Anak 16 Bulan Tewas Ditinggal Ibu Liburan 10 Hari, Buntut Ketidaksiapan Menjadi Ibu?

anak 16 bulan tewas ditinggal ibu, bayi jailyn meninggal, bayi dehidrasi

Tangisan Jailyn (16 bulan) bergema di salah satu jalan di Cleveland yang sepi di tengah malam. Balita itu merintih dan menangis, tapi tidak ada yang datang menyelamatkannya. Kejadian anak 16 bulan tewas ditinggal ibu liburan 10 hari ini menjadi kasus penelantaran anak yang dikecam banyak orang tua.

Ibunya, Kristel Candelario, pergi berlibur selama 10 hari dan meninggalkan Jailyn sendirian di rumah dengan beberapa botol susu di sampingnya. Selama beberapa hari, kamera bel pintu tetangga menangkap jeritan dan rintihan bocah perempuan malang ini. Termasuk jeritannya sekitar jam 1 pagi, dua hari setelah sang ibu meninggalkannya.

Teganya, ibunya berada ratusan kilometer jauh dari Jailyn. Kristel berlibur di Puerto Rico bersama teman prianya. Ketika tiba di rumah setelah 10 hari berlibur, Kristel menemukan Jailyn telah meninggal dunia akibat kehausan dan kelaparan.

Pemicunya Akibat Tidak Siap Menjadi Ibu?

anak 16 bulan tewas ditinggal ibu, bayi jailyn meninggal, bayi dehidrasi, bayi menangis, bayi kelaparan

Bacaan Lainnya

Kok bisa seorang ibu setega itu meninggalkan anak balitanya sendirian di rumah selama 10 hari? Sebagai seorang ibu, kita pastinya ikut merasa sedih dan marah atas kejadian yang menimpa Jailyn.

Ketika keluarga Kristel diwawancara, sang ibu Ketty Torres, mengatakan putrinya sedang berjuang melawan masalah kesehatan mental. Ia mengungkapkan, ketika putrinya berhenti minum obat, hal itu memperburuk depresi dan kecemasannya, yang berakibat pada keputusannya pergi meninggalkan anaknya di rumah sendirian selama 10 hari.

Lantas, apakah karena sang ibu yang berusia 32 tahun ini belum siap menjadi seorang ibu? Menurut Stephanie Purdom, LISW-S, pekerja sosial dan pendiri Wild Hope Therapy di Cleveland dan Columbus, Ohio, memutuskan untuk memiliki bayi adalah keputusan besar. “Keputusan ini bisa mengubah hidup Anda. Jadi perlu banyak pertimbangan sebelum memulai sebuah keluarga,” ujarnya.

Hal senada juga dipaparkan oleh Bethany Cook, PsyD, HSP, MT-BC, psikolog klinis dan penulis buku ‘Sebuah Perspektif tentang Cara Berkembang dan Bertahan Menjadi Orang Tua di Usia 0–2 tahun’. “Beban mental saat melahirkan bisa sangat berat, bahkan bagi calon Mama yang memiliki tingkat emosional yang stabil dan punya manajemen waktu yang baik. Jadi, bagi calon Mama yang kondisi kesehatan mentalnya tidak stabil atau terganggu, tekanan ini akan semakin berat yang bisa memicu depresi.”

7 Tanda-tanda Belum Siap Menjadi Ibu

Memiliki bayi adalah pengalaman yang luar biasa. Memeluk buah hati, mencium aroma bayi yang wangi dan khas, serta rasa takjub yang Mama rasakan bersama pasangan saat si kecil melakukan sesuatu yang baru untuk pertama kalinya. Tapi mengurus bayi bukanlah perkara mudah. Karena hal tersebut, banyak ibu yang mengalami stres.

Jika masih ragu untuk memiliki bayi atau tidak, Anda dapat melihat beberapa tanda berikut yang menunjukkan bahwa Anda mungkin belum siap untuk memiliki anak terutama dalam waktu dekat.

