Ada keinginan mewarnai rambut saat hamil, tapi bertanya-tanya apakah aman bagi kesehatan janin dan bumil? Anda mungkin terpikir, pewarna rambut sarat dengan bahan kimia, yang keamanannya untuk bumil masih dipertanyakan.
Sebelum melakukan perawatan rambut ini di masa kehamilan, ada beberapa hal yang perlu Anda ketahui. Berikut ini penjelasannya.
Bolehkah Mewarnai Rambut Saat Hamil?
Laman kesehatan NHS menjelaskan, bahan kimia dalam pewarna rambut permanen dan semi permanen tidak masuk dalam golongan yang beracun. Sebagian besar penelitian, meski terbatas, menunjukkan aman mewarnai rambut saat hamil.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa dosis bahan kimia yang sangat tinggi dalam pewarna rambut dapat menyebabkan kerusakan rambut. Namun, untuk menyebabkan kerusakan ini dosisnya sangat besar dibandingkan dengan jumlah bahan kimia yang sangat rendah yang mungkin ditemui saat mewarnai rambut.
Pewarna rambut umumnya dianggap aman saat hamil, terutama bila mengikuti panduan dan pada kondisi tertentu. Namun, karena tidak ada yang tahu risiko pastinya, banyak sumber merekomendasikan menunggu sampai setelah melahirkan agar lebih aman. Demikian seperti yang dikutip dari laman WebMD.
Cara menggunakan pewarna rambut saat hamil
Bila tetap ingin mewarnai rambut saat hamil di salon atau di rumah, ada baiknya Anda berkonsultasi pada dokter kandungan. Anda mungkin bisa menunggu setelah 12 minggu pertama kehamilan. Di usia kehamilan ini, risiko bahan kimia yang membahayakan bayi jauh lebih rendah.
Jika memutuskan mewarnai rambut sendiri, Anda dapat mengurangi risiko lebih lanjut dengan memastikan untuk:
- Memakai sarung tangan
- Membiarkan pewarna bekerja tidak terlalu sebelum akhirnya dibilas
- Lakukan di ruangan yang berventilasi baik
- Bilas kulit kepala hingga benar-benar bersih setelah melakukan pewarnaan
Berbeda dari mewarnai, metode highlight dianggap memiliki risiko lebih rendah karena mengoleskan pewarna hanya pada helai rambut. Cara ini lebih aman karena, bahan kimia yang digunakan hanya diserap oleh rambut, bukan kulit kepala atau aliran darah.
Saat ini produk pewarna rambut ada yang berbahan nabati. Produk ini bisa jadi alternatif yang aman.
Yang perlu Anda ingat, kehamilan dapat memengaruhi kondisi normal rambut. Antara lain:
- Bereaksi berbeda terhadap pewarnaan atau menjadi lebih keriting daripada biasanya
- Menjadi lebih atau kurang menyerap, keriting atau tidak dapat diprediksi
Mengapa Mewarnai Rambut dapat Berisiko pada Kehamilan?
Kulit (termasuk kulit kepala) memang bertugas untuk melindungi tubuh. Selain itu, tugasnya juga bisa menyerap zat-zat yang dipaparkan. Banyak faktor mempengaruhi berapa banyak yang dapat diserap dengan aman. Kehamilan dapat membuat kulit sangat sensitif terhadap bahan kimia yang kuat.
Saat hamil, bahan kimia topikal bisa menjadi perhatian. Kulit dapat menyerap bahan kimia tersebut, yang dapat bersirkulasi melalui aliran darah dan menjangkau janin.
Apakah pewarna rambut menyebabkan kanker? Pewarna rambut telah diberi label sebagai penyebab potensial kanker payudara. Penelitian telah menunjukkan hasil yang bervariasi, tetapi ada hubungan antara peningkatan risiko kanker payudara dan seringnya penggunaan pewarna rambut, demikian dikutip Web MD.
Tidak ada penyebab kanker yang tunggal, jadi menggunakan pewarna rambut bukan satu-satunya penyebabnya. Ibu hamil mungkin memiliki risiko tertentu, karena perubahan signifikan pada tubuh. Bagi bumil dengan riwayat kanker payudara, menghindari proses mewarnai rambut dapat menurunkan risiko terkena kanker payudara di kemudian hari.
Jadi, apakah mewarnai rambut saat hamil dibolehkan? Meski masih tergolong aman pada kondisi-kondisi tertentu, pilihan terbaik mewarnai rambut adalah menunggu hingga setelah melahirkan.
Sehat-sehat selalu ya, Bumil!