Harus Sabar, Ini 9 Cara Berkomunikasi dengan Anak Remaja 

cara berkomunikasi dengan anak remaja
Foto: Kindel Media/Pexels

Bagi sebagian orang tua, masa remaja anak mungkin juga dianggap seperti ‘pisau bermata dua’. Di satu sisi, anak-anak akan menemukan banyak hal baru yang mengasyikkan, tetapi mereka juga akan lebih sulit diajak berkomunikasi dengan orang tua karena sangat percaya dengan pikirannya sendiri. Karena itu, perlu trik atau cara berkomunikasi dengan anak remaja. Berikut beberapa ulasannya. 

Remaja Memiliki “Dunianya Sendiri” 

Menginjak usia remaja, anak-anak cenderung ‘menjauh’ dari orang tuanya dan mulai menegaskan kemandirian mereka sendiri. Tidak heran, mereka terkadang bertindak seolah-olah mereka menganggap diri mereka sebagai ‘pusat alam semesta’. 

Hal tersebut membuat pengasuhan dan komunikasi dengan mereka menjadi rumit, terutama karena remaja mulai membuat keputusan tentang hal-hal yang memiliki konsekuensi nyata. Namun, mereka belum pandai mengatur emosi, sehingga remaja cenderung mengambil risiko dan membuat keputusan yang impulsif. Karena itu, sangat penting untuk memiliki hubungan orang tua-anak yang sehat dan cara berkomunikasi yang tepat dengan anak saat masa remaja.

Lebih Terbuka dengan Orang Lain Dibanding Orang Tua

Meninggalkan masa kanak-kanaknya, remaja juga cenderung lebih terbuka kepada informasi dari teman-temannya atau melalui media sosial, dibanding orang tuanya sendiri. Hal ini pun diakui oleh Elvera N. Makki, PR & Communication Expert. Menurutnya, anak-anak yang berusia remaja saat ini lebih mempercayai dan lebih terbuka dengan media sosial, meskipun sumber-sumber informasi dalam media sosial belum bisa dipastikan kredibilitasnya. 

Bacaan Lainnya

“Mereka lebih percaya dan mendengarkan influencer di media sosial misalnya. Kalau saya tanya, ‘kenapa kamu bisa percaya mereka? Dasarnya apa?’ Dia jawab, soalnya followers-nya banyak, atau engagement-nya ramai. Padahal, kita tahu informasi (di media sosial) itu tidak menjadi parameter faktanya benar. Belum lagi, anak-anak sekarang maunya menerima informasi yang instant saja. Ini tantangannya,” kata wanita yang akrab disapa Vera Makki itu, dalam sharing session media gathering Nutriclass Academy yang diadakan Nutrifood di Bobocabin Gunung Mas Bogor. 

Cara Berkomunikasi dengan Anak Remaja

cara berkomunikasi dengan anak remaja, komunikasi dengan anak
Foto: dimaberlinphotos

Berkomunikasi dengan remaja memang butuh kesabaran. Ingatkan diri Mama Papa bahwa anak sedang mengalami masa remaja, yaitu fase yang akan berlalu, dan tugas Mama dan Papa sebagai orang tua masih sangat penting untuk mengarahkannya. 

Hanya saja, cara berkomunikasinya mungkin perlu sedikit berubah dari sebelumnya. Berikut beberapa cara berkomunikasi dengan remaja. 

1. Bangun Hubungan yang Baik dengan Remaja

Cara untuk bisa didengarkan anak yang berusia remaja diawali dengan hubungan orang tua-anak yang terjaga baik. Sebagai orang tua, Mama Papa perlu menurunkan ego untuk mendekati mereka, menunjukkan kepedulian pada mereka, serta menunjukkan minat pada hal-hal yang mereka sukai. 

Jangan ragu untuk menanyakan pendapat, pandangan, dan perspektif anak sehingga Mama Papa dapat memahami perasaan mereka juga. Hal ini bisa membantu membangun komunikasi yang baik antara Anda dan anak remaja. 

2. Berikan Alasan yang Relevan 

Saat melarang atau mengarahkan sesuatu kepada seorang remaja, orang tua harus menggunakan alasan yang relevan dan bisa diterima oleh remaja. Menurut Vera Makki, meskipun keras kepala dan ego yang besar, remaja cukup kritis dalam menilai sesuatu. Jadi, jika orang tua menemukan alasan yang tepat dan valid terhadap argumennya, mereka pada akhirnya akan sadar dan mengikuti. Asalkan, alasan tersebut relevan dengan pemikiran mereka sehingga membuat mereka paham hingga menganggap mereka perlu melakukannya. 

