Bukan dari Kucing, Ibu Hamil Ini Berbagi Pengalaman Ketika Terkena Toxoplasma

pengalaman ibu hamil terkena toxoplasma
Foto: Yunustug/baseimage

Mam, pasti pernah mendengar tentang Toksoplasma, yaitu salah satu penyakit yang sangat berisiko bagi ibu hamil. Meski identik dengan kucing yang menjadi sumber penyebarannya, sebenarnya toksoplasma juga bisa menyebar dari hal lain, lho. Seperti kisah ini pengalaman ibu hamil terkena toxoplasma. 

Pengalaman Ibu Hamil Terkena Toxoplasma

Dalam laman WHO, seorang ibu asal Jerman bernama Franziska, yang merupakan konsultan dari Jerman berbagi kisah tentang pengalamannya saat hamil dengan toksoplasma. Ia yang saat itu sedang tinggal di Italia, terinfeksi toksoplasmosis setelah melakukan tes kesehatan pada ibu hamil. Sekadar informasi MamPap, Italia adalah salah satu dari sedikit negara yang rutin melakukan tes pada ibu hamil. 

Saat saya menjalani tes, dokter menemukan antibodi spesifik imunoglobulin Toxoplasma gondii, yang menunjukkan bahwa saya sedang atau baru saja terinfeksi. Saya tertular penyakit itu sebelum hamil,” tulis Franziska. 

Sayuran Mentah Juga Bisa Jadi Penyebabnya

Franziska menduga, penyakit toksoplasma yang ia alami didapat dari kebiasaannya makan sayuran mentah. “Saya tahu faktor risiko toksoplasmosis, tetapi saya makan buah dan sayuran mentah seperti yang dilakukan orang-orang di Italia lainnya. Tentu saja, penting untuk menghindari makanan tertentu saat hamil atau ketika berencana untuk hamil, seperti keju susu mentah dan daging mentah”. 

Bacaan Lainnya

Mengalami Gejala Flu Sebelum Hamil

“Saya tidak akan pernah benar-benar tahu bagaimana saya tertular penyakit itu, tetapi jika mengingat-ingat, saya ingat suatu periode beberapa hari ketika saya mengalami gejala seperti flu, tepat sebelum hamil,”

Disarankan Melakukan Prosedur Amniosentesis

“Dengan kombinasi usia saya yang semakin tua dan risiko infeksi, dokter memutuskan untuk melakukan amniosentesis. Meskipun berisiko bagi bayi, penting untuk melihat apakah ada antibodi Toksoplasma dalam cairan ketuban saya, yang menunjukkan bahwa infeksi tersebut dapat menular ke bayi saya. Untungnya, hasil tes menunjukkan bahwa dia tidak positif terinfeksi. 

Sekali lagi, saya sangat beruntung, karena saya dapat menemui dokter kandungan dan dokter kesuburan terkemuka di Berlin. Ia melakukan pemeriksaan yang sangat menyeluruh melalui USG dan amniosentesis selama kehamilan saya. Infeksi, pengujian, dan pengobatan membuat kehamilan saya semakin rumit, melelahkan, dan tentu saja sangat menakutkan. Saya beruntung bahwa dokter-dokter yang menangani saya bersedia bekerja sama, dan semua perawatan yang saya terima benar-benar optimal”.

Kombinasi 2 Antibiotik Selama 2 Bulan

“Keadaan kehamilan saya cukup sulit, karena saya tidak pernah benar-benar menceritakan tentang infeksi toksoplasmosis yang saya alami dengan siapa pun selama kehamilan. Saya merahasiakan semuanya, dan sangat takut untuk membicarakannya sebelum saya tahu bahwa bayi saya aman. 

Saya mengonsumsi kombinasi antibiotik selama minimal 2 bulan selama kehamilan. Sangat menakutkan dan sulit untuk membuat keputusan besar tentang pengobatan ini, karena pengobatan itu sendiri berisiko bagi bayi yang dikandung. Hanya ada satu kemungkinan anak akan terinfeksi, yang membuat pengobatan menjadi lebih menantang, karena tidak ada solusi lain. 

Saya sangat beruntung putri saya benar-benar terlahir sehat, meskipun hari-hari pertama hidupnya sangat menakutkan bagi saya ketika harus menunggu hasil pemeriksaannya”.

