Anak sering mengamuk karena keinginannya tidak terpenuhi? Ketika anak tantrum disertai teriakan dan tangisan histeris yang terjadi di tempat umum, tentu bisa bikin emosi Anda ikut meledak. Coba tahan emosi dulu, Ma. Inilah cara mengatasi anak tantrum yang bisa Anda praktikkan di rumah atau di tempat umum.
Tantrum adalah hal yang wajar terjadi karena anak masih memiliki keterbatasan kosa kata untuk menyampaikan sesuatu. Anak juga belum punya kemampuan untuk mengendalikan diri karena bagian otak kanan yang lebih dominan bekerja di usia dini. Area otak kanan sangat mempengaruhi situasi emosional anak, sedangkan area otak kiri mempengaruhi cara logika dan analisis kita dalam membuat keputusan. Dengan mengenali penyebab anak tantrum, Anda bisa merespon kebutuhan anak dengan tepat.
Cari tahu jawabannya di bawah ini dan ketahui juga cara mengatasi anak tantrum:
Mengapa Tantrum Bisa Terjadi?
Tantrum adalah ekspresi frustasi anak saat keinginannya tidak terpenuhi. Mungkin si kecil mengalami kesulitan untuk mencari tahu atau menyelesaikan sesuatu. Atau, ketika ia tidak bisa mengungkapkan yang ia rasakan lewat kata-kata, ia akan merasa frustasi dan jengkel sehingga emosinya meledak dan terjadilah tantrum. Kondisi ini biasanya terjadi ketika anak lelah, lapar atau merasa sakit.
Apakah anak bisa sengaja tantrum? Secara umum, tantrum merupakan cara anak mengekspresikan emosi frustasi, jengkel, dan tidak nyaman lainnya.
Tantrum punya dua tipe yang berbeda dilihat dari bagian otak bekerja. Otak bagian atas terdiri dari prefrontal cortex, adalah bagian yang berkaitan dengan logika, analisis, imajinasi, pengambilan keputusan, dan bahasa. Sedangkan otak bagian bawah terdiri dari batang otak, amygdala, dan sistem limbik. Bagian ini berhubungan dengan keberfungsian diri otomatis (seperti minum dan bernafas), merasakan emosi, dan reaksi anak saat merasakan sensori tubuh.
Kenali 2 tipenya berikut ini:
1. Tantrum Manipulatif
Kondisi tantrum bisa direncanakan si kecil. Tantrum ini disebut sebagai Tantrum Manipulatif (upstairs). Hal ini terjadi karena anak belajar mengamati pola perilaku yang sebelumnya berhasil dilakukan di tempat umum. Misalnya, ketika sebelumnya anak pernah merengek dan orangtua akhirnya iba dan memberi apa yang anak mau, maka anak pun belajar mengenali emosi dan sikap yang dapat membuat orangtua iba dan bersimpati dengannya. Pada kondisi ini, anak secara sengaja mengontrol dan memilih bersikap tantrum demi mendapatkan apa yang dia inginkan.
2. Tantrum Meltdowns
Tantrum tipe selanjutnya adalah Tantrum Meltdowns (downstairs). Tantrum ini biasa anak lakukan ketika suasana hati sedang tidak baik atau merasa tidak nyaman di situasi tertentu. Misalnya, saat lapar, kepanasan, atau berada di ruangan yang terlalu bising. Untuk itu, orangtua perlu membangun koneksi dengan anak terlebih dulu sebelum mengoreksi perilakunya.
Sedangkan pada anak usia di atas 5 tahun, tantrum merupakan sebuah kondisi yang bisa dipelajari. Jika membiarkan anak keluar dari masalah dengan mengamuk, ada kemungkinan dari caranya mengekspresikan emosi yang akan berlanjut hingga ia dewasa.
Apakah tantrum dapat dicegah? Tidak ada cara mudah mencegah tantrum, tapi banyak hal yang dapat Anda lakukan untuk menciptakan perilaku baik pada si kecil dalam meluapkan emosi.
