Cegah Anak Batuk Berulang Akibat Polusi Udara, Lakukan 9 Cara Ini!

mencegah anak batuk berulang, anak batuk berdahak, anak batuk kering, anak batuk pilek

Anak baru sembuh batuk, dua hari kemudian batuk lagi? Kasus seperti ini sedang melanda anak-anak terutama yang tinggal di kota besar, seperti Jakarta, Bekasi, Depok dan Tangerang. Apa yang perlu orang tua lakukan untuk mencegah anak batuk berulang akibat polusi udara?

Anak Lebih Rentan Terkena Batuk Hingga ISPA akibat Polusi Udara

mencegah anak batuk berulang, anak batuk berdahak, anak batuk kering, polusi udara, polusi udara di jakarta

Beberapa orang tua yang memiliki anak usia sekolah mengeluhkan, dalam beberapa minggu terakhir, banyak teman anak yang tidak masuk sekolah secara bergantian akibat batuk, pilek atau radang tenggorokan. “Hari ini saja di kelas Virza, ada 9 temannya yang tidak sekolah. Kebanyakan karena batuk pilek,” ujar Penny, Mama dari satu anak ini.

Bahkan menurut data Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, dalam enam bulan terakhir sejak awal 2023 menunjukkan peningkatan kasus ISPA di Jabodetabek. Hingga pertengahan 2023, jumlahnya rata-rata melebihi 100.000 kasus per bulan.

Bacaan Lainnya

Kasus melonjak ini bisa dipicu dari masalah nilai kualitas udara buruk yang saat ini sedang ramai dibicarakan. Apalagi menurut Dr. Darmawan Budi Setyanto, SpA(K) – Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, anak lebih rentan  terserang batuk dan ISPA akibat polusi udara dibandingkan orang dewasa.

Mengapa begitu? “Anak bernapas dua kali lebih cepat dibanding orang dewasa, sehingga anak lebih banyak menghirup udara. Ketika terjadi polusi udara, anak menghirup polutan lebih banyak. Dampaknya, saluran pernapasan anak mudah teriritasi yang berlanjut pada peradangan,” ujar Dr. Darmawan.

Dr. Darmawan menambahkan, polusi udara adalah kontaminasi berbagai partikel yang dapat membahayakan kesehatan. Efeknya akan mengakibatkan berbagai penyakit di 3 sistem organ, yaitu:

  • Kulit
  • Saluran pencernaan 
  • Saluran pernapasan

“Ketika mengenai bagian kulit, kita bisa melindungi dengan memakai baju atau jaket. Sedangkan, pada saluran pencernaan kita bisa memilih makanan yang kita konsumsi. Namun, pada saluran pernapasan kita tidak bisa pilih-pilih, di mana kita berada di situ udara yang kita hirup,” kata Dr. Darmawan memaparkan.

Dari mana sumber polusi udara? Menurut Dr. Darmawan, bila dari alam sumbernya bisa dari ledakan gunung berapi atau kebakaran hutan. Masalahnya, polusi udara di kota, kebanyakan berasal dari buatan manusia, seperti asap kendaraan, asap pabrik hingga sampah rumahan yang dibakar  sendiri.

Cara Mencegah Anak Batuk Berulang Akibat Polusi Udara

mencegah anak batuk berulang, anak batuk berdahak, anak batuk kering, polusi udara, polusi udara di jakarta, anak pakai masker, nilai kualitas udara

Tahukah MamPap, menurut UNICEF polusi udara menyebabkan kematian sekitar 600 ribu anak setiap tahunnya. Angka yang mengkhawatirkan, bukan? Seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, polusi udara akan lebih berdampak pada anak. Polusi udara akan terpapar pada kulit, dari makanan yang dikonsumsi dan dari udara yang dihirup.

Nah, masalahnya, belum ada solusi efektif untuk mengatasi polusi udara yang terjadi saat ini. Efeknya, makin banyak anak yang rentan terserang batuk berulang, bahkan hingga ISPA yang memerlukan perawatan rumah sakit.

Bagaimana polusi udara bisa mengganggu saluran pernapasan? Berikut ini gejala awal anak terpapar polusi udara: 

  • Berawal dari hidung mengalami gejala rinitis seperti pilek.
  • Iritasi berlanjut ke area faring dan laring yang menyebabkan batuk dan nyeri tenggorokan.

Jika terpapar polusi udara terus menerus, anak akan sering mengalami iritasi di bagian saluran pernapasannya. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada mekanisme pertahanan saluran napas sehingga virus dan kuman mudah masuk yang berakibat anak terkena ISPA dan pneumonia.

Selain itu, ini dampak buruk lainnya yang bisa dialami anak bila sering terpapar polusi udara: 

  • Stunting
  • Menghambat perkembangan fisik dan kognitif anak 
  • Mengurangi fungsi paru-paru
  • Mengganggu saraf sehingga menghambat perkembangan motorik halus dan kasar anak
  • Meningkatkan risiko alami ISPA, pneumonia dan infeksi paru kronik lainnya
  • Meningkatkan risiko penyakit jantung pada anak

Tak ingin efek buruk tersebut dialami anak kan, MamPap? Yuk, kita mencegah anak batuk berulang dari rumah. Begini cara melindungi anak dari polusi udara:

  1. Batasi aktivitas di luar rumah
  2. Gunakan masker, terutama saat keluar rumah
  3. Hindari membakar sampah rumah tangga
  4. Jauhkan anak dari asap rokok
  5. Perbanyak minum air putih
  6. Konsumsi makanan bernutrisi untuk tingkatkan imunitas tubuh
  7. Meletakkan tanaman indoor di dalam rumah
  8. Menggunakan air purifier di rumah
  9. Pantau kualitas udara lewat aplikasi
Nilai Indeks Kualitas Udara Warna Level Kesehatan Saran Kesehatan
0-50 Hijau Baik Kualitas udara sangat baik. Anak dapat bebas beraktivitas di luar ruangan.
51-00 Kuning Sedang Kualitas udara baik. Anak tidak perlu mengubah aktivitas kecuali bila mengalami gejala seperti batuk dan iritasi tenggorokan.
101-150 Jingga Tidak sehat untuk masyarakat rentan (anak dan lansia) Kualitas udara tercemar. Anak perlu mengurangi kegiatan di luar ruangan. Gunakan masker bila saat beraktivitas di luar rumah.
151-200 Merah Tidak sehat Kualitas udara cukup tercemar. Anak harus menghindari kegiatan di luar ruangan.
201-300 Ungu Sangat tidak sehat Kualitas udara sangat tercemar. Anak harus tetap tinggal di dalam rumah dan menghindari kegiatan di luar ruangan.
301-500 Merah Marun Berbahaya Kualitas udara tercemar parah. Anak harus tetap tinggal di dalam rumah dan menghindari kegiatan di luar ruangan.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× seven = 14