Suami Membentak Istri, Cari Tahu Alasan dan Cara Menanganinya

suami membentak istri
Foto: Odua Images

Pernikahan tidak selamanya akan berjalan mulus. Pertengkaran dan argumen-argumen kecil sudah pasti akan terjadi antara Mama dan Papa di satu waktu. Namun, mungkin ada kalanya laki-laki tidak dapat menahan emosi dan cenderung meledak-ledak, sehingga suami membentak istri saat berargumen. 

Membentak adalah salah satu bentuk ekspresi yang agresif secara verbal. Seseorang melakukan hal seperti itu biasanya ketika dalam kondisi stres, marah, atau frustrasi. Namun jika suami terus membentak, tentu itu akan membuat Mama tidak nyaman hingga merasa tersakiti.

Pahami yuk, apa sih penyebab suami membentak istri dan bagaimana menangani kondisi ini untuk menyelamatkan pernikahan. 

Wajarkah Jika Suami Membentak Istri?

Berteriak atau membentak baik di rumah maupun di depan umum, bukanlah cara efektif berkomunikasi. Hal ini bukanlah respons yang normal dan tidak boleh diterima, karena membentak adalah bentuk kekerasan yang berdampak buruk pada orang yang dibentak. 

Bacaan Lainnya

Saat suami membentak, istri bisa merasa tidak berharga, cemas, dan takut. Itu juga dapat berdampak negatif pada harga diri dan kepercayaan diri Anda. Efeknya, dapat meluas ke situasi sosial, di mana Anda menjadi tidak nyaman di dekat suami karena dia dapat bereaksi kapan saja.

Selain itu, suami yang suka membentak tidak hanya memengaruhi istrinya, tetapi juga anak-anak. Dikutip dari laman Mom Junction, penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan di mana teriakan merupakan hal yang umum terjadi, akan mengalami peningkatan kecemasan, depresi, stres, beserta masalah perilaku. 

Dalam kasus yang jarang terjadi, beberapa pasangan memang bisa menemukan titik temu mereka melalui bentakan atau keterbukaan satu sama lain, karena seseorang terkadang bisa  kehilangan kesabaran saat mengalami emosi yang kuat. Namun, jika suami terus-menerus membentak, membuat Mama takut, terluka, sedih, marah, dan tertekan, sudah saatnya Mama melakukan sesuatu. Mulailah dengan memahaminya dan mencari tahu penyebab suami membentak. 

Penyebab Suami Membentak 

Pernah cari tahu, apa hal yang mungkin membuat suami sangat frustrasi sampai-sampai kelepasan membentak? Ada beberapa alasan suami membentak. Pahami alasannya untuk membantu menyelesaikan masalah ini. 

Suami Sedang Kesal atau Stres

Jika suami sedang frustrasi atau stres karena pekerjaan, masalah keluarga, masalah keuangan, atau kurangnya keintiman, ia mungkin akan kesulitan mengekspresikan emosinya dengan tenang dan mungkin akan meledak-ledak saat marah dan berargumen.

Suami Suka Mendominasi

Jika suami cenderung lebih dominan, ia mungkin akan lebih sering marah atau membuat Mama dalam kendalinya. Membentak bisa jadi caranya untuk menegaskan dominasinya.

Suami Kurang Bisa Mengendalikan Emosi

Seorang pria yang di masa kecil dituntut untuk tidak boleh menunjukkan emosi apa pun, baik positif maupun negatif, cenderung lebih sulit dalam mengatur perasaannya, sehingga ia mungkin akan lebih mudah membentak dan bertindak gegabah. Hal ini terjadi karena emosi negatif tidak dapat ditekan dalam waktu yang lama dan akhirnya membuatnya meledak.

Mencoba Membuat Dirinya Merasa Aman

Jika suami merasa kewalahan, kesal, atau diserang, ia mungkin akan membentak atau mulai mengkritik Mama, menganggapnya sebagai mekanisme pertahanan diri.

Suami Sedang Berada di bawah Tekanan 

Seorang suami memiliki banyak tanggung jawab. Jika mereka tidak dapat memenuhi tanggung jawab mereka sebagai suami, ayah, atau kepala rumah tangga, hal itu memberi mereka tekanan yang sangat besar, menyebabkan mereka melampiaskan kemarahan pada orang-orang yang mereka cintai.

Suami Mudah Marah

Suami mungkin orang yang mudah marah. Hal inilah yang menyebabkan ia meledak dalam kemarahan dan membentak, bahkan untuk masalah-masalah kecil.

Memiliki Kepercayaan Diri dan Harga Diri yang Rendah

Pria dengan harga diri yang rendah merasa sulit menerima kritik membangun dengan pikiran terbuka. Jadi, ia mungkin akan membentak ketika ia merasa tidak percaya diri.

Membentak Agar Dirinya ‘Didengar’

Jika suami merasa pendapatnya diabaikan atau disalahpahami, ia mungkin akan membentak hanya untuk membuat Mama mendengarkannya.

Depresi

Kemarahan atau agresi adalah salah satu gejala depresi pada pria. Terkadang, hal ini tidak disadari. Waspadalah jika suami terus-menerus membentak Mama karena itu mungkin merupakan tanda depresi.

Suami Dibesarkan dalam Keluarga Tidak Harmonis

Jika suami dibesarkan dalam keluarga yang tidak harmonis, saling menyalahkan, dan penuh kemarahan, dia mungkin akan terbiasa dan menganggapnya sebagai caranya berkomunikasi.

