Waspadai Penyakit Campak pada Anak, Kenali Cara Cegah dan 3 Fasenya

penyakit campak pada anak, ruam-ruam merah di perut anak

Makin tingginya angka kasus penyakit campak pada anak tentunya membuat resah banyak orang tua. Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak di Indonesia dilaporkan dari 31 provinsi di Indonesia hingga Desember 2022. Berdasarkan keterangan Kemenkes, kasus campak pada 2022 yang dilaporkan dari daerah kepada Kemenkes berjumlah 3.341 kasus di 223 kabupaten/kota atau meningkat 32 kali lipat dibandingkan tahun 2021.

Seperti dikutip dari laman IDAI, campak adalah penyakit infeksi virus akut serius yang sangat menular. Penyebabnya Paramyxovirus dan dapat ditularkan terutama melalui udara (airborne).

Tingkat penularannya bisa lebih dari 90% dari anak yang terinfeksi sejak 4 hari sebelum sampai 4 jam setelah munculnya ruam. Masa inkubasi penyakit ini terjadi pada 7-18 hari.

Agar para orang tua dapat mencegah anak-anaknya tertular campak, Dr. dr. Anggraini Alam, SpA(K), Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik IDAI, memaparkan apa saja yang orang tua harus lakukan untuk menekan angka kasus campak, terutama pada anak-anak. 

Bacaan Lainnya

Penyebab Penyakit Campak pada Anak Jadi KLB

Penyakit campak pada anak bisa muncul kembali, apakah karena kurangnya cakupan imunisasi masa pandemi ataukah ada faktor lain? Menurut dr. Anggraini, cakupan imunisasi sempat menurun pada 2017 akibat adanya isu vaksin haram sehingga banyak orang tua yang enggan membawa anaknya untuk vaksin.

Meski BIAN atau Bulan Imunisasi Anak Nasional sudah dilakukan, namun tidak semua wilayah melakukannya. “Padahal bila ingin menghentikan wabah harus serentak, semua saat itu, sehingga virusnya tidak bisa menclok ke mana-mana,” ujarnya. BIAN kegiatan pemberian imunisasi tambahan Campak-Rubela dan pemberian imunisasi pada anak yang belum mendapatkan imunisasi lengkap sudah dilakukan.  

Selain itu, pandemi juga membuat cakupan imunisasi menurun. “Penyebabnya bisa karena tidak sedikit orang yang menganggap penyakitnya sudah tidak ada lagi, ditambah lagi banyak juga orang tua yang anaknya,” kata dr. Anggraini. 

Mengenal Fase Campak

campak pada anak, ruam merah di muka anak

Orang tua harus lebih mewaspadai KLB ini dengan mengenali gejala campak sejak awa. Gejala campak bisa diamati dari tiga fase terjadinya campak, yaitu:

Fase Stadium Gejala
I Prodomal – Demam tinggi pada 3-5 hari pertama
– Terdapat gejala khas 3C, seperti batuk, pilek, atau mata merah dan berair.
II Erupsi Munculnya ruam khas atau ruam makulo-popular eritrematosus, konfluens-menyeluruh. Mulai dari belakang telinga (kepala), berlanjut ke badan dan lengan atas, hingga menjalar ke tungkai bawah selama 3 hari.
III Konvalese Ditandai dengan ruam merah yang menyebar di beberapa bagian tubuh dan terjadi perubahan warna seperti tembaga dan kehitaman. Setelah itu ruam akan perlahan menghilang.

Tanya Jawab Seputar Campak pada Anak dan Pencegahannya

campak pada anak, vaksin campak

Berikut ini beberapa pertanyaan yang umum ditanyakan para orang tua seputar penyakit campak pada anak:

 1. Apakah anak boleh mandi saat campak? 

Bila sudah tidak demam, anak yang sedang campak boleh mandi seperti biasa. Sebab, bila tidak mandi selama beberapa hari, keringat yang menumpuk dapat menyebabkan tubuh yang muncul ruam akan menjadi gatal, sehingga dapat melukai kulit bila digaruk. Maka itu, sebaiknya mandi menggunakan air hangat agar badannya terasa nyaman.

2. Mengapa mata merah saat terkena campak? 

Mata menjadi merah karena epitel mata terkena virus campak. Tidak hanya mata, virus ini juga bisa menyerang mulut, saluran pencernaan dan saluran pernapasan. Bila menyerang saluran pencernaan bisa menyebabkan diare. Sedangkan di saluran pernapasan atau paru-paru bisa terjadi pneumonia. 

 “Jadi, campak itu bukan hanya di kulit, bukan hanya di mata, tapi secara keseluruhan, akibat virusnya yang mempengaruhi epitel,” ujar dr. Anggraini. 

3. Apakah campak bisa menyebabkan komplikasi serius?

Pada anak berusia di bawah 5 tahun dan dewasa lebih dari 20 tahun, campak bisa menyebabkan komplikasi, antara lain:

  • Infeksi telinga yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran
  • Diare berat
  • Radang paru peunomia
  • Radang otak (ensefalitis)
  • Kebutaan
  • Gizi buruk dan bahkan kematian

4. Apakah campak bisa dialami orang dewasa?

dr. Anggraini mengungkapkan, campak sangat bisa dialami orang dewasa. Misalnya, pada ibu hamil di trimester pertama harus mewaspadai terutama bila terkena campak Jerman atau rubella. Jenis campak ini dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan pada bayi yang dilahirkan.

5. Bagaimana cara pencegahannya?

Menurut dr. Tri Permata Dewi, Dokter Umum yang akrab disapa dr. Shanti, cara pencegahan campak adalah dengan vaksinasi campak. Nah, vaksinasi campak ini berupa vaksin MR pada usia 9 bulan dan boosternya yaitu di usia 18 bulan. Di usia 18 bulan vaksinasi campak juga bisa diberikan berupa MMR yaitu vaksin campak rubella dan gondongan. Selain itu untuk mencegah penularan pada anak yang memang sudah terindikasi menderita campak adalah sebaiknya istirahat dulu di rumah, tidak keluar-keluar karena campak itu sangat menular.

“Himbauan orang tua agar anaknya tidak tertular campak adalah: tidak bisa tidak, harus vaksin!” tegas dr. Anggraini.

6. Apa bedanya campak dan roseola?

Campak dan roseola memiliki keluhan yang hampir serupa tapi tidak sama. Gejala roseola umumnya berupa demam tinggi dan saat demam turun muncul ruam kulit di seluruh tubuh. 

Sedangkan campak, saat demam lagi tinggi-tingginya muncul ruam kulit di seluruh tubuh, nah banyak ibu-ibu yang anaknya mengalami riwayat demam disertai dengan ruam kulit menganggap kalau anaknya itu mengalami campak sehingga tidak diberikan vaksinasi. Padahal belum tentu riwayat demam dan riwayat ruam yang sebelumnya itu adalah penyakit campak.

Jadi, sebaiknya walaupun memiliki riwayat demam dan ruam sebelumnya sebaiknya vaksinasi campak tetap diberikan sesuai dengan anjuran dari IDAI. Demikian seperti yang diungkapkan dr. Shanti tentang perbedaan roseola dan penyakit campak pada anak.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ nine = seventeen