Cara Mengatasi Anak Tantrum
Rasa kesal saat melihat anak mengamuk karena tantrum, hal ini wajar, Ma. Biasanya cara terbaik mengatasi anak tantrum adalah tetap bersikap tenang dan tidak terpancing emosi. Bila Anda merespon dengan emosi, misalnya dengan ikut berteriak, ini justru akan memperburuk keadaan. Efek jangka panjangnya, si kecil bisa meniru cara Anda dalam mengekspresikan emosi.
Cara terbaik menanganinya ketika si kecil tantrum adalah dengan memberi rasa aman dan nyaman secara fisik, seperti memeluk, mengusap, atau menepuk punggung anak. Lalu, validasi emosinya dengan kata-kata sesuai usia perkembangan anak. Misalnya, “Adik sedih ya karena belum dapet giliran main? Mau main ayunan dulu ga? Mama temani.”
Selain itu, Anda juga bisa mengubah fokus anak dengan menceritakan kejadian mirip yang pernah terjadi dan berhasil mereka atasi. Setelah emosi intens anak mereda, Anda bisa menawarkan pilihan alternatif seperti memberikan buku favoritnya, mengajaknya ke arena lain atau menghiburnya dengan memperlihatkan ekspresi lucu.
Cara Mencegah Anak Tantrum
Bila anak sudah tenang, buatlah aturan yang bisa disepakati bersama. Ini bisa jadi salah satu cara untuk mencegah anak tantrum di kemudian hari. Simak juga tips lainnya mencegah anak mengamuk, terutama di tempat publik:
1. Konsisten
Terapkan rutinitas harian sehingga anak tahu apa yang diharapkan. Pastikan jadwal istirahat dan tidur anak tercukupi. Bila si kecil lelah, ia pun akan lebih mudah resah, marah, dan mudah tantrum.
2. Rencanakan kegiatan
Saat akan mengajak si kecil beraktivitas, terutama ke luar rumah, pastikan perut sudah terisi dan si kecil merasa kenyang. Bila ada kegiatan menunggu, bawa camilan dan mainan favoritnya agar ia tidak bosan saat menunggu.
3. Biarkan anak membuat pilihan
Hindari sering berkata ‘tidak’ pada anak. Untuk mengajarkan anak mengendalikan diri dan emosi, biar ia membuat pilihan. Misalnya tanyakan padanya, “Mau pakai baju merah atau baju biru?”, “Ingin makan stroberi atau pisang?” atau “Ingin membaca buku atau main balok?”
4. Beri pujian saat berperilaku baik
Beri perhatian ekstra saat anak berperilaku baik. Berikan pelukan atau pujian bahwa Anda merasa bangga terhadapnya.
5. Hindari situasi yang memicu tantrum
Bila anak sering mengamuk di toko mainan, sebaiknya hindari tempat tersebut, kecuali memang jika Anda berniat membelikannya mainan. Hal ini juga berlaku pada area yang banyak menyediakan makanan kecil bagi anak. Dengan begitu, si kecil tidak akan tertarik dan terpicu untuk mengamuk di tempat umum.
Bagaimana Bila Anak Menyakiti Diri Sendiri Saat Tantrum?
Saat anak mengamuk tentu akan membuat Anda merasa khawatir dan menimbulkan pertanyaan bagaimana jika perilakunya menjadi berbahaya? Tantrum memang hal wajar sebagai bagian dari tumbuh kembang si kecil. Namun, sebagai orangtua, Anda perlu mengamati dan mengawasi perilaku anak.
Saat anak sudah bisa lebih sabar dan mengontrol diri, umumnya tantrum akan berkurang. Sebagian besar anak mulai mengalami sering mengamuk pada usia 3,5 tahun. Jika anak membahayakan dirinya sendiri atau orang lain, atau tantrum memburuk setelah usia 4 tahun, sebaiknya berkonsultasi pada ahlinya untuk mendapatkan saran dan penanganan terbaik.
Itulah beberapa cara mengatasi anak tantrum di tempat umum. Semoga bermanfaat ya, Ma!