Suami Seorang Misoginis

Jika suami selalu memperlakukan Mama dengan buruk, mungkin suami merupakan seorang misoginis. Seorang misoginis sering menunjukkan kasih sayang kepada istrinya di depan umum, tetapi melakukan kekerasan secara emosional di baliknya. 

Suami tipe ini mungkin juga merasa berhak untuk mengendalikan dan bahkan menghukum istrinya, ketika sang istri tidak bertindak sesuai keinginannya. Membentak atau menggunakan bahasa kasar mungkin merupakan bagian dari perilaku misoginis tersebut.

Merasa Tidak Aman dalam Hubungan

Seorang suami yang merasa tidak aman dalam hubungan mungkin melampiaskan frustrasinya dengan membentak istrinya. Ketidakamanan dapat berasal dari kurangnya kepercayaan diri, tekanan finansial, perasaan tidak mampu, keraguan tentang perselingkuhan, kurangnya cinta diri, dan beberapa faktor lainnya. Ketidakmampuannya untuk mengungkapkan kekhawatirannya dapat membuatnya mudah tersinggung dan melecehkan istrinya secara verbal.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Suami Membentak?

Berikut ini 8 pendekatan yang dapat Mama lakukan untuk membuat suami berhenti membentak. 

1. Komunikasikan

suami membentak istri, suami istri
Foto: imtmphoto/Getty Images

Ini dapat menjadi langkah pertama menuju perubahan. Komunikasi sangat penting dalam setiap hubungan, dan cara yang Mama pilih untuk menyampaikannya akan membantunya memahami kebutuhan dan perasaan Mama.

Daripada bertanya-tanya, “Mengapa suami saya membentak saya?” dan menghindari situasi tersebut, Anda perlu berkomunikasi dengannya dengan tenang.

Jika suami membentak Mama, jangan balas membentak. Pikirkan bagaimana cara menanggapi kemarahannya dan membela diri. Bersikaplah tegas tetapi lakukan dengan tenang. 

2. Beri Tahu Suami Dampaknya Terhadap Keluarga

Membentak dan kemarahan dapat menciptakan suasana tidak menyenangkan di rumah. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tumbuh dalam rumah yang penuh konflik dan teriakan lebih rentan mengalami gangguan internalisasi seperti kecemasan dan depresi.

Beri tahu suami jika teriakannya bisa membuat Mama dan anak-anak merasa takut, terancam, tidak dicintai, dan tidak berdaya. Ingat, dampak psikologis dari berteriak pada anak dapat merugikan. Jadi, Mama tidak boleh berteriak atau membiarkan pasangan berteriak pada anak.

3. Ambil Jeda

Jika merasa pertengkaran semakin memanas, sebaiknya Mama mengambil jeda. Ini akan membuat Mama dan suami lebih tenang dan menghindari perkataan apa pun yang mungkin disesali nanti. Setelah menenangkan diri, lanjutkan diskusi secara rasional.

4. Bersabar 

Hal ini dapat membantu suami mengubah perilakunya secara signifikan. Bagaimana pun seseorang butuh proses untuk berubah. Beri waktu dan bantu suami untuk berubah dalam beberapa waktu. Bersabarlah.   

5. Hindari Topik yang Membuatnya Marah

Jika menemukan topik tertentu yang membuat suami marah, hindari membicarakannya. Bukan berarti Mama harus selalu menghindari topik sensitif. Namun, cobalah untuk membicarakannya dengan hati-hati saat dia sedang dalam suasana hati yang baik.

6. Tetapkan Aturan untuk Mengelola Pertengkaran

Jika merasa pertengkaran sering kali tidak terkendali, tetapkan beberapa aturan untuk menavigasi diskusi yang sulit ini dengan lancar. Sangat penting untuk mematuhi aturan ini, jika tidak, dia mungkin menganggap remeh hal-hal tersebut.

7. Buat Dia Merasa ‘Dilihat’, ‘Didengar’, dan ‘Dicintai’

Terkadang, orang bisa menjadi agresif saat mereka merasa tidak dicintai, tidak didengar, dan tidak terlihat. Jika ini yang dirasakan suami, penting untuk mengakui emosinya dan menunjukkan kepadanya bahwa Mama peduli padanya. Habiskan lebih banyak waktu bersamanya dan lakukan kegiatan yang Anda berdua nikmati. Saat dia berbicara, dengarkan secara aktif dan ajak dia bicara.

8. Cari Bantuan Profesional

Jika telah mencoba berbagai strategi untuk membuat suami berhenti membentak dan tampaknya tidak berhasil, mungkin inilah saatnya untuk mencari bantuan profesional. 

Seorang terapis atau konselor pernikahan dapat membantu untuk mendiskusikan masalah tanpa menghakimi. Terapi pasangan dapat meningkatkan komunikasi antara pasangan secara signifikan.

Itulah alasan-alasan dan cara menangani kebiasaan suami membentak istri. Anda juga harus berhati-hati dengan adanya indikasi KDRT ya, Mam. Apakah merasa tidak bisa berkomunikasi dengan suami? Apakah suami tidak kunjung tenang dan tidak berhenti berteriak? Jika merasa tidak aman atau tidak nyaman di dekatnya, beri jarak dan jaga diri Anda sendiri. Bicaralah dengan seseorang yang Anda percaya atau cari konselor kekerasan dalam rumah tangga. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Mam,

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

eighty − = seventy four