Menjalani puasa Ramadan merupakan sebuah kewajiban bagi umat Islam. Selain karena melakukan aturan agama, berpuasa sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Namun, apakah ibu hamil boleh puasa?
Ayu (27) baru setahun menikah dan saat ini sedang mengandung anak pertamanya. Usia kandungannya baru tiga bulan dan sebentar lagi bulan suci Ramadan akan tiba. Di satu sisi, ia ingin tetap menunaikan ibadah puasa. Namun, di sisi lain, ia mengkhawatirkan kesehatan janin dalam kandungannya.
Sebenarnya, berpuasa akan membuat ibu hamil dan janin yang dikandungnya lebih sehat karena pola makan yang lebih teratur. Namun, masih ada risiko yang membayangi ibu hamil yang berpuasa.
Apakah Ibu Hamil Boleh Puasa?
Puasa merupakan salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dijalankan oleh umat Muslim. Menurut hukum Islam, ibu hamil boleh berpuasa jika secara fisik ia mampu melakukannya. Artinya, ibu hamil yang merasa tubuhnya sehat dan yakin bisa berpuasa tanpa mengkhawatirkan kondisi dirinya maupun janin dalam kandungan diperbolehkan menjalankan ibadah puasa.
Pertanyaan apakah ibu hamil boleh puasa selalu menjadi perdebatan jelang Ramadan. Beberapa ahli berpendapat bahwa puasa sebenarnya bermanfaat untuk ibu hamil, misalnya mencegah bumil mengalami diabetes gestasional. Di sisi lain, puasa saat hamil berisiko menyebabkan bayi mengalami kekurangan nutrisi.
Kondisi Kehamilan yang Sebaiknya Tidak Berpuasa
Meski Mama merasa tubuhnya sehat, namun sebaiknya hindari untuk berpuasa jika memiliki risiko tinggi dalam kehamilan. Berikut ini beberapa kondisi yang termasuk dalam kehamilan berisiko:
- Hamil anak kembar
- Menderita penyakit tertentu, seperti hipertensi, diabetes, atau anemia
- Mengalami preeklampsia pada kehamilan sebelumnya
- Riwayat keguguran pada kehamilan sebelumnya
Penting bagi Mama untuk berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan sebelum melakukan puasa Ramadan. Kondisi setiap bumil tentu tidaklah sama. Ada hal-hal yang memengaruhi bagaimana tubuh akan merespons saat berpuasa, misalnya kondisi kesehatan Mama secara umum, pola hidup Mama selama ini, usia kehamilan, dan juga lama waktu Mama berpuasa.
Mama yang tinggal di Indonesia mungkin akan lebih mudah melakukan ibadah puasa karena waktu berbuka dan sahur yang cenderung sama setiap hari. Lama waktu berpuasa di Indonesia adalah sekitar 13 jam. Namun, mereka yang tinggal di negara-negara Eropa, tentu akan merasa kesulitan karena waktu berpuasa yang lebih panjang. Bayangkan bila Mama tinggal di Norwegia dan harus menahan lapar dan haus selama kurang lebih 19 jam.
Apa yang Terjadi pada Janin Saat Ibu Hamil Berpuasa?
Kekhawatiran mengenai kondisi bayi dalam kandungan yang menyebabkan banyak ibu ragu-ragu untuk berpuasa. Menurut penelitian yang diterbitkan pada 2018 pada Journal of Nutritional Science disebutkan bahwa:
- Berpuasa tidak akan berisiko menyebabkan bayi lahir prematur.
- Menjalankan puasa saat hamil bukan berarti bayi memiliki berat lahir yang rendah.
- Mama mungkin akan merasa tidak berenergi karena mengonsumsi makanan dan minuman yang lebih sedikit dari biasanya.
- Berpuasa saat menjalani trimester dua kehamilan dapat mengurangi risiko Mama mengalami diabetes gestasional dan mencegah kelebihan berat badan.
Usia Kehamilan yang Diperbolehkan Berpuasa
Setiap trimester kehamilan memiliki risiko sendiri jika bumil ingin berpuasa. Pada trimester pertama, bumil masih menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh. Morning sickness dan perubahan hormon tentu menjadi tantangan terbesar bagi ibu hamil trimester pertama yang ingin berpuasa.
