Apa yang bisa dilakukan untuk membantu kesuksesan anak meskipun di masa depan masih penuh dengan ketidakpastian?
MamPap Pernah membayangkan tidak masa depan anak 10 atau 15 tahun mendatang seperti apa? Bagaimana jenis pekerjaan yang akan dijalankan anak-anak nanti? Berbagai karier di bidang digital, seperti media sosial atau data analis yang saat ini banyak dijalankan saja sebenarnya tidak pernah terbayangkan sebelumnya bukan?
World Economic Forum “The Future of Jobs” melaporkan kalau 65% dari anak-anak yang lahir di sekarang akan menghadapi tantangan di mana pekerjaan-pekerjaan di masa mendatang kemungkinan besar merupakan pekerjaan-pekerjaan yang belum ada saat ini. Pertanyaannya, apa yang perlu dipersiapkan semua orang tua? Itulah mengapa, MamPap perlu memahami apa yang perlu dilakukan untuk mendukung keberhasilan anak di masa depan.
Ditemui di acara dalam acara Launching Curiookids Indonesia di Bintaro, Tangerang Selatan, Samanta Elsener M.Psi., Psikolog Anak, mengingatkan bahwa ada banyak hal yang perlu disiapkan MamPap untuk membantu kesuksesan anak di masa yang akan datang.
Dalam hal ini ia menegaskan bahwa, orang tua tidak cukup membekali anak dengan hard skill saja, yaitu kemampuan anak yang bisa dipelajari dan ditingkatkan lewat pengulangan dan pendidikan. Memang tidak bisa dipungkiri, pada saat anak memiliki kemampuan hard skill yang baik, akan mempermudah melakukan aktivitas dan mampu menunjang pekerjaannya. Namun, selain memberkali dengan hard skill yang baik, MamPap perlu memastikan anak memiliki soft skill.
“Pernah tidak mendengar ada teman, atau saudara yang pintar, nilai akademiknya sangat baik, namun sulit sekali mencari pekerjaan. Berbagai interview sudah dilakukan, tapi tidak juga mendapatkan pekerjaan? Nah, salah satu faktornya ini memang bisa disebabkan karena tidak memiliki soft skill,” tegasnya.
Lebih lanjut, Samanta menjelaskan bahwa soft skills merupakan keterampilan yang berkaitan dengan perilaku manusia dan diarahkan pada masalah emosional dan sosial, serta meningkatkan kepribadian setiap individu. Dengan melatih keterampilan ini pada anak sejak dini, mereka dapat belajar berinteraksi dengan orang lain secara proaktif, kreatif, dan empati secara alami. Oleh karena itu, Bunda perlu mempersiapkan diri untuk mulai mengembangkan soft skills pada anak-anak.
3 Cara Untuk Mendukung dan Membantu Kesuksesan Anak
Pertanyaan selanjutnya, jika memang anak-anak akan menjalankan pekerjaan yang saat ini belum ada, apa yang bisa dilakukan untuk membantu kesuksesan anak di masa yang akan datang?
1. Tumbuhkan Perasaan Berkompetensi
Salah satu hal yang diperlukan untuk membantu kesuksesan anak adalah menumbuhkan rasa kompetensi pada diri anak. Dikatakan Samanta, “Kalau anak nggak punya rasa kompetensi, ini akan berisiko bikin anak nggak percaya diri. Dengan rasa kompetensi, anak akan merasa bisa, punya kemampuan diri dan punya keterampilan diri.”
“Anak akan merasa aku bisa, maka anak akan merasa aku mau. Jika anak bisa dan mau, mereka akan punya motivasi intrinsik yang bikin dia jadi mandiri atau otonomi. Ini penting karena berkaitan dengan pengaturan jadwal saat mereka sekolah, termasuk apa saja saja skill yang akan mereka kembangkan. Ini akan mengarah pada skill regulation nanti.”
2. Memastikan Anak Mampu Meregulasi Emosi Membantu Kesuksesan Anak
Salah satu pondasi penting untuk membantu kesuksesan anak di masa yang akan akan datang adalah memastikan anak memiliki skill regulasi emosi yang baik. Ini salah satu hal penting yang bisa dikuasai ketika anak tumbuh dewasa.
“Anak nantinya jadi nggak gampang baper, nggak gampang stress. Misalnya ketika ditegur atasan atau merasa kesulitan, nggak dikit-dikit maunya healing,” tukas Samanta.
