Kupas Tuntas Hipertensi dan Preeklamsia pada Ibu Hamil, Wajib Tahu

Hipertensi dan preeklamsia pada ibu hamil merupakan salah satu kondisi medis yang perlu diwaspadai sejak awal kehamilan. Sebab, bisa menyebabkan berbagai komplikasi yang berujung kematian.

Dikatakan dr. Astrid Fransisca Padang, Sp. O.G, Subsp. K.Fm. dari RSPI- Puri Indah  angka hipertensi pada ibu hamil saat ini cukup tinggi. Setidaknya data pasien di RSPI memperlihatkan hampir 50%-60% pada pasien mengalaminya.

“Karena memang faktor risikonya itukan terjadinya di kehamilan pertama. Hampir 50%-60% pada pasien mengalaminya, tapi dari hipertensi ke preeklamsia sekitar 10%-12%,  eklamsia juga tidak begitu banyak. Karena tujuan utama kita itu kan memang mencegah terjadinya preeklamsia apalagi eklamsia.”

Bacaan Lainnya

Preeklamsia pada Ibu hamil

Preeklampsia atau preeclampsia pada ibu hamil bisa diartikan sebagai komplikasi kehamilan yang cukup serius. Di mana ibu hamil mengalami tekanan darah yang meningkat disertai adanya protein di dalam urine. Kondisi ini diduga dipicu oleh plasenta janin yang tidak berfungsi atau berkembang dengan baik.

Kondisi medis ini tentu saja tidak bisa dibiarkan dan perlu penanganan yang tepat untuk mencegah terjadinya eklamsia.  Eklamsia sendiri bisa diartikan sebagai komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kejang sebelum, selama, atau setelah persalinan. Jika tidak segera ditangani dengan tepat, kondisi ini bisa membahayakan nyawa ibu dan janin.

Berikut penjelasan lengkap yang dipaparkan dr. Astrid Fransisca Padang, Sp. O.G, Subsp. K.Fm. dari Rumah Sakit Pondok Indah, terkait dengan faktor risiko, penyebab, tanda bahaya, dan apa yang perlu dilakukan pada apabila sudah mendapat diagnosis mengalami hipertensi atau preeklamsia pada ibu hamil.

Faktor Risiko Hipertensi hingga Terjadinya Preeklamsia pada Ibu hamil

Ada beberapa faktor risiko preeklamsia pada ibu hamil, yaitu:

  • Biasanya preeklampsia pada ibu hamil ini terjadi di kehamilan pertama
  • Kehamilan kembar dua atau lebih
  • Pada pasien yang punya penyakit bawaan sebelum hamil seperti diabetes gestasional, diabetes melitus, penyakit bawaan seperti lupus
  • Adanya kelainan ginjal serta ada riwayat punya preeklampsia sebelumnya
  • Faktor risiko terjadinya hipertensi hingga terjadinya preeklamsia juga bisa disebabkan usia ibu hamil  yang sudah di atas 35 tahun
  • Indeks massa tubuhnya lebih dari 30

Mengapa ada ibu hamil yang tidak memiliki riwayat hipertensi bisa mengalami preeklamsia?

Penyebabnya sendiri banyak sekali, bisa disebabkan karena hipertensi tapi yang yang paling kita dapat dikarenakan tidak bisa remodeling dari si pembuluh darah. Jadi plasenta itu akan menempel di rahim ibunya sehingga dia tidak bisa mengikuti aliran pembuluh darah ibu, sehingga aliran darah juga jadi tidak baik sehingga memicu terjadinya preeklamsia.

Ini bisa diibaratkan seperti colokan aja, kalau colokannya bunder tapi dimasukin ke kotak meski ada aliran listrik tapi ini kan aliran listriknya juga jadi tidak masuk ya. Jadi ini yang bisa memicu terjadinya hipertensi atau preeklampsia pada kehamilan.

Bagaimana cara mendiagnosis dam gejala awal yang perlu diwaspadai?