“Biasanya memang jangka waktunya lebih lama buat mereka akhirnya sampai bisa mengikuti (orang tua). Tanpa ditakut-takutin mereka pada akhirnya akan paham sendiri dan akan melakukan itu. Jadi, harus dicari fact finding-nya. Apa (alasan) yang relevan buat mereka, berdasarkan fakta, dan make sense buat anak kita,” jelasnya dalam acara Nutriclass Academy 2025.  

Ia juga menambahkan, cara ini pun perlu proses dan dilakukan dengan berbagai cara  konsisten, mengingat masing-masing anak berbeda-beda. “Nah, itu kita harus coba dengan berbagai cara sampai akhirnya ketemu kuncinya dan kemudian konsisten. Seperti dalam berbisnis, kalau kita mau mengeluarkan suatu produk juga ada testingnya, ada gagalnya. Sama juga dengan hal ini. Harus dicoba dan dievaluasi sampai ketemu cara berkomunikasi terbaik yang bisa diterapkan,” lanjut Vera. 

3. Jadilah Pendengar yang Baik

Mendengarkan secara aktif penting saat berinteraksi dengan anak remaja. Pendengar aktif adalah pendengar yang terlibat, peduli, tidak menghakimi, dan berempati, bahkan saat mereka tidak setuju dengan pandangan orang lain. 

Meskipun beberapa keyakinan atau pendapat anak remaja mungkin berbeda dari Anda, Anda perlu menghormati dan menghargai pandangan mereka. Ini akan membantu mereka untuk menghormati pandangan dan pendapat orang tuanya juga. 

Mendengarkan secara aktif membantu anak-anak merasa didengarkan, dipahami, tidak sendirian, dan lebih tenang. Sebaliknya, jika Mama Papa tidak mendengarkan dengan baik, mereka akan merasa seolah-olah orang tuanya mengabaikan kekhawatiran mereka dan mengabaikan perasaan mereka. Ini dapat membuat mereka merasa defensif, frustrasi, sendirian, atau terluka.

4. Perhatian

Tunjukkan bahasa tubuh yang penuh perhatian. Menjaga kontak mata, mengangguk untuk menegaskan, melihat dengan penuh perhatian, atau tersenyum untuk memberi semangat adalah gerakan kecil yang memberi tahu mereka bahwa Anda memerhatikannya. 

Gunakan bahasa tubuh dan isyarat alami yang membuat anak Anda merasa bahwa Anda hadir, tertarik, dan benar-benar peduli. Bahkan, tanpa menggunakan kata-kata, Anda dapat menunjukkan bahwa Anda mendengarkan.

5. Ajukan Pertanyaan Terbuka

Ajukan pertanyaan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perasaan anak Anda. Pertanyaan-pertanyaan ini tidak memiliki jawaban yang benar atau salah; pertanyaan-pertanyaan ini hanya membantu Anda mendapatkan informasi tentang apa yang dipikirkan anak remaja Anda. 

6. Berikan Feedback Positif

cara berkomunikasi dengan anak remaja, orang tua dan anak
Foto: Dragon Images

Berikan umpan balik positif. Memberikan pujian langsung yang spesifik dapat membantu membangun kepercayaan diri dan harga diri remaja serta mendorong mereka untuk melanjutkan perilaku yang sama. Misalnya, jika anak bercerita bahwa mereka merasa sangat stres, Mama dapat menanggapinya dengan mengatakan, “Terima kasih sudah berani menceritakan apa yang kamu rasakan saat ini”.

7. Validasi Perasaannya

Akui apa yang diungkapkan anak remaja. Hal ini dapat membantu anak remaja menerima emosi mereka dan merasa aman untuk mengekspresikan diri. 

8. Selipkan Humor

Komunikasi bukan hanya tentang berbagi kesulitan atau perasaan sulit. Penting juga untuk berbagi hal-hal lucu, hal unik dan lucu apa yang terjadi selama hari itu dan tertawalah bersama anak remaja Anda. Bersenang-senang bersama dan tertawa adalah cara yang luar biasa untuk memperkuat hubungan Anda dan anak. 

9. Kendalikan Emosi 

Amarah orang tua akan mudah meledak ketika anak remaja bersikap kasar dan agresif. Namun, jangan terpancing untuk menanggapinya dengan cara yang sama. Ingatlah untuk tetap mengendalikan emosi atau berpikir logis ketika marah. Hitung sampai sepuluh atau tarik napas dalam-dalam sebelum meresponnya. Jika terlalu kesal, hentikan pembicaraan sampai Mama punya kesempatan untuk menenangkan diri.

 

Itulah beberapa cara berkomunikasi dengan anak remaja yang perlu diketahui orang tua. Masa remaja adalah salah satu fase yang harus dilewati anak. Dukung ia melewati masa kritis ini secara sehat. Kendalikan diri dan konsistensi diperlukan hingga akhirnya Anda menemukan cara berkomunikasi dengan anak remaja yang tepat. Semoga bermanfaat.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

six + 1 =