Mulai banyaknya kasus gondongan yang muncul belakangan ini, Mama perlu tahu cara mencegah dan menangani gondongan pada anak secara tepat. Gondongan pada anak memang sangat rentan terjadi. Virus dari penyakit ini diketahui sangat mudah menular dan bisa mengakibatkan pembengkakan pada kelenjar ludah anak.
Lalu, apa saja gejala, penanganan, serta cara mencegah penularannya? Simak penjelasan selengkapnya dari dokter spesialis anak, dr. Arnold Soetarso, Sp.A yang berpraktik di Klinik Happybaby.inc berikut ini.
Apa Itu Gondongan?
Gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh virus mumps yang menyerang kelenjar ludah atau kelenjar parotis yang letaknya berada di antara telinga dan rahang. Karena itulah, gejala utamanya terjadi pembengkakan yang parah di daerah tersebut, seperti pipi bengkak dan rahang bengkak.
Menurut dr. Arnold, penyakit gondongan seringkali menyerang anak-anak, terutama antara usia 2-12 tahun.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, gondongan pada anak dulunya merupakan penyakit yang sangat umum. Namun setelah vaksin gondongan tersedia pada 1967, jumlah kasusnya menjadi berkurang. Meski demikian, wabah penyakit gondongan hingga kini masih saja terjadi, terutama bagi anak yang lebih rentan dan belum mendapatkan vaksin lengkap.
Gejala Gondongan pada Anak
Gejala penyakit gondongan mungkin berbeda-beda pada setiap anak yang mengalaminya. Dokter Arnold menambahkan, gejala gondongan pertama biasanya cenderung ringan, di antaranya:
- Demam
- Kelelahan
- Mual
- Sakit kepala
- Penurunan nafsu makan.
Namun, gejala utama yang paling mudah dikenali adalah mereka akan mengalami pembengkakan yang terasa nyeri di sisi rahang hingga di bawah telinga.
Dilansir dari laman Boston Children’s hospital, diperlukan waktu antara 16 hingga 18 hari sampai anak menunjukkan tanda-tanda dan gejala penyakit gondongan, setelah terpapar dengan penyakit tersebut.
Beberapa gejala pun bisa saja memburuk di hari-hari berikutnya, seperti nyeri di telinga, hingga sakit saat mengunyah.
Waspadai Penyebab dan Cara Penyebarannya
Gondongan disebabkan oleh virus yang disebut paramyxovirus. Virus gondongan pada anak ini bisa menular dari satu anak ke anak lainnya melalui kontak langsung dengan cairan dari hidung dan tenggorokan atau droplet.
“Karena penyakit ini penyebarannya melalui droplet atau dari air liur yang terinfeksi, maka penyebaran terjadi melalui anak yang bersin, batuk, atau jika anak tersebut sharing peralatan makan dan air minum karena air liurnya sudah mengandung virus,” jelas dr. Arnold.
Seorang anak paling menularkan penyakitnya bahkan beberapa hari sebelum gejalanya muncul dan beberapa hari setelah mengalami gejala gondongan.
“Anak dikatakan sudah sembuh dan tidak menularkan lagi itu adalah 5 hari setelah terjadi pembengkakan. Jadi, jika anak mengalami gondongan, sebaiknya beristirahat dan tidak pergi ke sekolah selama 5-7 hari,” tambahnya.
Pada masa ini, penting untuk mencegah penyebaran infeksi ke orang lain, terutama pada anak yang belum menerima vaksinasi.
Apakah Orang Tua juga Bisa Tertular?
Meski biasanya orang tua sudah pernah mengalaminya saat masih kanak-kanak, tetapi MamPap masih bisa tertular jika MamPap memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah, lho. Misalnya, pada orang-orang yang punya penyakit autoimun, kanker, hingga diabetes. Karena kekebalan tubuh yang rentan dan lemah bisa lebih mudah tertular virus dan bakteri.
Komplikasi yang Bisa Terjadi
Biasanya, penyakit gondongan pada anak ini tidak menimbulkan komplikasi, tidak seperti gondongan pada orang dewasa.
“Mungkin kita pernah mendengar bahwa penyakit ini bisa menyerang organ testis sehingga bisa mengganggu kesuburan. Namun, kasus ini sangat jarang bisa terjadi pada anak. Biasanya, kasus ini terjadi pada orang dewasa. Tetapi, hal ini sangat jarang terjadi,” tegas dr. Arnold.
Penanganan Gondongan pada Anak
Infeksi ini akan sembuh sendiri biasanya dalam waktu 1 atau 2 minggu. Jadi, tidak ada penanganan khusus untuk mengobatinya. Karena virus itu akan hilang sendiri dilawan oleh daya tahan tubuh si kecil. Jadi, hal yang bisa dilakukan dokter adalah meringankan gejalanya, seperti memberikan obat demam, obat nyeri, anti peradangan, serta pengobatan batuk pilek jika ada gejala tersebut.
Anak juga akan disarankan untuk beristirahat yang cukup dan meningkatkan asupan cairannya. Mama juga bisa melakukan kompres hangat atau dingin pada kelenjar yang bengkak untuk membantu meredakan nyeri.
Bisakah Mengobati Gondongan dengan Blau?
Blau atau bulau, yang merupakan bubuk berwarna biru seringkali dipakai sebagai pengobatan alternatif penyakit gondongan pada anak, ataupun dewasa. Pengobatan dilakukan dengan cara mengoleskan bubuk blau yang sudah dicairkan ke bagian wajah yang bengkak, kemudian dibiarkan semalaman. Namun, benarkah cara ini ampuh untuk mengobatinya?
Dokter Arnold menegaskan, hal ini merupakan mitos. “Tidak ada hubungannya antara bubuk blau dengan pengobatan gondongan. Tidak ada penelitiannya.”
Pencegahan Penyebaran Virus Gondongan
MamPap dapat melindungi si kecil dari penyakit gondongan dengan memastikan mereka diberikan vaksin kombinasi MMR untuk penyakit gondongan, campak, dan rubella.
Vaksin yang mengandung mumps ini diberikan 2 kali, yaitu yang pertama diberikan usia 15-18 bulan. Kedua, diulang kembali pemberiannya antara usia 4-5 tahun. Setelah kedua dosis diberikan, vaksin memberikan sekitar 88% perlindungan terhadap penyakit gondongan.
Selain vaksin, menerapkan pola hidup bersih dan sehat juga bisa menghindari penyebaran penyakit ini. Hindari juga si kecil melakukan kontak dengan anak dan orang dewasa yang sedang sakit, dengan taat memakai masker.
Itulah beberapa penjelasan tentang gondongan pada anak yang perlu MamPap ketahui untuk menghindari penyebarannya. Semoga bermanfaat dan sehat selalu untuk si kecil.
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.