Tentunya harus mempersiapkaan diri dengan baik sebelum kehamilan terjadi. Sejak kehamilan awal,  bisa melakukan screening lebih dulu, ini bisa dilihat dari tekanan darahnya. Kadang ibu hamil sudah memiliki tensi yang cukup tinggi sebelum hamil, makanya diperlukan screening sejak awal, misalnya dengan pemeriksaan darah di trimester pertama. Pemeriksaan dengan cara USG secara berkala sejak awal kehamilan.

Preeklamsia pada Ibu Hamil

Kemudian saat di trimester ke-2 ketika kehamilan masuk usia 20 minggu, biasanya hipertensi pada kehamilan akan dimulai, maka tekanan darah akan lebih tinggi yang didapatkan biasa sistolik 140 mmHg, kemudian diastoliknya ditemukan 90 mmHG. 

Pada saat pasien sudah mengalami tekanan darah yang tinggi, dokter sudah bisa melihat apakah ada faktor risiko lainnya, kemudian kalau dari dokter fetomaternal biasanya akan melihat apakah ada aliran darah di arteri uterina, di sana akan terlihat jelas apakah bisa meningkatkan faktor preeklamsi pada kehamilan atau atau tidak.

Bagaimana hipertensi dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin?

Pada ibu tentu saja akan memengaruhi tekanan darah ibu yang akan mengganggu fungsi organ tubuh yang lainnya seperti ginjal, hati dan gangguan pada hemodinamik dan gangguan lainnya yang terjadi di dalam darah, misalnya juga trombosit di dalam darah akan turun, gangguan pada paru. Terjadinya hipertensi juga bisa menyebabkan stroke pada ibu dan plasentanya bisa lepas secara spontan  yang menyebabkan pendarahan.

Sedangkan untuk janinnya kita akan concern dengan pertumbuhan janinnya ini bisa terhambat. Seperti yang saya sampaikan sebelumnya plasenta yang tidak bisa menempel dengan sempurna, akibatnya aliran darah dan asupan nutrisi makanan tidak akan baik sehingga akan memicu terjadinya bayi yang kurang nutrisi. 

Preeklamsia pada ibu hamil, apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?

Kadang ini bukan sesuatu yang bisa dicegah juga ya, tetapi kita bisa memberikan treatment dengan memberikan ascardia atau obat pengencer darah yang diberikan sebelum nemasuki usia kehamilan 16 minggu, pemberian kalsium, asam folat, dan vitamin B12 juga diberikan sebagai pencegahan di awal. Dan hal penting lainnya tentu saja jangan lupa memperhatikan pola hidup. Bagaimana cara makannya, olahraga juga sebaiknya dilakukan secara teratur. 

Pada ibu yang mengalami hipertensi dan preeklamsia,  olahraga dan makanan seperti apa yang apa yang dianjurkan?

Preeklamsia pada Ibu Hamil

Semua ibu hamil tentu boleh olahraga termasuk ibu yang mengalami hipertensi. Sebenarnya olahraga yang paling disarankan untuk ibu hamil itu berenang tapi sayangnya tidak semua bisa berenang, ya. Kenapa renang, karena dapat membantu pernapasan, membantu semua otot dalam tubuh dapat bergerak, jadi memang sangat baik untuk hamil

Jika tidak bisa renang, bisa lakukan olahraga yang ringan seperti jalan pagi atau treadmeal. Tp memang kita tidak menginzinkan juga pada pasien yang hipertensi melakukan olahraga yang berat. 

Sementara untuk makanan, prinsipnya pilih yang yang rendah garam, meskipun tidak berhubungan langsung tetapi makanan dengan rendah garam dianjurkan karen kalau makanan tinggi garam otomatis itu dapat meningkatkan risiko. Selain itu tentu saja makanan sehat seperti biasa saja, makanan  yang kaya protein rendah garam jangan lupa sayur dan buah-buahan.

Sebagai suami siaga, apa yang perlu dilakukan sebagai antisipasi jika istri mengalami hipertensi di kehamilannya?

Hipertensi ini kan dimulai dari trimester satu. Jadi apa yang perlu dilakukan bisa dimulai dengan mengantar ibu hamil atau istrinya kontrol secara rutin sehingga bisa ikut memantau. Tapi para suami juga perlu mengetahui apa saja tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang mengalami hipertensi.

