Generasi Alpha adalah generasi terbaru yang lahir setelah tahun 2010, di era digitalisasi yang sangat cepat. Karena itu, lingkungan dan karakteristik Gen Alpha tentu akan sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, yakni generasi orang tua mereka.
Sebagai orang tua, tentu kita perlu cari tahu hal-hal penting yang harus kita ketahui tentang cara mengasuh anak Generasi Alpha ini. Simak di artikel berikut ya, MamPap.
Siapa Saja Generasi Alpha?
Dikutip dari laman Parenting Firstcry, Generasi baby boomer hadir lebih dulu, yaitu orang tua dan kakek nenek kita yang lahir dari tahun 1940-an hingga 1960-an. Kemudian muncullah Generasi X, yaitu orang-orang yang lahir dari tahun 1960an hingga 1980.
Generasi X digantikan oleh Generasi Milenial, yaitu mereka yang lahir antara tahun 1981 hingga 1996. Orang-orang yang lahir antara tahun 1997-2009 adalah Generasi Z atau sering dikenal dengan istilah Gen Z.
Kemudian, anak-anak yang lahir antara tahun 2010 dan 2025 adalah Generasi Alpha. Karena tahun-tahun Generasi Alpha berada dalam dekade yang berjalan sekarang ini. Rentang usia Generasi Alpha saat ini adalah anak-anak dari nol hingga 10 tahun.
Siapa Penemu Istilah ‘Gen Alpha’?
Mark McCrindle, pembicara TEDx, demografer, dan futuris, adalah pencetus istilah ‘Gen Alpha’. Menurut perkiraannya, sekitar 2,5 juta Alpha lahir di seluruh dunia setiap minggu dan mereka adalah anak-anak yang akan tumbuh besar dengan iPad dan smart phone di tangan mereka.
Karakteristik Gen Alpha yang Perlu Diketahui
Dengan lingkungan dan zaman yang berbeda, Gen Alpha tentu akan tumbuh dengan karakter yang berbeda pula dari generasi sebelumnya. Berikut ini beberapa fakta tentang Generasi Alpha yang perlu MamPap ketahui untuk membesarkan dan mengasuh anak Anda.
1. Generasi Alpha Akan Menjadi Generasi Paling Terdidik Sepanjang Sejarah
Meskipun sebagian besar dari mereka masih dalam masa pertumbuhan, pada saat Generasi Alpha tumbuh dewasa, mereka akan menjadi generasi paling terdidik sepanjang masa berkat teknologi dan informasi instan dan cepat yang tersedia bagi mereka.
Mereka akan tumbuh dengan mempelajari lebih banyak dan lebih mendalam tentang dunia daripada semua generasi pendahulu mereka. Hal ini juga mengubah sifat pendidikan tinggi karena memberikan harapan yang sangat berbeda pada lembaga pendidikan.
2. Gen Alpha Paham Teknologi
Orang tua mereka mungkin adalah orang pertama yang lahir di dunia digital, tetapi Generasi Alpha akan menjadi orang pertama yang memiliki integrasi teknologi yang lebih mulus ke dalam setiap aspek kehidupan mereka.
Faktanya, Generasi Alpha dan teknologi sangat terkait sehingga diperkirakan pada saat mereka berusia 8 tahun, mereka akan melampaui orang tua mereka dalam keterampilan teknologi. Mereka tidak akan pernah mengenal dunia tanpa internet dalam segala hal, teknologi pintar, dan realitas virtual.
3. AI adalah “Nyata” Bagi Mereka
Bagi generasi sebelumnya, mustahil bagi kita untuk membayangkan dampak Siri, Alexa, dan Google assistant dalam kehidupan mereka. Sedangkan bagi Gen Alpha, justru sebaliknya.
AI akan mendominasi realitas mereka dan merupakan bagian alami dari kehidupan mereka. AI juga akan menjadi faktor dalam cara mereka memandang dunia dengan lautan informasi yang disajikan kepada mereka di setiap langkah.
4. Proses Belajar yang Sangat Personal
Generasi Alpha terbiasa memiliki akses langsung ke informasi yang membuat metode pembelajaran lama atau konservatif menjadi usang dan kurang menarik.
