Mengenal Skoliosis pada Anak, Ketahui Penyebab, Gejala dan Penanganannya

skoliosis pada anak

Saat melihat anak sakit dan memiliki kelainan tentu bikin patah hati, ya, MamPap. Hal ini juga berlaku pada saat mengetahui mengalami skoliosis. Skoliosis pada anak memang kerap kali terlambat diketahui.

Hal ini diungkapkan dr. Widyastuti Srie Utami, Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Tulang Belakang Jakarta Spine Clinic, RS Pondok Indah Jakarta di acara diskusi dengan media.

“Tapi, orangtua sebenarnya tidak perlu merasa bersalah ketika tahu anaknya mengalami skoliosis. Apalagi sampai menyalahkan anak karena itu memang bukanlah kesalahan anak. Hal penting yang perlu dilakukan justru memberikan dukungan dan pemahaman. Termasuk konsultasikan kondisi anak pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan mendukung anak dalam menjalani hidup dengan lebih nyaman” ujarnya.

Penyebab Skoliosis Pada Anak

Lebih lanjut, dr. Widyastuti menjelaskan bawah ada beberapa tipe skoliosis, termasuk skoliosis pada anak. Ini dibedakan berdasarkan tingkat kelengkungannya. Skoliosis paling banyak terjadi pada anak perempuan menjelang dan masa pubertas dengan kisaran usia 9 -15 tahun.

Bacaan Lainnya

Dokter yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia ini menjelaskan bahwa skoliosis merupakan kondisi melengkungnya tulang belakang secara tidak normal ke arah samping. Kondisi ini kerap dialami oleh anak-anak usia pra pubertas dan banyak terjadi tanpa diketahui penyebabnya sama sekali (idiopatik).

Pada sebagian besar kasus, skoliosis tidak bisa dicegah karena seringkali tidak diketahui penyebabnya. Oleh karena itu, MamPap perlu melakukan deteksi dini untuk memastikan agar derajat skoliosis pada anak tidak semakin bertambah. Deteksi ini bisa dilakukan secara klinis, melalui pemeriksaan fisik, perhitungan antopometri, maupun pemeriksaan X-ray agar hasil diagnosa dini dapat terlihat dengan lebih detil.

Meski penyebab skoliosis pada anak tidak diketahui secara pasti, namun ada beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan skoliosis pada anak:

1. Idiopatik

Ini adalah jenis skoliosis yang paling umum pada anak-anak dan remaja. Skoliosis idiopatik tidak memiliki penyebab yang jelas dan terjadi tanpa faktor pemicu yang dapat diidentifikasi. Terdapat dua kategori umum dalam skoliosis idiopatik:

  • Skoliosis idiopatik tipe infantil: Terjadi pada anak usia 0-3 tahun.
  • Skoliosis idiopatik tipe juvenil dan adolesen: Terjadi pada anak dan remaja usia 4-18 tahun.

2. Kondisi Bawaan

Beberapa kondisi bawaan atau kelainan genetik dapat menyebabkan skoliosis. Salah satunya adalah sindrom Marfan, yang juga dapat memengaruhi jaringan ikat dan berdampak pada pertumbuhan tulang belakang.

3. Kondisi Neuromuskular

Skoliosis dapat berkembang sebagai akibat dari kondisi neuromuskular seperti kelumpuhan otot, distrofi otot, spina bifida, atau kelainan saraf lainnya. Ketidakseimbangan otot dan gangguan saraf dapat mengakibatkan ketidaknormalan postur tulang belakang.

4. Trauma atau Cedera

Cedera fisik pada tulang belakang atau pelvis juga dapat menyebabkan skoliosis. Misalnya, jika ada patah tulang yang tidak sembuh dengan baik, ini bisa mengakibatkan pertumbuhan tulang belakang yang tidak normal.

5. Ketidakseimbangan Panjang Kaki

Ketidakseimbangan panjang kaki dapat menyebabkan anak memiringkan tubuh untuk mengkompensasi perbedaan panjang kaki, yang pada akhirnya bisa memengaruhi postur tulang belakang.

6. Kondisi Medis Lainnya

Beberapa kondisi medis seperti penyakit ginjal atau pernapasan yang parah juga dapat memengaruhi pertumbuhan tulang belakang dan menyebabkan skoliosis.

7. Faktor Lingkungan

Meskipun bukan penyebab utama, faktor lingkungan tertentu juga dapat mempengaruhi perkembangan skoliosis. Postur yang buruk atau kebiasaan membungkuk mungkin dapat memperburuk kondisi skoliosis.

Penting untuk menyadari bahwa tidak semua kasus skoliosis bersifat progresif atau memerlukan pengobatan. Namun, jika Anda mencurigai bahwa anak Anda memiliki skoliosis atau jika Anda melihat adanya tanda-tanda perubahan postur tubuh yang mencurigakan, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter atau ahli ortopedi. Dalam beberapa kasus, pengobatan atau tindak lanjut medis mungkin diperlukan untuk mengendalikan atau mengatasi skoliosis.

Tanda dan Gejala Skoliosis Pada Anak

Dikatakan dr. Widyastuti Srie Utami bahwa tanda-tanda skoliosis pada anak sangat bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan kelengkungan tulang belakang. Namun,  kebanyakan skoliosis derajat besar akan menyebabkan pasien terus menerus pegal di punggung dan secara penampilan punggung terlihat tidak simetris.