Biasanya ada beberapa keluhan preeklamsia pada ibu hamil yang perlu diwaspadai, yaitu:

  • Ketika memulai mengeluh pandangannya mulai kabur
  • Serta adanya nyeri ulu hati
  • Kemudian sakit kepala yang dominan dirasakan di area depan di antara dua mata

Ini yang menjadi tanda-tanda bahaya hipertensi bisa menjadi preeklampsia atau eklampsia. Jadi ini harus waspada, harus dibawa ke rumah sakit dan melakukan konsultasi dengan dokter kandungannya.

Bagaimana hipertensi bisa menyebabkan eklampsia dan menyebabkan terjadinya komplikasi? 

Perjalanan hipertensi menjadi eklampsia sebenarnya cukup panjang. Jadi di awal, sebelum hamil sudah mengalami  hipertensi kronis, atau hipertensi yang baru didepat setelah hamil yang didapatkan  setelah 20 minggu.

Sebagai bumil harus waspada, dokter pun akan terus mengontrol agar tekanan darah tinggi agar tidak berlanjut dengan melakukan terapi yang tepat. Memberikan suplemen dan vitamin supaya tekanan darah ini tidak tinggi lagi, kalau untuk merendahkan tekanan darah memang akan sulit. 

Kemudian  apabila dalam perjalanan kehamilan tekanan darah tetap berlanjut ini akan mempengaatau mengganggu organ tubuh yang lainnya. Di otak di paru-paru, di hati,  ginjal, ini semua fusnginya akan terganggu pada saat terjadinya hipertensi pada kehamilan.

Akibatnya, akan masuk ke proses preeklamsi. Ketika fungsi ginjal sudah berkurang proteinn pada ginjal kita temukan pada waktu pemeriksaan urinnya. Akibatnya setelah terjadinya kerusakan pada organ yang lainnya makanya dapat menyebabkan kejang pada ibu hamil.

Itulah mengapa sebelum terjadinya eklampsia perlu waspada mengetahui tanda-tanda bahaya sehingga tidak masuk pada state terjadinya eklampsia karena kalau sudah masuk pada eklampsia bisa menyebabkan kejang pada ibu  hamil hingga terjadinya kematian pada ibu dan janin. Ketika ibu kejang bayi itu akan kekurangan oksigen atau terjadinya hipoksia. 

Apa yang perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya eklamsia?

1. Pemberian treatment sejak awal screening lebih dulu, dengan  tablet pengencer darah, asam folat kalsium

2. Pemberian obat hipertensi pada ibu hamil sehingga tidak terjadi peningkatan tekanan darah.

3. Pentingnya mejalankan pola makan dan gaya hidup yang sehat

4. Mengetahui tanda bahaya pada hipetensi ibu hamil

Bumil dengan kondisi hipertensi atau preeklampsia, bisakah melahirkan dengan normal?

Dalam keilmuan kita, ketika terjadinya hipertensi pada kehamilan atau preeklamsia terjadi memang indikasi operasi adalah Indikasi pemeriksaan obstetri. Artinya, ada masalah pada ibu dan bayinya atau tidak,  maka dari itu selama tidak ada indikasi obstetri maka masih diperbolehkan ibu hamil dengan hipertensi atau preeklampsia bisa melahirkan normal. 

Tetapi mungkin memang akan ada alat bantuan karena ibu tidak boleh mengejan dan terkontrolnya tekanan darahnya dengan baik tapi dalam kondisi emergensi contoh tekanan darah ibu makin naik, atau denyut janin semakin jelek tentu akan berpindah ke tindakan operasi. 

Menjalani kehamilan yang sehat tentu saja menjadi keinginan semua ibu hamil. Namun di dalam perjalanannya ada banyak tantangan yang perlu dihadapi. Tdak terkecuali kondisi preeklamsia pada ibu hamil. Dengan persiapan dan pemeriksaan sejak awal kehamilan serta melakukan gaya hidup yang sehat, berbgai faktor risiko tentu saja bisa dicegah.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

24 ÷ three =