Mereka akan belajar dengan kecepatan mereka sendiri dengan pengalaman belajar yang lebih personal, yang ditujukan untuk mengimbangi kemampuan mereka. Bersamaan dengan kelas, modul dan tutorial pembelajaran daring akan memfasilitasi pendekatan mereka terhadap pendidikan.
5. Media Sosial Akan Menjadi Cara Mereka Berinteraksi
Generasi Alpha akan berinteraksi dengan teman-teman sebaya mereka sebagian besar melalui media sosial, dan mereka akan terhubung sepanjang hari. Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran tentang privasi dan perundungan secara online. Penerimaan sosial juga bisa menjadi masalah seberapa besar mereka disukai di dunia maya.
Sementara ini menjadi norma, mereka tetap perlu diajari tentang pentingnya interaksi antarpribadi secara langsung.
6. Mereka Tidak Suka Berbagi
Etnografi telah mengungkapkan bahwa Generasi Alpha tidak suka berbagi terlalu banyak, tidak seperti generasi sebelumnya.
7. Mereka Tidak Bermain Sesuai Aturan
Generasi Alpha tidak dapat dibatasi oleh aturan seperti pendahulu mereka. Energi mereka sulit ditahan karena dunia digital membuat mereka berhubungan dengan perspektif yang tak terbatas yang memicu kebutuhan untuk memiliki kepemilikan atas diri mereka sendiri.
8. Agama Tidak Lagi Penting
Banyak Gen Alpha yang pada dasarnya cenderung menentang. Sulit untuk membujuk mereka agar lebih mendalami agama atau kepercayaan mereka, karena mereka cenderung melepaskan diri dari struktur yang ada.
Bahkan, ketika MamPap sudah memberinya pendidikan agama sejak dini, mereka bisa saja terbawa dengan lingkungannya dan melupakan apa yang sudah mereka pelajari. Karena itu, pendidikan agama harus terus dipaparkan secara berkala.
9. Mereka Terus Berubah
Tidak seperti generasi sebelumnya yang dapat diprediksi, karakteristik Gen Alpha terus berubah. Mereka cenderung lebih individualistis dan karenanya, tidak termasuk dalam kategori orang yang dominan.
Jadi, pada saat MamPap menemukan cara untuk menghadapi masalah perilakunya, mereka bisa saja sudah menunjukkan perilaku baru.
10. Masa kecil Mereka Jauh Berbeda
Tidak seperti generasi orang tua mereka yang merupakan generasi milenial, yang menikmati waktu luang dengan bermain di luar ruangan dan bahkan menghabiskan hari-hari mereka tanpa melakukan apa pun, namun Generasi Alpha berbeda.
Gen Alpha hidup di dunia dengan stimulasi kognitif yang konstan sehingga mereka membutuhkan lebih banyak struktur dalam keseharian mereka agar tidak gelisah. Ditambah lagi dengan sikap kompetitif dari teman sebaya untuk berprestasi di sekolah dan meluangkan waktu untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler agar unggul.
Meskipun hal ini berhasil bagi sebagian anak, banyak dari mereka yang merasa stres dan cemas.
11. Mereka Akan Menciptakan Tipe Karyawan Baru di Tempat Kerja
Dalam waktu sekitar satu dekade, mereka akan bekerja bersama lima Generasi dan bahkan membentuk kelompok terbesar di tempat kerja.
Pendekatan mereka terhadap pekerjaan dan pemecahan masalah akan berbeda dari teman sebaya mereka karena mereka berasal dari kelompok yang lebih beragam dan terbuka.
Mereka juga lebih suka bekerja hanya untuk perusahaan yang sejalan dengan prinsip mereka dan merangkul lingkungan kerja yang beragam. Mereka akan memilih teknologi daripada hubungan antar manusia, sementara pada saat yang sama mereka akan membutuhkan lebih banyak dukungan kesehatan mental daripada pendahulu mereka.
