Polycystic Ovarian Syndrome atau biasa dikenal dengan PCOS merupakan salah satu masalah hormonal yang kerap memengaruhi kesuburan seseorang yang mengalaminya. Namun, apakah penderita PCOS bisa hamil?
Kabar baiknya, meskipun pengidap PCOS mungkin berisiko lebih sulit hamil, untungnya masih ada beberapa pilihan penanganan dan pengobatan yang dapat membantu. Simak beberapa tipsnya berikut yuk, Mam.
Apa Itu PCOS?
Sindrom ovarium polikistik atau PCOS sendiri adalah kondisi kesehatan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon reproduksi yang memengaruhi sekitar satu dari 10 wanita usia subur.
PCOS dapat menyebabkan menstruasi tidak teratur, yang dapat menyebabkan infertilitas dan perkembangan kista di ovarium. Kebanyakan, wanita baru mengetahui bahwa mereka memiliki kondisi tersebut pada usia 20-an atau 30-an, ketika mereka mengalami kesulitan untuk hamil, tetapi kondisi ini dapat terjadi kapan saja setelah pubertas.
Apakah Penderita PCOS Bisa Hamil?
Jawabannya, ya. Namun memang, peluang kehamilan bisa jadi lebih sulit karena kurangnya masa ovulasi yang teratur. “Sementara itu, ovulasi yang sempurna diperlukan untuk bisa hamil,” jelas Lindsay Drew, MD, MS, seorang dokter kandungan di Dartmouth Hitchcock Clinics Specialty Care di New Hampshire, dikutip dari laman The Bump.
“Selain itu, peluang kehamilan juga lebih tinggi ketika hubungan seksual dapat dilakukan tepat waktu di sekitar ovulasi, sehingga mungkin sulit bagi pasien dengan PCOS untuk mengetahui waktu ini dengan panjang siklus yang tidak dapat diprediksi,” tambahnya.
Pada kasus PCOS, ovarium memproduksi androgen (alias hormon pria) secara berlebihan, yang merangsang banyak folikel (ovarium) kecil untuk tumbuh dan mencegah pematangan normal satu folikel dominan yang akan melepaskan sel telurnya selama ovulasi,” kata Drew. Inilah sebabnya, penderita PCOS mungkin tidak berovulasi atau mengalami menstruasi selama beberapa siklus menstruasi.
Berapa Peluang Kehamilan pada Pasien PCOS?
Alexis P. Melnick, MD, seorang ahli endokrinologi reproduksi di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medicine di New York City menjelaskan, tingkat kehamilan pada pasien PCOS sangat bervariasi, dan bergantung pada presentasi klinis sindrom dan tingkat keparahannya. Penelitian memperkirakan bahwa sekitar 70 hingga 80 persen wanita dengan PCOS berjuang melawan infertilitas.
Julianne Lauring, MD, seorang dokter kandungan dan ahli kedokteran ibu-janin di NewYork-Presbyterian/Weill Cornell Medicine juga menyebutkan tingkat kehamilan pada pasien PCOS bergantung pada beberapa faktor, dan setiap orang berbeda-beda, tidak ada yang sama.
“Bagaimana PCOS memengaruhi kehamilan akan bergantung pada bagaimana reaksi PCOS dalam tubuh Anda, dikombinasikan dengan usia, berat badan, kondisi kesehatan kronis Anda, dan banyak lagi,” katanya.
Cara Hamil dengan PCOS
Peluang hamil dengan PCOS memang sulit, tetapi masih sangat mungkin. Karena meningkatnya risiko infertilitas akibat PCOS, Lindsay Drew menyarankan untuk berkonsultasi dengan spesialis endokrinologi reproduksi dan infertilitas segera setelah Mama memutuskan untuk menjalani program hamil. Pilihan berikut juga dapat membantu meningkatkan peluang kehamilan, di antaranya:
- Obat perangsang ovulasi. Dokter mungkin akan meresepkan obat oral klomifen atau letrozole untuk membantu menginduksi ovulasi. Jenis Letrozole dikaitkan dengan tingkat ovulasi dan kelahiran yang lebih tinggi. Jika obat ini tidak berhasil, dokter mungkin akan memberi Anda gonadotropin, yang merupakan hormon suntik yang secara langsung merangsang ovarium.
Penelitian menunjukkan bahwa sekitar 70 persen wanita dengan PCOS yang menggunakan obat perangsang ovulasi akhirnya berhasil hamil dan melahirkan bayi. Selain itu, ahli mencatat bahwa semua obat ini meningkatkan kemungkinan untuk memiliki anak kembar.
- Menurunkan berat badan. Seseorang dengan PCOS cenderung mengalami kenaikan berat badan, serta diabetes dan kolesterol tidak sehat. Bahkan, menurunkan berat badan dalam persentase kecil pun dapat membantu mengembalikan ovulasi ke fase normal pada banyak pasien. Menjaga berat badan juga dapat mengurangi kejadian resistensi insulin, diabetes, dan hipertensi, yang semuanya dapat berdampak besar pada kehamilan.
- Fertilisasi in vitro (IVF). Dokter mungkin merekomendasikan IVF jika beberapa metode pengobatan tidak berhasil. Dengan IVF, Mama juga dapat meminimalkan risiko memiliki anak kembar atau lebih, jika Anda menginginkannya.
- Operasi. Jika pilihan lain tidak berhasil, dokter mungkin menyarankan tindakan operasi pengeboran ovarium, yang dapat memulihkan ovulasi untuk sementara.
Risiko Kehamilan PCOS untuk Ibu dan Bayi
PCOS dapat meningkatkan risiko beberapa komplikasi kehamilan, termasuk diabetes gestasional, keguguran, dan preeklamsia. PCOS juga dapat meningkatkan kemungkinan menjalani operasi caesar. Penelitian mengatakan bahwa sekitar 40 hingga 50 persen ibu hamil dengan PCOS menderita diabetes gestasional.
Penting untuk menyadari bahwa PCOS juga meningkatkan risiko gangguan suasana hati, termasuk depresi pascapersalinan.
Karena itu, jika Mama merasa memiliki gejala kecemasan atau depresi, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter, ya.
“Jika perubahan suasana hati yang negatif mulai terlihat, penting untuk mengatasinya secara proaktif, karena masa kehamilan dan pascapersalinan merupakan masa yang sangat rentan secara emosional bagi pasien yang dapat menimbulkan stres, kecemasan, dan depresi,” kata Drew.
Meskipun kemungkinan komplikasi mungkin meningkat, Mama tetap bisa memiliki kehamilan yang sehat walaupun mengidap PCOS. Karena itu, sangat penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis ya, Mam.
Demikian informasi tentang apakah penderita PCOS bisa hamil dan peluang kehamilan pada pengidap PCOS. Semoga menjawab pertanyaan Mama dan semoga bermanfaat. Sehat selalu, Mam!