“Orang tua bisa memeriksa ketinggian punggung anak, apakah ada perbedaan yang mencolok di antara sisi kiri dan kanan. Mengamati jarak antara siku kanan dan kiri saat anak membungkuk, apakah terdapat perbedaan yang signifikan. Mengenali apakah postur saat duduk atau berdiri anak tidak simetris, yang dapat mengindikasikan adanya kelainan,” jelas dr. Widyastuti lagi.

skoliosis pada anak

Meski demikian ada beberapa tanda yang mungkin mengindikasikan adanya skoliosis pada anak.

1. Tubuh Miring atau Tidak Simetris

Salah satu tanda awal skoliosis adalah ketidak simetrisan tubuh. Posisi bahu atau panggul yang tidak sejajar atau miring dapat menjadi tanda peringatan.

2. Salah Satu Bahu Ada yang Tinggi atau Lebih Miring

Salah satu bahu terlihat lebih tinggi dari yang lain, atau salah satu bahu miring ke satu sisi. Ini bisa menjadi tanda kemiringan tulang belakang.

3. Punggung Terlihat Melengkung

Punggung tampak melengkung saat dilihat dari belakang. Ini bisa berbentuk seperti huruf “C” atau “S”, tergantung pada pola kelengkungan.

4. Tulang Belikat Mencuat

Tulang belikat yang mencuat keluar lebih jelas pada satu sisi.

5. Pinggul Tidak Sejajar

Pinggul yang tidak sejajar, di mana salah satu sisi tampak lebih tinggi daripada yang lain.

7. Pengukuran Postur Tidak Normal

Jika anak sering berdiri dengan postur yang tidak normal, seperti miring atau membungkuk.

8. Badan Tidak Rata

Biasanya ini disadari atau terlihat pada saat anak mengenakan pakaian, misalnya garis pinggang celana tidak sejajar.

9. Nyeri Punggung atau Kelelahan

Beberapa anak mungkin mengalami nyeri punggung atau kelelahan lebih cepat dari biasanya. Ini bisa terjadi karena ketidakseimbangan otot atau tekanan pada tulang belakang.

10. Perubahan dalam Cara Berjalan

Berjalan dengan cara yang berbeda, seperti bergoyang atau tertentu menghindari langkah tertentu.

11. Tanda Skoliosis pada Anak, Asimetri Tulang Panggul

Ketidakseimbangan atau asimetri pada tulang panggul.

Penangangan Skoliosis pada Anak, Kapan Perlu Dioperasi?

Mungkin MamPap akan bertanya-tanya, bagaimana upaya penyembuhan skoliosis pada anak? Apakah harus dengan operasi?

Ditegaskan dr. Widyastuti bahwa penangangan skoliosis pada anak tidak selamanya harus dioperasi. Sebelum dokter memutuskan apakah diperlukan tindakan medis dengan jalan operasi, ada beberapa upaya atau pengobatan yang tepat sebagai intervensi untuk dikendalikan. Pendekatan pengobatan akan sangat tergantung pada tingkat keparahan skoliosis, usia anak, dan faktor-faktor lainnya.

Berikut adalah beberapa tahapan atau pendekatan yang mungkin dilakukan:

1. Observasi

Pada beberapa kasus, skoliosis yang ringan tidak memerlukan tindakan medis aktif. Dokter dapat memutuskan untuk mengamati perkembangan kelengkungan tulang belakang melalui pemeriksaan rutin dan pemantauan.

2. Terapi Fisik

Terapi fisik dapat membantu memperbaiki postur, menguatkan otot-otot yang mendukung tulang belakang, dan mengurangi nyeri yang mungkin terjadi akibat skoliosis.

3. Skoliosis pada Anak Bisa dengan Penggunaan Brase

Pada skoliosis yang sedang hingga berat pada anak yang masih dalam pertumbuhan, penggunaan brase dapat membantu mencegah kemajuan kelengkungan. Brase biasanya digunakan secara rutin selama berjam-jam setiap hari.

3. Bedah

Pada kasus skoliosis yang parah dan cenderung memburuk, terutama jika penggunaan brase tidak efektif, bedah mungkin menjadi pilihan. Operasi skoliosis melibatkan pemasangan implan (batang atau sekrup) untuk mengoreksi kelengkungan tulang belakang.

Namun, operasi ini biasanya dipertimbangkan hanya jika kelengkungan mencapai tingkat yang mengkhawatirkan atau jika pengobatan lainnya tidak efektif. Angka yang umumnya dianggap adalah ketika sudut kelengkungan mencapai sekitar 40 derajat atau lebih. Namun, hal ini dapat bervariasi berdasarkan faktor-faktor lain.

Penting untuk diingat ya, MamPap bahwa setiap kasus skoliosis pada anak sangat unik. Dengan begitu,  perawatan yang diberikan tentu saja perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing anak. Peran MamPap bisa mengamati dan memonitor perkembangan anak serta mematuhi rekomendasi pengobatan sangat penting untuk mencapai hasil terbaik.

Biar bagaimanapun, tujuan utama pengobatan skoliosis pada anak biasanya  untuk menghentikan atau memperlambat perkembangan kelengkungan, mencegah kemajuan lebih lanjut, dan mengurangi risiko komplikasi di masa depan. Dengan penanganan yang tepat, harapannya bisa menghasilkan perbaikan yang signifikan sehingga kualitas hidup anak tetap lebih baik.

 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

nine + one =