejak tahun 2001. Virus ini pun tidak mematikan, karena ini mirip flu biasa.
“Apakah HMPV ini ada di Indonesia? HMPV ini sudah ada di Indonesia sudah lama. Kalau dicek, apakah sekarang ada? Ada. Mungkin teman-teman juga yang ada di depan saya ini kalau dicek, ada juga yang kena kalau batuk-batuk,” tegas Budi Gunardi, dalam sesi konferensi pers media, Youtube Liputan6.
Banyak Menyerang Anak-anak
Selain itu, Budi juga menyebutkan bahwa virus HMPV pun sudah menyerang anak-anak. “Saya sendiri juga melihat beberapa data, karena iseng juga melihat datanya. Coba tarik beberapa lab ada nggak data anak-anak yang pilek yang kena HMPV, ada. Ada yang kena (virus HMPV),” jelasnya.
Benarkah Lonjakan Kasus HMPV di Tiongkok Hoaks?
Tentang viral lonjakan kasus HMPV di Tiongkok, Budi juga menepis pemberitaan tersebut. Menurutnya, hal ini tidak sepenuhnya benar.
“Nomor dua, apakah HMPV naik tinggi di China tahun 2024? Tidak benar juga. Sudah dibantah sama Pemerintah China, sudah dibantah juga oleh WHO (Organisasi Kesehatan Dunia). Jadi itu hoaks berita itu, ya, teman-teman,” kata Budi.
Dia menambahkan, virus yang merebak di China bukan HMPV, melainkan H1N1 atau virus influenza biasa. “Bahwa setiap musim dingin itu terjadi kenaikan (H1N1) di negara-negara empat musim itu, iya. Di China pun demikian,” lanjutnya.
Masyarakat Tidak Perlu Panik
Menkes Budi mengingatkan semua masyarakat untuk tidak perlu panik menanggapi masifnya berita ini. Menurutnya, semua orang dapat terkena flu. Namun jika sistem imun baik, virus tersebut dapat ditangani oleh sistem imun di tubuh kita.
Masyarakat juga diimbau untuk melakukan sejumlah tindakan preventif, termasuk istirahat yang cukup, makan makanan bergizi, dan olahraga yang cukup. “Kalau sudah mulai batuk pilek, istirahat,” tutupnya.
Apa Itu Human Metapneumovirus?
Virus yang ditemukan pada tahun 2001 ini termasuk dalam famili Pneumoviridae bersama dengan respiratory syncytial virus (RSV). Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Human metapneumovirus (HMPV) adalah virus yang biasanya menyebabkan gejala yang mirip dengan flu biasa. Virus ini sering menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, pengidap mungkin akan mengalami batuk atau mengi, hidung meler atau sakit tenggorokan.
Namun pada kasus yang jarang, terkadang virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan bawah seperti pneumonia, kambuhnya asma atau memperburuk penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).
Infeksi HMPV lebih umum terjadi pada musim dingin dan awal musim semi. Sebagian besar kasusnya ringan, tetapi pada anak-anak yang lebih kecil, orang dewasa di atas 65 tahun dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah berisiko lebih tinggi untuk mengalami gejala serius.
Umumnya, seorang anak bisa tertular HMPV sebelum mereka berusia 5 tahun. Setelah itu, ia dapat tertular HMPV lagi, tetapi gejalanya biasanya ringan setelah mengalami infeksi pertama.
Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 10% hingga 12% penyakit pernapasan pada anak-anak disebabkan oleh HMPV. Sebagian besar kasusnya ringan, tetapi sekitar 5% hingga 16% anak-anak yang mengalami HMPV akan mengalami infeksi saluran pernapasan bawah seperti pneumonia.
Gejala Terkena Virus HMPV pada Anak
Gejala HMPV meliputi demam, batuk, hidung meler atau tersumbat, mengi, sesak napas, sakit tenggorokan, dan ruam. Gejala human metapneumovirus seringkali mirip dengan flu biasa.
Faktor Risiko Penularan HMPV
HMPV menyebar melalui kontak langsung dengan penderita atau dari paparan benda yang terkontaminasi virus. Misalnya batuk dan bersin, kontak fisik dengan penderita, menyentuh permukaan atau benda seperti telepon, gagang pintu, atau mainan.
Siapa pun dapat terinfeksi virus ini, tetapi seseorang bisa berisiko lebih tinggi mengalami penyakit ini jika:
- Anak berusia di bawah 5 tahun terutama bayi prematur, atau lansia di atas 65 tahun.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Menderita asma atau PPOK.
Pengobatan
Tidak ada obat antivirus yang dapat mengobati human metapneumovirus. Biasanya, perawatan bisa dilakukan di rumah hingga merasa lebih baik. Namun jika MamPap atau si kecil merasakan gejala yang lebih parah, mungkin akan ditangani dengan beberapa cara berikut:
- Terapi oksigen. Jika MamPap atau si kecil mengalami sesak napas, hubungi petugas kesehatan untuk memberikan terapi oksigen atau nebulizer.
- Cairan infus. Cairan yang disalurkan langsung ke vena untuk membuat pasien tetap terhidrasi.
- Kortikosteroid. Steroid dapat mengurangi peradangan dan dapat meredakan sebagian gejala.
Apakah Antibiotik Diperlukan untuk Human Metapneumovirus?
Tidak. Antibiotik hanya mengobati bakteri. Karena HMPV adalah virus, antibiotik bukan langkah untuk mengobati virusnya.
Pencegahan
Kurangi risiko penularan HMPV dan penyakit menular lainnya dengan cara berikut ya, MamPap:
- Rajin mencuci tangan dengan sabun dan air atau gunakan pembersih tangan berbahan dasar alkohol saat tidak terdapat air dan sabun.
- Tutup hidung dan mulut dengan siku saat bersin atau batuk.
- Hindari berada di sekitar orang lain saat anak atau mereka sakit flu atau penyakit menular lainnya.
- Gunakan masker jika MamPap atau si kecil sakit saat berada di tempat ramai.
- Hindari menyentuh wajah, mata, hidung, dan mulut.
- Jangan berbagi makanan atau peralatan makan (garpu, sendok, cangkir) dengan orang lain.
Virus HMPV pada anak adalah virus umum mirip flu biasa yang sudah lama beredar, termasuk di Indonesia. Umumnya, kondisi ini akan membaik dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jadi, tak perlu panik ya, MamPap. Jaga imun tubuh dan tindakan pencegahan lainnya untuk menghindari penyebaran virus apa pun. Segera hubungi dokter jika merasakan gejala yang parah. Semoga informasi ini membantu ya.