Waspadai Flu Unta yang Ancam Penonton Piala Dunia Qatar

apa itu flu unta

Apa itu flu unta? Penyakit ini sempat ramai diperbincangkan lantaran sejumlah pihak dari otoritas kesehatan mengumumkan kepada masyarakat untuk mewaspadai risiko penularan virus yang pernah berkembang di Timur Tengah ini.

Penggemar sepakbola yang kembali dari Qatar disarankan untuk mewaspadai risiko flu unta, karena penyakit pernapasan ini berpotensi mematikan.

Flu Unta atau yang secara medis dikenal sebagai Middle Eastern respiratory syndrome (Mers) ini dapat berkembang dari orang yang pernah kontak dekat dengan unta atau dari mengkonsumsi produk unta misalnya, susu unta yang tidak dipasteurisasi. Risiko lain termasuk kontak dekat dengan orang yang terinfeksi.

Banyak penggemar bola yang  dilaporkan menikmati liburan dengan menunggang unta di Qatar sambil mengikuti pertandingan bola di Piala Dunia.

Bacaan Lainnya

Penyakit MERS ini pertama kali dikenali pada tahun 2012 dan sejak itu, telah terjadi 2.600 kasus di seluruh dunia.

WHO melaporkan kebanyakan kasus flu ini terjadi di semenanjung Arab. Lebih dari sepertiga pasien yang terinfeksi dilaporkan telah meninggal.

Apa Itu Flu Unta?

Flu unta juga dikenal sebagai Middle East respiratory syndrome coronavirus (MERS atau MERS-CoV) adalah penyakit pernapasan yang gejalanya seperti Covid-19. Tanda-tanda flu unta ini bisa dimulai dengan demam dan batuk, yang bisa berkembang menjadi pneumonia dan kesulitan bernapas, demikian dikutip laman NHS.

MERS pertama kali diidentifikasi pada 2012 di Timur Tengah dan paling umum terjadi di wilayah tersebut.

Cara Penularan Flu Unta atau MERS

MERS menyebar dari hewan dan manusia. Sejumlah penelitian menemukan bukti bahwa unta di Timur Tengah adalah sumber utama virus ini.

MERS juga dapat ditularkan dari orang ke orang melalui droplet saat batuk. Virus ini sebenarnya tidak terlalu menular di antara orang-orang kecuali mereka berhubungan atau bersentuhan dekat.

Gejala MERS

Gejalanya meliputi:

  • Demam
  • Batuk
  • Sulit bernapas
  • Diare dan muntah

Anda harus menghubungi dokter jika memiliki gejala dan yakin Anda mungkin telah tertular infeksi tersebut. Misalnya, jika  baru saja ke Timur Tengah atau telah melakukan kontak dengan seseorang dengan infeksi yang dikonfirmasi.

Pengobatan MERS

Tidak ada pengobatan khusus untuk MERS. Pengobatan hanya bertujuan untuk meringankan gejala. Sekitar 35% orang yang terkena MERS meninggal akibat infeksi.

 Tips Traveling ke Timur Tengah

Semua wisatawan, terutama mereka yang memiliki kondisi medis jangka panjang, harus mempraktikkan kebersihan yang baik.

  • Memakai masker
  • Sering-seringlah mencuci tangan setidaknya selama 20 detik dengan sabun dan air.
  • Tutupi mulut dan hidung Anda saat bersin atau batuk.
  • Hindari menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci.
  • Hindari kontak dengan orang yang sakit, terutama jika seseorang di rumah Anda telah didiagnosis atau sedang dievaluasi untuk MERS.
  • Bersihkan dan disinfeksi permukaan yang sering disentuh.
  • Menghindari kontak dengan unta
  • Hindari susu unta mentah dan/atau produk unta
  • Hindari makan atau minum segala jenis susu mentah, produk susu mentah, dan makanan apa pun yang mungkin terkontaminasi kotoran hewan, kecuali jika sudah dikupas dan dibersihkan dan/atau dimasak dengan matang.

Meski demikian, WHO juga menjelaskan sejumlah bahan makanan yang aman dikonsumsi, seperti susu unta setelah pasteurisasi, daging yang telah dimasak, atau perlakuan panas lainnya yang sesuai. Anda hanya perlu menghindari produk mentahnya saja.

Tips untuk wisatawan yang kembali dari Timur Tengah

Jika  mengalami demam, batuk, atau kesulitan bernapas dalam waktu 14 hari setelah kembali dari Timur Tengah, Anda harus segera periksa ke dokter.

Wisatawan dengan kondisi kronis, seperti diabetes, gagal ginjal, atau penyakit paru-paru kronis memiliki risiko lebih tinggi tertular virus dan harus melakukan tindakan pencegahan ekstra.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

− one = 1