Indra penglihatan berperan penting dalam perkembangan bayi. Penglihatan bahkan merupakan salah satu organ krusial yang dibutuhkan dalam kehidupan. Karena itu, penting bagi Mama untuk mengenali ciri-ciri masalah mata yang membuat bayi tidak bisa melihat dengan normal. Deteksi dini dapat membantu mendiagnosis dan mengatasi risiko, sebelum muncul komplikasi.
Yuk, simak artikel berikut untuk mengetahui tanda-tanda masalah penglihatan pada bayi, penanganan, serta pencegahannya.
Kenali Masalah Penglihatan pada Bayi
Penglihatan bayi berperan penting dalam mengembangkan komunikasi, interaksi, ikatan, kesadaran spasial, serta fungsi motorik dan kognitif. Penglihatan memberikan informasi dan rangsangan pada bayi, yang sangat penting untuk perkembangan mereka.
Namun, penglihatan bayi memerlukan waktu untuk beradaptasi saat lahir ke dunia. Jadi, pada awalnya mata bayi mungkin tidak selalu terlihat atau berfungsi seperti yang Mama harapkan.
Meskipun masalah penglihatan pada bayi seringkali dianggap wajar, namun terkadang masalah ini memang bisa berkembang menjadi komplikasi.
Jenis dan Penyebab Masalah Penglihatan pada Bayi
Bayi mungkin mengalami gangguan penglihatan saat lahir. Namun, hal ini juga dapat terjadi di kemudian hari akibat penyakit, cedera, atau kondisi medis. Hal-hal inilah yang mungkin menjadi penyebab keterlambatan perkembangan penglihatan si kecil.
Berikut beberapa jenis dan penyebab masalah penglihatan bayi.
- Kebutaan bawaan (congenital blindness): Kebutaan bawaan adalah kehilangan penglihatan atau gangguan penglihatan parah yang terjadi sejak lahir. Kondisi ini tidak termasuk dalam jenis kebutaan yang timbul karena cedera atau kondisi medis lainnya. Namun, sulit untuk menentukan apakah kebutaan bawaan benar-benar terjadi sejak lahir atau berkembang setelah kelahiran. Meskipun tidak diketahui secara pasti, kondisi kebutaan ini bisa disebabkan oleh asupan alkohol yang berlebihan selama kehamilan.
- Retinopati prematuritas (ROP): Gangguan mata ini menyerang bayi yang sangat prematur dan terjadi karena perkembangan pembuluh darah di retina yang tidak lazim. Berat badan lahir rendah dan usia kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya ROP parah.
- Ophthalmia neonatorum: Kondisi ini mengacu pada konjungtivitis yang berkembang dalam 28 hari pertama kehidupan bayi. Paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.
- Amblyopia, atau mata malas: Kondisi ini terjadi ketika salah satu atau kedua mata tidak berkembang dengan baik di awal kehidupan. Hal ini dapat disebabkan oleh strabismus, kelainan refraksi, katarak, dan ptosis. Sekitar 3 dari 100 anak menderita ambliopia, menjadikannya penyebab paling umum kehilangan penglihatan pada anak-anak.
- Strabismus: Ini terjadi jika otot mata tidak dapat bekerja sama. Penyakit ini dapat diturunkan dalam keluarga atau disebabkan oleh faktor-faktor seperti prematuritas, retinoblastoma, celebral palsy, dan spina bifida. Beberapa orang juga bisa terlahir dengan penyakit ini.
- Shaken baby syndrome: Kondisi ini dapat menyebabkan cedera fatal pada otak. Sekitar 85% dari kasus ini menunjukkan pendarahan retina, suatu kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen.
Ciri-ciri Bayi Tidak Bisa Melihat
Sulit untuk mengenali ciri-ciri bayi tidak bisa melihat dengan baik atau kebutaan. Setelah dilahirkan, dokter akan memeriksa bayi untuk mengetahui adanya masalah struktural atau eksternal pada matanya, serta berbagai kondisi bawaan yang dapat menyebabkan kebutaan. Namun, beberapa tanda berikut bisa menjadi petunjuk untuk Mama waspadai.