Ada beberapa yang bisa dilakukan melatih anak agar dapat meregulasi emosi dengan baik, dimulai dengan mengajarkan anak untuk paham akan berbagai emosi yang dirasakan. Sejak anak usia 3 tahun, anak sudah bisa dilatih untuk mengidentifikasi perasaan mereka. Selain itu MamPap tentu saja perlu menjadi contoh yang konkret di mana anak bisa belajar bagaimana perilaku dan menyalurkan emosi secara positif.
3. Menumbuhkan Motivasi Dalam Diri Anak
Selanjutnya, salah satu hal penting yang perlu dilakukan adalah bagaimana menumbuhkan motivasi pada diri anak. Hal ini tidak terlepas karena motivasi memainkan peran kunci dalam pengembangan pribadi, perkembangan akademis, dan kesejahteraan mental anak.
Motivasi yang dimaksud adalah motivasi dan ekstrinsik, dua jenis motivasi yang dapat memengaruhi perilaku dan kinerja seseorang. “Kedua motivasi ini juga sangat berkaitan erat dengan proses belajar yang perlu dilakukan anak.”
-
Motivasi Intrinsik
Motivasi intrinsik merupakan dorongan atau motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Ini adalah jenis motivasi di mana seseorang melakukan suatu aktivitas karena mereka menemukan kepuasan, kegembiraan, atau pemenuhan pribadi dari aktivitas tersebut. Misalnya, anak memiliki motivasi intrinsik untuk belajar membaca buku karena mereka menikmati proses pembelajaran dan merasa senang memperoleh pengetahuan baru.
-
Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik ini merupakan dorongan atau motivasi yang berasal dari faktor eksternal atau luar diri individu. Ini terjadi ketika seseorang melakukan suatu aktivitas untuk mendapatkan hadiah atau menghindari hukuman, bukan karena kepuasan intrinsik dari aktivitas tersebut .Contoh, orang tua bisa memberikan hadiah atau reward karena anak telah berhasil melakukan sesuatu dengan baik sehingga anak terdorong untuk lebih giat belajar.
CURIOOkids Hadir untuk Dampingi Anak Menemukan Potensi Diri
MamPap pasti setuju ya, jika tantangan di masa depan untuk anak-anak semakin tinggi. Itulah mengapa, MamPap perlu membantu anak untuk bisa menghadapi perkembangan zaman yang terus berubah.
Salah satunya caranya tentu saja membantu anak dalam menemukan potensi dirinya sendiri, dengan membantu anak untuk bisa mengasah keterampilan, dan mempersiapkan anak menjadi lifelong learner. Hal inilah yang menjadi tujuan hadirnya CURIOOkids
Global CEO and Founder CURIOOkids Paul Blackstone, mengatakan, tantangan masa depan yang akan anak-anak hadapi nanti penuh dengan ketidakpastian. Untuk mengantisipasi hal itu, anak-anak perlu disiapkan untuk menemukan potensi diri mereka, dengan mengembangkan learning behaviour, agar nantinya mampu membangun masa depan yang sukses.
Kish Gill selaku President Director CURIOOkids Indonesia menekankan bahwa CURIOOkids percaya bahwa perilaku belajar (learning behaviour) menjadi kunci krusial agar anak mampu bertahan, dan bahkan sukses menjalani situasi zaman yang terus berubah. Perilaku belajar tersebut dikembangkan dengan memberi pendampingan kepada anak-anak dalam mengasah hard skill dan soft skill.
Ia juga menekankan bahwa CURIOOkids mengusung empat metode untuk membangun soft skills anak-anak dalam berkembang, di mana Kurikulum komprehensif CURIOOkids Indonesia berfokus pada empat subjek pelajaran utama, meliputi, Desain Kreatif, Teknologi, Wirausahawan, dan, Komunikasi (Bahasa Inggris). Keempatnya dipercaya merupakan skills penting untuk membentuk pondasi yang menunjang dan membantu kesuksesan anak di masa depan.
Hai, salam kenal 🤗, panggil saya Adis. ‘Terlahir’ jadi ibu, menjadi sadar kalau menjadi orang tua merupakan tugas seumur hidup. Meski banyak tantangan, semua tentu bisa dijalani jika ada dukungan dari lingkungan sekitar. #MamaSquads