Dalam hubungan pernikahan, ada kalanya kemarahan memang tidak bisa dihindari. Namun, sebagai Muslimah, kita harus bisa mengontrol kemarahan dan emosi berlebihan yang bisa merusak hubungan pernikahan Mama. Melalui artikel berikut ini, yuk kita bahas bagaimana cara menghadapi suami pemarah dalam Islam.
Cara Mengahadapi Suami Pemarah dalam Islam
Sikap dan perilaku negatif suami yang pemarah memang dapat menguras energi Mama. Selain membuat Mama merasa frustrasi dan tidak didengarkan, hal ini mungkin saja bisa merusak hubungan pernikahan.
Sebagai Muslimah, seorang istri dianjurkan untuk belajar menghadapi suami ketika sedang marah, agar hubungan pernikahan bisa tetap harmonis.
Berikut adalah beberapa strategi efektif untuk menghadapi suami yang pemarah dalam Islam.
1. Tetap Tenang
Hindari bersikap reaktif pada pasangan yang sedang marah, mereka mungkin akan bersikap defensif dan tidak kooperatif. Tidaklah bijaksana untuk balik marah saat menanggapi kemarahan pasangan. Lebih baik biarkan ia melampiaskan kemarahannya dan sadari bahwa ia pada akhirnya akan tenang. Semakin Mama bersikap tenang, mungkin semakin cepat kemarahan suami akan mereda.
Dilansir dari laman NU Online, Ustadzah Imaz Fatimatuz Zahro dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur mengungkapkan bahwa, ketika suami marah, istri harus menjadi penenangnya. Jadi, sebagai istri harus mengalah dulu dan tidak reaktif.
Dengan cara ini, Mama akan meredakan situasi. Tujuan akhir dari meredakan ketegangan adalah untuk mengurangi intensitas emosi dan mengalihkan konflik.
2. Berlatih Lebih Sabar
Kesabaran dapat berfungsi sebagai penawar kemarahan dalam diri Mama maupun pasangan. Kesabaran berarti bersikap bijaksana saat kemarahan muncul. Kesabaran berarti menunggu, tidak berbicara atau melakukan apa pun yang spontan atau reaktif. Kesabaran dan kasih sayang dapat memberikan energi positif.
3. Bersikap Tegas dan Tetap Menghormati Suami
Bertindak tegas adalah proses mengambil posisi di mana Anda dapat mengekspresikan keinginan Anda secara langsung, namun tetap menghargai pasangan. Ketika Mama bertindak dan berbicara dengan cara yang tegas namun tetap respek pada suami, Mama perlu bersikap percaya diri, jujur, dan terbuka.
4. Pahami Penyebab Suami Marah
Menurut Ustadzah Imaz, seorang istri harus berusaha mengerti alasan mengapa suami marah. “Ketika kita berusaha memahaminya, maka kita juga akan berusaha bersikap yang relevan dalam menghadapi kemarahannya,” imbuhnya.
Telusuri lebih dalam dan cobalah untuk memahami kebutuhan terdalam suami, dan validasi perasaan dan pengalamannya. Validasi adalah salah satu cara untuk mengomunikasikan penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
5. Hindari Kata Kasar dan Ancaman
Jika Mama terpancing untuk berargumen, hindari kata-kata kasar yang menyakitkan hati suami, apalagi ancaman. Hal ini hanya membuat keadaan makin parah. Bisa jadi, hanya membuat hubungan pernikahan Anda berdua semakin tegang.
6. Hindari Kata “Cerai”
Tak sedikit perceraian yang diputuskan pada saat kondisi sedang marah. Karena itu, kata tersebut tidak boleh dilontarkan sembarangan tanpa berpikir jernih terlebih dahulu ya, Mam.
7. Tinggalkan Ruangan
Jika amarah suami terasa ingin membuat Mama meledak, dan tidak tahan emosi, katakan bahwa Anda perlu waktu untuk menenangkan diri serta istirahat, dan akan kembali dalam satu jam.
Selama waktu itu, Mama bisa meninggalkan ruangan untuk menenangkan diri, dan kemudian lakukan apa pun yang perlu Anda lakukan agar kemarahan mereda.
Mama bisa menenangkan diri di kamar atau ruangan yang berbeda dari tempat suami, atau bahkan izin pergi meninggalkan rumah untuk menenangkan diri.
8. Berdiskusi Ketika Sudah Tenang
Seseorang sering kali marah karena mereka berpikir mereka tidak didengarkan, tidak dianggap serius, atau tidak dihargai. Suami mungkin merasa kecewa dan diabaikan.
Sebaiknya, coba Mama dengarkan suami secara aktif sampai Anda yakin suami merasa didengarkan dan dipahami.
Ustadzah Imaz menambahkan, untuk menghadapi karakter tempramen suami, istri harus berupaya lebih kuat lagi karena mengatasi karakter pemarah memang tidak lah mudah. Sebaiknya, hal tersebut memang dapat dibicarakan untuk mengintrospeksi diri.
“Dari komunikasi ada kesediaan untuk berusaha menjadi lebih baik, memahami keluhan satu sama lain dan mencari solusi agar rumah tangga menjadi lebih harmonis,” jelasnya.
Itulah beberapa cara menghadapi suami pemarah dalam Islam. Sebagai pasangan suami istri, Anda berdua harus bisa saling memahami dan belajar untuk mengendalikan emosi masing-masing, baik suami maupun istri. Hal ini dilakukan sebagai ikhtiar dalam menjaga hubungan pernikahan yang harmonis. Semoga artikel ini membantu ya, Mam.