- Bayi yang berusia lebih dari 3 bulan seharusnya sudah bisa mengikuti atau melacak suatu objek, seperti mainan atau bola, dengan matanya yang bergerak melintasi bidang penglihatannya. Jika si kecil belum bisa melakukan kontak mata secara stabil atau tampak tidak dapat melihat, beri tahu dokter anak Anda.
- Sebelum usia 4 bulan, sebagian besar mata bayi terkadang terlihat tidak sejajar (strabismus). Namun, setelah 4 bulan, persilangan ke dalam atau penyimpangan ke luar yang terjadi secara rutin biasanya tidak normal. Jika salah satunya ada, beri tahu dokter anak Anda.
- Mata menoleh ke satu sisi terus-menerus.
- Bintik putih pada pupil atau pupil putih.
- Gerakan mata yang cepat dan tidak disengaja (nistagmus).
- Kepekaan terhadap cahaya (fotofobia)
- Lensa mata keruh (katarak)
- Bentuk kerucut di bagian depan mata (keratoconus).
Pastikan Mendapat Diagnosis yang Tepat
Setelah mengetahui ciri-ciri bayi tidak bisa melihat, Mama bisa berkonsultasi ke dokter anak. Pemeriksaan mata yang lebih terfokus biasanya dimulai saat bayi berusia sekitar 2 bulan. Namun, masih sulit untuk mengetahui apa yang dilihat bayi.
Dokter anak mungkin akan menanyakan tentang gerakan mata dan apa yang disukai bayi. Mereka juga mungkin memeriksa struktur eksternal dan internal mata bayi Anda, memeriksa keselarasan dan pantulan cahaya saat memantul dari retina (refleks merah).
Jika dokter mencurigai adanya kelainan, kemungkinan besar mereka akan merujuk anak ke dokter spesialis mata anak untuk pemeriksaan yang lebih komprehensif.
Bisakah Disembuhkan?
Banyak jenis kebutaan pada masa kanak-kanak dan kondisi yang memengaruhi penglihatan dapat disembuhkan. Tergantung pada penyebab masalah penglihatan, beberapa perawatan dan terapi mungkin dapat membantu memperbaiki penglihatan seiring berjalannya waktu.
Karena banyak kondisi klinis yang mungkin berbeda-beda bahkan dalam kondisi mata yang sama pada bayi baru lahir, penting bagi Mama untuk mencari spesialis mata sedini mungkin untuk meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan masalah penglihatan bayi.
Dikutip dari laman Healthline, beberapa penelitian sedang menguji tingkat keberhasilan pengobatan dengan terapi gen untuk mengatasi kondisi ini.
Jika katarak adalah penyebab kebutaan bawaan, mungkin metode pembedahan bisa dijadikan opsi untuk mengatasinya, jika dilakukan dalam beberapa bulan pertama setelah kelahiran.
Namun jika kebutaan bersifat permanen, tidak ada yang bisa dilakukan. Namun, Mama dapat memberikan persiapan dan dukungan pada si kecil dengan memfasilitasi kehidupan mereka untuk tetap menjelajahi dunia tanpa penglihatannya.
Pemeriksaan Mata Sejak Dini
Beberapa penyebab kebutaan atau masalah penglihatan pada bayi bisa disebabkan karena gaya hidup saat masa kehamilan. Karena itu, menghindari faktor risiko bisa menjadi tindakan pencegahan terhadap kondisi ini.
Selain itu, Mama juga harus mempertimbangkan untuk membawa si kecil untuk menjalani pemeriksaan dan tes mata yang komprehensif.
Pemeriksaan mata oleh dokter anak adalah cara penting untuk mengidentifikasi masalah pada penglihatan si kecil. Masalah yang ditemukan sejak dini berpeluang lebih besar untuk berhasil ditangani.
Itulah beberapa masalah penglihatan pada bayi dan tanda-tandanya. Jika Mama menemukan ciri-ciri bayi tidak bisa melihat dengan baik, segera konsultasi ke dokter spesialis anak, ya!
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.