Efek steroid pada anak tidak main-main, terutama jika diberikan tidak sesuai anjuran dokter. Berikut ini penjelasannya.
Apa Itu Obat Steroid?
Dijelaskan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obat steroid adalah obat keras yang digunakan sebagai obat antiinflamasi (peradangan) juga sebagai pengganti hormon pada bayi, anak, atau orang dewasa yang tubuhnya tidak dapat menghasilkan hormon kortisol.
Obat ini menyerupai hormon kortisol yang dihasilkan kelenjar adrenal (kelenjar anak ginjal). Fungsi hormon ini bagi tubuh adalah untuk mempertahankan gula darah, mengatur tekanan darah dan membantu mengatasi infeksi.
Selain kasus di atas, obat steroid juga diberikan pada pasien dengan kasus:
- Reaksi alergi berat
- Asma
- Peradangan
- Penyakit autoimun
- Mencegah penolakan jaringan pada transplantasi obat.
Tentunya dengan pemberian yang sesuai dengan anjuran dokter serta pengawasan tenaga medis.
Alasan Pemberian Obat Steroid yang Salah
Anak GTM (Gerakan Tutup Mulut) seringkali bikin para Ibu panik. Wajar sebenarnya, ini karena Ibu takut anaknya tidak mendapatkan nutrisi yang optimal di masa tumbuh kembangnya, atau bahkan sampai sakit dan mengalami berat badan turun drastis.
Alhasil, agar kebutuhan nutrisi si Kecil tetap bisa terpenuhi, banyak Ibu yang mencari jalan pintas. Yakni dengan memberikan obat steroid agar berat badan buah hatinya tetap stabil.
Tapi hati-hati, ‘jalan pintas’ ini bisa jadi masalah bagi anak di kemudian hari, loh. Terutama jika pemberiannya tidak sesuai indikasi dan dosis yang disarankan dokter anak.
Untuk meningkatkan kesadaran akan bahayanya penggunaan obat steroid pada bayi dan anak, IDAI mengadakan media briefing bertajuk Dampak Penggunaan Obat Steroid pada Bayi dan Anak.
Dalam media briefing tersebut, dr. Piprim Basarah Yanuarso, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI), mengatakan, persepsi “gemuk itu sehat” pada bayi dan balita adalah salah. Untuk mengetahui si Kecil sehat adalah dengan memantau berat dan tinggi badannya melalui grafik tumbuh kembang.
Efek Steroid pada Anak
Efek jangka pendek penggunaan steroid yang tidak sesuai diagnosis dan anjuran dokter adalah:
- Peningkatan berat badan
- Moonface (puffy face) atau muka tampak gemuk
- Mood swing atau gangguan perubahan suasana hati
- Gangguan tidur
- Peningkatan gula darah
- Peningkatan tekanan darah
- Penekan sistem kekebalan tubuh
- Berisiko tinggi mengalami infeksi lebih sering
Sementara itu, efek samping jangka panjangnya adalah sebagai berikut:
- Osteoporosis: Tulang lebih rapuh, mudah patah, dan menghambat pertumbuhan tulang anak.
- Berisiko tinggi diabetes
- Mempengaruhi masa pubertas. Pada anak perempuan dapat memengaruhi siklus menstruasinya nanti.
- Berisiko katarak
- Insufisiensi adrenal, yaitu kondisi di mana tubuh anak tak dapat merespon dengan baik terhadap kondisi sakit atau pembedahan
- Kematian
Kapan Pemberian Steroid Dihentikan?
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia, Agustini Utari mengatakan, penggunaan obat steroid yang tidak tepat bisa menyebabkan tubuh bayi dan anak berhenti memproduksi hormon kortisol.
Nah, kalau sudah begini, pemberian obat steroid tidak boleh dihentikan tiba-tiba, karena hormon kortisol pada tubuh anak sudah tidak berproduksi lagi sehingga tubuhnya akan mengalami gangguan.
Solusinya, pemberian obat steroid tetap dilanjutkan hanya saja dengan dosis yang dikurangi sedikit demi sedikit dan dengan pantauan dokter.
Dengan penjelasan efek steroid pada anak di atas, maka sudah jelas bahwa obat steroid tidak dapat diberikan sekadar untuk meningkatkan nafsu makan dan menambah berat badan anak. Bila anak susah makan, konsultasikanlah ke dokter anak dan ahli gizi untuk mendapatkan solusi yang lebih baik dan sehat bagi si kecil.
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.