Anak marah atau berteriak saat makanan atau mainannya dipegang atau diambil temannya? Saat anak memasuki usia balita atau prasekolah, ia akan mengalami fase sulit berbagi. Sejak usia dua tahun ke atas, anak mulai mengamati teman bermain yang ada di dekatnya. Tapi, anak belum mau bermain bersama apalagi berbagi mainan yang mereka sukai. Hal itu bisa dikatakan wajar. Bagaimana mengajarkan anak berbagi?
Sebagai orangtua, Anda bisa menanyakan alasan si kecil tidak mau berbagi kepada temannya. Tujuannya bukan langsung meminta anak untuk berbagi mainan tanpa inisiatifnya, tapi untuk membantu memahami pola pikir anak sesuai tahapan perkembangannya.
Mengapa Anak Tidak Mau Berbagi?
Anak usia prasekolah sebenarnya tahu bahwa dirinya dapat bergiliran dalam permainan bersama dengan teman-temannya. Akan tetapi, si kecil masih bersikap impulsif dan belum memahami konsep berbagi dengan baik. Dekan Family Center Nova Southeastern University, Roni Leiderman, menyebutkan bahwa “Anak-anak prasekolah baru belajar rasa menyenangkan untuk memberi dan berbagi dengan teman-teman”.
Maka, sebagai orangtua, Anda bisa mulai mengajarkan dan mencontohkan perilaku berbagi kepada anak.
Hal yang perlu Dilakukan Saat Mengajarkan Anak Berbagi
1. Jadikan kegiatan berbagi itu menyenangkan
Anda bisa mengajarkan anak berbagi dengan permainan kooperatif, yaitu para pemain bekerja sama menuju tujuan bersama. Misalnya, memecahkan teka-teki bersama, bergiliran menambahkan potongan balok, bekerja sama menanam tanaman, atau membantu mencuci sayuran dan buah.
Hal lainnya adalah berikan si kecil hal-hal yang dapat dibagikan kepada teman-temannya, misalnya camilan sebagai bekal ke sekolah atau stiker bagi teman-temannya.
2. Hindari menghukum saat anak tidak mau berbagi
Jika memberi tahu anak bahwa dia egois, memberi hukuman ketika dia tidak mau berbagi, atau memaksanya untuk menyerahkan barang yang ia sukai, Anda justru akan menumbuhkan kebencian, bukan kemurahan hati. Alih-alih berbagi, anak semakin enggan berbagi dengan sesama di kemudian hari.
“Untuk itu, gunakan penguatan positif daripada teguran,” kata Leiderman. Ingatlah bahwa anak-anak bebas tidak memberikan barang yang disayangi atau sedang digunakan. Sebab saat dewasa, si kecil bisa bersikap inisiatif untuk berbagi hal yang menyenangkan daripada menyimpan sesuatu untuk dirinya sendiri.
3. Bicaralah dari hati ke hati
Ketika anak-anak bertengkar tentang mainan, bantu mereka mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jika seorang teman menahan sesuatu, jelaskan kepada anak untuk memahami perasaan temannya. Misalnya: “Ara sangat menyukai mainan itu, dan dia tidak ingin ada orang yang memainkannya sekarang.”
Bantu anak mengungkapkan perasaannya dalam kata-kata. Ketika dia tidak mau berbagi, tanyakan apa yang terjadi padanya. Mungkin memang barang tersebut sangat berharga untuknya atau ia belum puas bermain dengan barang tersebut. Misalnya, “Kamu sepertinya suka sekali dengan mainan itu. Apa yang membuatmu senang memainkannya? Apakah kamu mau meminjamkannya ke Ara nanti?”
4. Ajari Anak memecahkan masalah
Jika si kecil bertengkar dengan temannya karena memperebutkan mainan, Anda bisa buat aturan waktu untuk membantu si kecil bergantian memainkan mainan dengan temannya. Bicarakan juga bahwa bahwa anak bisa bermain bersama temannya.
5. Memilih mainan
Sebelum bermain, tanyakan kepada anak apakah ada sesuatu yang tidak ingin dia bagikan, dan bantu dia menemukan tempat yang baik untuk menyimpan mainan khusus itu.
Kemudian minta dia untuk memikirkan beberapa mainan yang akan menyenangkan baginya dan temannya untuk bermain bersama, seperti mainan walkie-talkie, perlengkapan seni dan kerajinan, balok bangunan, dan peralatan olahraga.
Hal tersebut akan menempatkan si kecil pada kerangka berpikir bahwa saat nanti temannya datang dan ia harus berbagi, ia bisa memilih beberapa mainan yang bisa dimainkan dengan nyaman. Akan lebih baik jika ada tipe mainan yang sama dengan jumlah lebih dari satu agar kemungkinan berebut mainan lebih kecil.
6. Hormati barang-barang Anak
Jika anak merasa bahwa pakaian, buku, dan mainannya diremehkan, kecil kemungkinan dia akan melepaskannya bahkan untuk sesaat. Sebagai orang dewasa yang sedang melatih anak untuk menjaga privasi, otoritas, dan haknya, cobalah minta izin ke anak sebelum Anda meminjam apapun yang anak punya, dan beri dia pilihan untuk mengatakan ‘tidak’.
Pastikan bahwa saudara, teman, dan pengasuh anak juga menghormati barang-barangnya, dengan menanyakan apakah mereka dapat menggunakannya dan tetap merawatnya dengan baik ketika mereka menggunakannya.
7. Menjadi contoh yang baik untuk anak
Cara terbaik bagi si kecil untuk belajar tentang konsep dermawan adalah dengan menyaksikannya secara langsung. Jadi, bagikan es krim Anda dengannya. Tawarkan syal Anda untuk dijadikan jubah pahlawan super, dan tanyakan apakah Anda bisa mencoba topi barunya.
Gunakan kata berbagi untuk menggambarkan apa yang Anda lakukan. Jangan lupa untuk mengajarkan bahwa hal-hal tidak berwujud, seperti perasaan, ide, dan cerita yang juga dapat dibagikan kepada Anda dan suami. Hal yang paling penting adalah biarkan si kecil melihat Anda memberi dan menerima dengan proses kompromi.
Itulah cara mengajarkan anak berbagi yang bisa dipraktikkan di rumah dan di sekolah si kecil. Semoga bermanfaat.