Tamankan Cinta Budaya Lokal Sejak Dini, SDS Global Mandiri Cibubur Gelar Pementasan Drama Kolosal

MamPap, setuju tidak kalau digitalisasi dan globalisasi memiliki dampak besar terhadap berbagai aspek kehidupan khususnya pergeseran budaya? Akibatnya, bisa menyebebkan erosi identitas budaya di mana anak-anak generasi muda mungkin lebih mengenal budaya asing daripada budaya mereka sendiri. Hal inilah yang akhirnya mendorong SDS Global Mandiri Cibubur sukses menggelar pementasan drama kolosal “Ksatria Pringgondani”. 

Pentingnya Peran Pendidikan dalam Mengenalkan Budaya

Tidak bisa dipungkiri, peran pendidikan dengan menghadirkan  kurikulum atau program yang khusus yang dibuat sekolah memainkan peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai budaya lokal. Setidaknya dengan pendidikan budaya di sekolah-sekolah cukup kuat dan relevan, anak-anak akan lebih memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

Hal inilah yang ditegaskan Dr Anna Budiatmi, M.Pd selaku Kepala Sekolah SDS Global Mandiri Cibubur saat ditemui setelah pementasan drama kolosal ‘Ksatria Pringgondani’ yang dilangsungkan di Taman Ismail Marzuki (16/6/24).

“Pendidikan dasar adalah tempat yang tepat untuk memberikan pengenalan budaya Indonesia secara sejak dini, karena seperti kita ketahui anak-anak sekarang itu lebih memilih budaya dari luar. Tapi dengan adanya kegiatan (pergelaran seni) seperti ini itu anak-anak mulai tahu tentang seni budaya Indonesia”. 

Bacaan Lainnya

Pementasan drama kolosal “Ksatria Pringgondani” memuat kisah kepahlawanan tokoh pewayangan dari Pulau Jawa bernama Gatotkaca yang rela berkorban demi memperjuangkan kebenaran di medan perang Kurusetra. Tokoh-tokoh pewayangan populer lainnya dari Epik Mahabarata seperti Arjuna, Bima, Yudhistria, Nakula, Sadewa dan para Punakawan turut ditampilkan dengan apik oleh para siswa-siswi Sekolah Global Mandiri Cibubur.

Pementasan seni ini sendiri sudah menjadi program regular yang dilangsungkan SDS Global Mandiri Cibubur. Sebelumnya telah mendulang sukses dengan pagelaran “Putri Hijau” (2014), Mahapralaya (2016), dan Arung Palaka (2019). Tahun ini mengangkat cerita yang diambil dari tanah Jawa, “Ksatria Pringgondani”.

Menceritakan kisah tokoh pewayangan legendaris dari Pulau Jawa, bernama Gatotkaca yang menunjukkan kepahlawanan dan pengorbanan demi memperjuangkan  kebenaran di medan perang Kurusetra. Tokoh-tokoh pewayangan popular seperti Arjuna, Bima, Yudhistira, Nakula, Sadewa hingga Punokawan turut pula ditampilkan dengan menawan oleh siswa-siswi SDS Global Mandiri.

Pementasan Drama Kolosal Ksatria Pringgondani Melibatkan Banyak Pihak

Tidak hanya 403 siswa yang terdiri atas 395 siswa-siswi sekolah dasar dan 8 siswa taman kanak-kanak, pementasan Pementasan Kolosal “Ksatria Pringgondani” juga melibatkan lebih dari 400 siswa-siswi dan juga 79 guru. Setelah proses latihan menghabiskan waktu hampir satu tahun, pementasan ini membuahkan hasil sesuai harapan.

“Proses latihannya memang cukup panjang, hampir satu tahun karena memang melewati proses audisi lebih dulu. Di sini para siswa juga dipilih lewat kompetensi serta minat bakat yang mereka miliki,” terang Dr Anna Budiatmi, M.Pd.

Ketua Panitia Pagelaran Akbar “Ksatria Pringgondani”, Ardi Nursodik, S.Pd menambahkan pendidikan di sekolah, khususnya di SDS Global Mandiri Cibubur memang ditujukan untuk mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, baik potensi akademik maupun potensi non-akademik.

Pementasan kolosal ini digarap dengan apik dan megah, dengan mengintegrasikan drama, tari, musik, vokal dan paduan suara. Selain tata panggung dan tata cahaya yang maksimal, pagelaran “Ksatria Pringgondani” juga berkolaborasi dengan Wayang Orang Bharata. Hal tersebut dimaksudkan agar jalan ceritanya tidak keluar dari pakem yang ada, termasuk juga kostum para pemainnya. Selain itu, agar tetap berbalut nuansa kekinian, Jakarta E’ Music juga ikut dilibatkan.

