Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memperkirakan sekitar 70% populasi dunia berisiko terjangkit dengue. Meskipun bisa menyerang siapa pun juga, faktanya di Indonesia sendiri dengue banyak menyerang usia produktif sehingga menciptakan beban signifikan bagi sektor kesehatan dan tenaga kerja.
Untuk itulah Pemerintah dan sektor swasta melancarkan inisiatif Sinergi Aksi Perusahaan (SIAP) Lawan Dengue untuk melindungi karyawan dan seluruh anggota keluarga dari penyakit DBD.
Selain Kementerian Kesehatan dan Kementerian Ketenagakerjaan, berberapa pihak yang berkolaborasi untuk mendukung aksi SIAP lawan dengue juga dilakukan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN), PT Bio Farma, dan PT Takeda Innovative Medicines, serta Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI).
dr. Ina Agustina Isturini Isturini, MKM, selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular mewakili Kementerian Kesehatan RI, mengatakan bahwa jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia hingga minggu ke-45 tahun 2024 mencapai 217.019 kasus, dengan Incidence Rate (IR) sekitar 77,55 per 100.000 penduduk. Kasus ini menyebabkan 1.255 kematian, dengan Case Fatality Rate (CFR) mencapai 0,58%.
Angka ini tentu saja sangat mengkhawatirkan dan tidak dapat disepelekan, sehingga diperlukan upaya mengedepankan pencegahan yang komprehensif. Mulai dari 3M Plus dan vaksinasi, serta gerakan SIAP Lawan Dengue bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia serta mendukung target WHO Zero Dengue Death di tahun 2030,
Dipaparkan dr. Ina, saat ini masih banyak tantangan yang yang dihadapi dalam penanggulangan dengue. “Masih rendahnya pengetahuan masyarakat mengenai tanda dan gejala dini dengue sehingga sering kali menyebabkan keterlambatan penanganan pasien ke pelayanan masyarakat. Belum membudayanya Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, serta kegiatan lain untuk mencegah penularan dengue di masyarakat. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa PSN 3M Plus merupakan tanggung jawab tenaga kesehatan saja padahal ini menjadi tanggung jawab bersama.”
Presiden Direktur PT Takeda Innovative Medicines, Andreas Gutknecht mengatakan bahwa dengan adanya gerakan SIAP Lawan Dengue diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan langkah pencegahan dengue di lingkungan kerja, sehingga karyawan terlindungi dari risiko penyakit ini dan dapat berkontribusi dengan lebih produktif serta sehat bagi perusahaan dan masyarakat.
DBD Bisa Menyerang Siapa Saja dan Terjangkit Berulang Kali
Dr. dr. Astrid B. Sulistomo, MPH, SpOK, Subsp.BioKo(K), Ketua Umum PERDOKI, menginggatkan bahwa semua orang berisiko terjangkit virus dengue, terlepas dari usia, gaya hidup, dan di mana seseorang tinggal.
“Dengue ini bukan hanya penyakit yang mengancam nyawa, tetapi juga menimbulkan beban yang cukup besar, baik bagi pasien dan keluarganya, perusahaan, maupun negara. Kasus dengue banyak terjadi pada kelompok usia produktif, antara 15 hingga 44 tahun.”
Perlu digarisbawahi bahwa seseorang dapat terjangkit dengue lebih dari satu kali. “Jadi kalau ada yang bilang, sudah pernah terkena dengue dan menjadi kebal, tidak bisa terkena lagi, itu tidak benar. Virus dengue yang terdiri dari 4 serotipe, dapat menjangkit seseorang lebih dari satu kali, dan biasanya infeksi berikutnya berisiko lebih parah,” tukas dr. Astrid lagi.
Inovasi Menuju Nol Kematian Akibat Dengue di Tahun 2030
dr. Ina menambahkan bahwa saat ini pemerintah telah melakukan beberapa inovasi untuk mengurangi dengue menuju ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’. Inovasi yang dimaksud adalah:
1. Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J)
Dengan serentak meluangkan waktu 10 menit pada pukul 10.00 selama minimal 10 minggu setiap hari Minggu untuk melaksanakan 3M Plus, dan kegiatan lain untuk mencegah penularan infeksi dengue.
2. Pemberikan Vaksin Dengue
Yang kedua, saat ini terdapat 2 vaksin dengue yang telah mendapat izin edar dari Badan POM RI, yang sementara ini dapat digunakan menjadi vaksinasi dengan skema pilihan atau berbayar, bekerja sama dengan pihak organisasi profesi di Indonesia. Saat ini sedang dilakukan kajian dan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) untuk dapat digunakan pada program pengendalian dengue secara luas berskala nasional.
3. Pemanfaatan Inovasi Vektor Berupa Teknologi Nyamuk Aides aegypti ber-Wolbachia
Ini sudah dilakukan dalam penelitian di Yogyakarta dan di negara-negara lain seperti Brasil, Australia, Vietnam, dan lain-lain, sudah terbukti efektif untuk pencegahan dengue.
SIAP Lawan Degue dan Pentingnya Pencegahan dengan Vaksin DBD
Terkait dengan vaksin DBD, dr. Astrid mengingatkan bahwa perlindungan kesehatan yang menyeluruh adalah hak setiap individu, termasuk para pekerja yang berada di lingkungan berisiko tinggi. Artinya, bagi para pekerja tentu saja membutuhkan vaksin DBD.
Selain dengan adanya aksi SIAP lawan dengue, vaksin DBD merupakan salah satu langkah pencegahan yang cukup signifikan yang penting dilakukan. Vaksin DBD telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dan terbukti aman serta efektif dalam memberikan perlindungan terhadap keempat serotype virus dengue yang ada.
“Banyak pekerjaan yang memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena infeksi dengue. Oleh karena itu, perlindungan yang menyeluruh melalui pencegahan yang komprehensif memegang peran yang krusial, salah satunya melalui vaksinasi dengue yang telah direkomendasikan oleh asosiasi medis.”
Dengan mendapatkan vaksin, diharapkan angka kejadian infeksi dengue dapat menurun, khususnya infeksi sekunder yang lebih berat. Penyuntikan vaksin DBD membutuhkan dua kali dosis untuk memberikan perlindungan yang optimal.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga merekomendasikan vaksin DBD dabat diberikan untuk dewasa usia 19-45 tahun. Sedangkan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menegaskan bahwa vaksin ini dibutuhkan untuk bagi anak-anak usia 6-18 tahun.
“Untuk mendapatkan perlindungan yang optimal, vaksinasi perlu diberikan sesuai dosis yang direkomendasikan. Dengan upaya pencegahan yang tepat, kita dapat membantu memastikan bahwa setiap individu di usia produktif dapat menjalani hidup yang lebih sehat, dan terlindungi dari ancaman keparahan yang dapat dicegah. Kesehatan pekerja tidak hanya penting bagi produktivitas, tetapi juga bagi keberlangsungan kehidupan mereka yang berharga bagi keluarga dan masyarakat,” tutupnya.
Hai, salam kenal 🤗, panggil saya Adis. ‘Terlahir’ jadi ibu, menjadi sadar kalau menjadi orang tua merupakan tugas seumur hidup. Meski banyak tantangan, semua tentu bisa dijalani jika ada dukungan dari lingkungan sekitar. #MamaSquads