1. Masih banyak keinginan yang belum terwujud

Salah satu tanda belum siap memiliki bayi adalah jika Anda merasa masih memiliki keinginan yang harus dilakukan sebelum menyambut si kecil ke dunia. Entah itu, ingin traveling keliling Indonesia atau membangun bisnis. Sebenarnya, kedua hal itu masih bisa dilakukan meski Anda sudah menjadi ibu, namun ketika menjadi ibu, perlu ada kompromi. Bila Anda belum bisa membagi waktu antara karier atau hobi dengan keluarga, mungkin sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk memiliki bayi.

2. Kondisi keuangan tidak stabil

anak 16 bulan tewas ditinggal ibu, bayi jailyn meninggal, orang tua stres, stres karena finasial

Ketika berencana punya anak, apakah kondisi keuangan Anda mampu untuk mencukupi kebutuhan anak setiap bulan, mulai dari biaya kehamilan, persalinan, keperluan bayi, keperluan anak sekolah?

Perencana Keuangan dari Finante.id, Sayoga Risdya Prasetyo, pada awal 2023, biaya kebutuhan anak sejak dalam kandungan hingga di bangku SMA mencapai 900juta – 1 miliar rupiah. Bila ingin program hamil tahun ini, Anda perlu menabung sekitar 3-4 juta setiap bulan untuk bisa memenuhi kebutuhan anak. Ini hanya kebutuhan anak ya, jadi di luar kebutuhan sehari-hari keluarga.

Jadi bila kondisi finansial belum stabil, hal ini bisa menandakan Anda belum siap punya anak. Bila dipaksakan dikhawatirkan bisa memicu stres pada Anda dan pasangan.

3. Pasangan belum siap punya anak

Meski Anda sudah siap menjadi ibu, tapi pasangan belum siap jadi ayah, ini juga jadi pertanda belum siap memiliki anak. Anda akan membutuhkan dukungan dan cinta dari pasangan, dan jika pasangan belum siap untuk memiliki bayi, jangan memaksakan topik tersebut. Jika dipaksakan, lagi-lagi akan memicu konflik di antara setelah bayi lahir.

4. Kesehatan mental tidak stabil

“Apakah saya siap untuk memiliki bayi saat kesehatan mental saya sedang buruk?” TIDAK!

Bayi bisa membawa banyak kebahagiaan, namun stres juga bisa muncul saat menjadi ibu. Apalagi tidak sedikit ibu yang merasa khawatir berlebihan saat mengurus bayinya.

5. Anda memiliki ekspektasi yang tidak realistis

Satu lagi tanda belum siap untuk hamil adalah jika Anda memiliki ekspektasi yang tidak realistis saat memiliki anak. Bila Anda berpikir memiliki bayi akan mendekatkan Anda dan pasangan atau menjadi obat untuk masalah yang Anda alami dalam pernikahan, Anda salah besar.

6. Merasa tertekan saat memikirkan menjadi ibu

Kapan siap punya bayi? Hanya Anda yang tahu jawabannya, tapi ada satu hal yang pasti. Itu harus menjadi pilihan Anda – bukan keluarga atau teman.

Bila merasa tertekan untuk memiliki bayi, sebaiknya tunda dulu untuk program hamil. Pasangan dan calon anak Anda akan mendapat manfaat lebih banyak jika menjadi ibu adalah keputusan Anda – bukan keputusan orang lain.

7. Hubungan dengan pasangan tidak stabil

Tanda belum siap untuk memiliki bayi lainnya adalah bila hubungan Anda dan pasangan sedang tidak baik. Pernikahan adalah dasar kehidupan Anda sebagai orang tua. Jika memiliki masalah kepercayaan atau tidak akur dengan pasangan, kehadiran bayi hanya akan memperburuk masalah dalam hubungan Anda.

Bagian dari persiapan untuk memiliki bayi adalah memperbaiki pernikahan Anda.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × seven =