Pementasan drama musik kolosal ini memang memiliki misi tersendiri. Tidak hanya mengenalkan dan menanamkan budaya lokal, tentu saja memberikan banyak pelajaran berharga bagi seluruh siswa siswi yang terlibat di dalamnya. 

Sebagai tenaga pendidik, Anna mengungkapkan kekhawatirannya, di mana anak-anak yang hidup di era yang kian modern ini lebih banyak mengenal tokoh-tokoh pahlawan dan budaya luar negeri dibandingkan dengan budayanya sendiri. 

“Seni dan budaya tradisional asli daerah tidak boleh lenyap ditelan oleh gegap gempitanya seni dan budaya milik bangsa asing. Anak-anak akan meresapi lekuk-lekuk nilai yang tersimpan dalam kesenian dan kebudayaan daerah yang lebih sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Inilah salah satu landasan diadakannya pagelaran seni dan budaya di SDS Global Mandiri Cibubur,” jelasnya.

Bahkan katanya, banyak anak-anak yang semula tidak mengenal dengan tentang Ksatria Pringgondani atau Gatotkaca. “Mereka lebih mengenal tokoh-tokoh Naruto dan sebagainya. Jadi dengan adanya cerita ini, mereka sadar kalau ternyata Indonesia punya tokoh-tokoh cerita seperti Gatotkaca,” imbuhnya.

Pembelajaran yang Didapatkan Pementasan Drama Kolosal Ksatria Pringgondani

Seperti diungkapkan Dr. Anna Budiatmi, M.Pd, pagelaran ini tidak sekadar menumbuhkan kecintaan terhadap budaya nasional, namun segaligus memberikan banyak pelajaran berharga bagi anak-anak. Ia menjelaskan ada beberapa hal yang dapat dipelajari anak-anak melalui pementasan drama musik meliputi:

  1. Kesempatan untuk menyalurkan dan mengembangkan  bakat dan minat siswa.
  2. Melatih kedisiplinan dan tanggung jawab di mana anak-anak perlu konsisten dan disiplin saat menjalani latihan, tanpa melupakan kewajiban utama dengan menjalani aktivitas belajar tugas yang diberikan sehari-hari.
  3. Menjalin solidaritas, karena anak-anak yang terlibat dapat belajar untuk bisa bekerja sama dalam satu kelompok, memahami pentingnya peran masing-masing, dan bagaimana berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama.
  4. Belajar berempati, karena pada saat memainkan karakter yang berbeda, anak-anak dapat memahami perasaan dan perspektif orang lain.
  5. Menumbuhkan rasa kepercayaan diri, karena dengan berada di atas panggung mampu membantu meningkatkan rasa percaya diri anak-anak dan mengatasi rasa takut berbicara di depan umum.

Dengan demikian, pementasan drama musik tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga merupakan alat pendidikan yang komprehensif yang mengembangkan berbagai keterampilan dan pengetahuan yang berguna bagi perkembangan anak-anak.

Setidaknya pembelajaran berharaga ini juga dirasakan langsung oleh para orang tua. Anita Kadir, Ketua Parents Advisory Board SDS Global Mandiri Cibubur, mengatakan lewat pementasan seni ini mampu memberikan pengalaman berharga untuk anak-anak. “Mereka akan terus ingat pengalaman ini sampai besar nanti.  Jujur, menyaksikan pementasan ini, kami sebagai orang tua siswa merasa bangga. Ini di luar ekspetasi kami, anak-anak terlihat penuh percaya diri saat tampil. Yang tadinya kalau latihan masih malu-malu, di panggung mereka tunjukkan keberanian mereka untuk tampil,” senyum Anita Kadir mengembang.

Ke depannya, pihak SDS Global Mandiri Cibubur berharap, misi budaya yang mereka rintis lewat pagelaran kolosal seperti ini akan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi  sekolah-sekolah lain untuk senantiasa mengembangkan minat dan bakat siswa-siswinya. Selain tentu saja, misi yang paling penting adalah melestarikan budaya daerah agar tidak hilang tertelan jaman. Masyarakat umum juga dapat meresapi keindahan warisan budaya Indonesia seperti menyaksikan pementasan drama kolosal “Ksatria Pringgondani” ini. 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

÷ 1 = nine