12. Pola Makan yang Sangat Berbeda
Karbohidrat, lemak, dan produk susu organik akan menjadi bagian besar dari makanan yang mereka sukai karena mereka akan membutuhkan semua energi yang bisa mereka dapatkan. Sebagian besar Gen Alpha juga cenderung menyukai pasta, makaroni dan keju, dan banyak sereal beserta lemak jenuh. Meskipun dianggap tidak sehat, Generasi mereka memiliki harapan hidup tertinggi dari semua kelompok.
13. Mereka Hidup di Masa Sekarang
Seiring dengan majunya kemakmuran beberapa negara-negara selama beberapa dekade, kekhawatiran tentang kesulitan di masa depan hampir menghilang pada generasi yang lebih muda.
Jadi, tren hidup di masa sekarang untuk saat ini populer di kalangan Gen Z dan juga Gen Alpha. Ada istilah-istilah seperti “YOLO” (hidup hanya sekali), “FOMO” (takut ketinggalan), dan bahkan “tidak ada hari esok”.
14. Modis dan Trendy
Gaya berpakaian konservatif juga tidak berlaku lagi karena mereka lebih fokus pada gaya dan kenyamanan individu daripada norma sosial. Mereka diharapkan menjadi generasi yang paling eksibisionis.
Nama-nama anak Gen Alpha pun semakin multikultural dan seringkali benar-benar orisinal.
Tips Membesarkan Anak Generasi Alpha
Membesarkan Gen Alpha memang tricky. Selain harus mengenali karakter yang dimiliki anak, ada beberapa tips yang harus diketahui dalam membesarkan Gen Alpha, seperti berikut.
- Anak Anda yang termasuk dalam Generasi Alpha sangat menyukai teknologi digital, jadi penting bagi MamPap untuk mengikuti perkembangan teknologi dan digitalisasi. Mulailah ‘melek digital’ atau lebih bagus lagi jika MamPap termasuk golongan digital savvy. Dengan begitu, mereka akan menganggap Anda lebih relevan.
- Tipe pengasuhan yang otoriter sudah tidak berlaku. Meskipun orang tua Anda mungkin memiliki kendali penuh, dinamikanya sekarang berbeda. Namun, bukan berarti MamPap mengatakan “ya” atau menjadi “yes man” pada anak, ya.
- Sebelum mengizinkan anak menggunakan gadget, MamPap harus memahami dengan jelas apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan di internet dan media sosial. Beri tahu mereka juga tentang sisi negatif teknologi.
- Aturan tentang screentime atau waktu pemakaian gadget harus jelas sebelum anak-anak dapat mengaksesnya.
- Generasi mereka dibanjiri dengan stimulasi otak melalui teknologi. Bagian yang perlu diperhatikan adalah menstimulasi dan mendidik hatinya.
- Banyak interaksi dan hubungan mereka akan dilakukan secara daring, jadi sebagai orang tua, tugas MamPap adalah mengajari mereka ketahanan dan kasih sayang. Mereka perlu belajar untuk lebih berhati-hati jika mereka ingin berkembang secara emosional. Jadilah panutan bagi mereka dan biarkan mereka memilih seberapa berkualitas perilaku orang tuanya yang ingin mereka tiru. Anda mungkin juga akan terkejut melihat seberapa baik mereka berkembang.
- Seimbangkan waktu bersama keluarga dengan screentime. Tetapkan aturan tentang berapa banyak waktu yang dapat mereka habiskan di depan layar, tetapi jangan terlalu memaksakan waktu untuk keluarga sampai-sampai mereka mulai tidak menyukainya.
- Berhati-hatilah dengan konten yang mereka lihat secara online tanpa terlihat terlalu ingin tahu. Mereka pasti akan menemukan konten berbahaya, tetapi bantulah mereka jangan sampai terjerumus.
- Yang terpenting dari semuanya adalah membangun hubungan yang baik dengan anak-anak. Jalin komunikasi yang terbuka dengan mereka dan jadilah satu-satunya orang yang dapat mereka andalkan lebih dari siapa pun.
Jika memiliki anak Gen Alpha, maka bersiaplah untuk menghadapi kejutan-kejutan darinya ya, MamPap. Namun jangan terlalu worry, kenali karakter Generasi Alpha sebagai bekal untuk mempersiapkan diri dalam membesarkan anak-anak kita. Semoga bermanfaat.
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.