Namun, trimester pertama dianggap cukup aman karena belum memiliki dampak yang signifikan terhadap tubuh. Kebutuhan energi Mama saat hamil trimester pertama hampir tidak ada bedanya dengan Mama yang tidak hamil.
Memasuki trimester kedua, apakah ibu hamil boleh puasa? Mama mungkin sudah lebih bisa menyesuaikan diri dengan kondisi tubuh dan janin dalam kandungan. Namun, di masa ini, Mama justru membutuhkan kalori lebih banyak karena janin yang terus bertumbuh. Bila Mama berpuasa, tentu akan menjadi lebih cepat lelah dan lapar.
Memasuki usia kehamilan 8 bulan atau trimester ketiga, Mama mulai berfokus untuk menyambut persalinan. Tubuh Mama pun sedang bekerja untuk mulai memproduksi ASI bagi Si Kecil. Tentunya, berpuasa dapat mengganggu proses ini.
Meski demikian, Mama disarankan untuk berkonsultasi dulu dengan dokter kandungan sebelum menjalani puasa Ramadan. Dokter yang nantinya akan memberikan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kehamilan Mama.
Bumil, Perhatikan Tanda-Tanda Ini Jika Ingin Berpuasa
Ibu hamil sebaiknya membatalkan puasa jika merasa tidak kuat menjalani hingga waktu berbuka. Bila mengalami kondisi berikut ini, segera batalkan puasa dan pergi ke rumah sakit:
- Mengalami penurunan berat badan yang drastis
- Sangat kehausan
- Frekuensi buang air kecil berkurang
- Air seni berwarna gelap pekat
- Pusing dan lemas
- Bingung atau linglung
- Pingsan
Tips Aman untuk Berpuasa Saat Hamil
Jika Mama memutuskan untuk menjalani ibadah puasa, lakukanlah dengan aman dan tetap dalam pengawasan dokter. Berikut tips agar bumil dapat berpuasa dengan aman dan nyaman:
-
Jangan lewatkan sahur
Meski rasanya mengantuk dan lelah, namun jangan sampai Mama melewatkan waktu makan sahur. Tidak sahur akan membuat Mama merasa lemas dan tidak berenergi sepanjang hari.
-
Jaga hidrasi tubuh
Perbanyak minum air putih saat berbuka dan sahur. Selain itu, Mama juga bisa mengonsumsi makanan dan buah-buahan yang mengandung banyak air. Misalnya makan sup atau buah semangka. Bila cuaca panas, jangan paksakan diri beraktivitas berlebihan agar Mama tidak gampang haus. Selain itu, perubahan pola makan dan kondisi tubuh yang sedang hamil akan membuat Mama rentan mengalami sembelit. Untuk itu, penting menjaga tubuh tetap terhidrasi agar tidak konstipasi.
-
Konsumsi makanan bernutrisi seimbang
Pastikan Mama mengonsumsi makanan sehat untuk memenuhi kecukupan nutrisi diri sendiri dan janin. Mengonsumsi karbohidrat kompleks, seperti nasi merah dan roti gandum, saat sahur akan membuat Mama kenyang lebih lama. Selain itu, Mama juga perlu makan protein dan lemak sehat yang menjadi sumber nutrisi yang baik selama masa kehamilan.
-
Jangan kalap saat berbuka
Setelah menahan lapar dan haus seharian, bukan berarti bumil harus makan banyak saat waktu buka puasa. Makan berlebihan justru membuat tubuh harus bekerja lebih keras dalam mencerna makanan. Selain itu, hindari makanan tinggi gula dan garam sebagai menu buka puasa karena dapat memicu kenaikan berat badan.
-
Tetap aktif bergerak
Meski sedang hamil dan berpuasa, Mama tetap perlu bergerak aktif. Mager (malas gerak) dan leyeh-leyeh sepanjang hari justru akan membuat bumil semakin lemas. Cobalah untuk jalan kaki santai, berenang, atau yoga untuk mencegah Mama mengalami sakit punggung, konstipasi, atau kenaikan berat badan berlebih selama kehamilan.
Semoga tips di atas bisa menjadi jawaban dari pertanyaan apakah ibu hamil boleh puasa. Selamat memasuki bulan suci Ramadan.
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.