Toksoplasma Bukan Hanya Tentang Kucing

“Ketika ingin program hamil, Anda perlu mengubah gaya hidup dan menghindari makanan berisiko tinggi tertentu. 

Untungnya karena prevalensinya sangat tinggi, orang-orang di Italia cukup menyadari risikonya, itulah sebabnya pengujian selama kehamilan menjadi hal yang rutin dilakukan. 

Namun di banyak negara lain, orang-orang sering kali hanya mengaitkan penyakit ini dengan memelihara kucing, yang bahkan bukan faktor kebanyakan orang tertular. Yang terpenting  adalah peningkatan kesadaran tentang penyakit ini dan cara mencegahnya, terutama pengolahan makanan yang tepat dan membuat pilihan yang aman tentang apa yang kita makan,” tutupnya memberi saran kepada ibu lain di luar sana. 

Apa Itu Toksoplasmosis?

Toksoplasmosis adalah infeksi yang dapat menyerang manusia dan hewan. Penyakit ini umum terjadi di seluruh belahan dunia dan dapat menyerang orang-orang dari segala usia. Mama bisa  terinfeksi hanya dengan memakan daging yang terkontaminasi atau bersentuhan dengan hewan yang terkena penyakit ini atau terpapar kotorannya.

Penyebab Toksoplasmosis

Infeksi toksoplasmosis disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma gondii. Parasit ini dapat ditemukan di:

  • Beberapa hewan termasuk kucing, burung, tikus, hewan pengerat, domba, babi, dan kanguru.
  • Pasir kucing. 
  • Tanah atau pasir yang terkontaminasi kotoran hewan, terutama kotoran anak kucing. 

Selain itu, Mama juga dapat terinfeksi toksoplasmosis jika menelan parasit tersebut. Hal ini bisa terjadi jika Mama:

  • Memakan daging terinfeksi yang belum dimasak dengan benar. 
  • Mengonsumsi sayuran salad mentah yang terinfeksi Toxoplasma gondii, yang tidak dicuci dengan benar, dan tumbuh di tanah. 
  • Menyentuh mulut setelah bersentuhan dengan kotoran hewan atau tanah yang terinfeksi, misalnya ketika berkebun atau membersihkan kotoran kucing. 
  • Meminum air mentah yang tidak disaring di negara-negara berkembang atau susu yang tidak dipasteurisasi. 
  • Anak-anak dapat terinfeksi jika mereka memakan pasir dari tanah yang terkontaminasi atau bak pasir.

Toksoplasmosis biasanya tidak menyebar dari orang ke orang. Namun, ibu hamil bisa menularkannya ke bayi yang belum lahir.

Gejala Toksoplasmosis

Kebanyakan orang sehat, termasuk bayi, tidak memiliki gejala apa pun jika mereka terinfeksi toksoplasmosis. Namun, beberapa orang mengalami gejala seperti flu selama beberapa hari, seperti:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kelenjar bengkak

Setelah Mama sembuh dari infeksi toksoplasmosis, sejumlah kecil parasit tetap berada di dalam tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh Mama sehat setelah infeksi pertama, Mama tidak akan terinfeksi lagi. Namun jika sistem kekebalan tubuh Mama lemah, misalnya jika Mama  menjalani perawatan kanker atau mengidap AIDS, penyakit tersebut dapat aktif kembali di dalam tubuh Mama. Seseorang yang sistem imunnya lemah akan lebih berisiko mengalami gejala parah yang terkadang dapat mengancam jiwa.

Gejala toksoplasmosis yang parah meliputi:

  • Pneumonia
  • Radang otot jantung atau otak

Mengapa Toksoplasmosis Lebih Berbahaya Selama Kehamilan?

Toksoplasmosis lebih berbahaya selama kehamilan karena parasit dapat melewati plasenta dan menginfeksi bayi yang belum lahir. Jika bayi terinfeksi, mereka berisiko mengalami cacat lahir. Biasanya, janin hanya terinfeksi jika ini adalah infeksi pertama sang ibu.

Jika ibu hamil terinfeksi toksoplasmosis pada trimester pertama, risiko bayi terinfeksi masih rendah. Namun, mereka dapat mengalami infeksi parah.

Jika ibu hamil terinfeksi di usia kehamilan yang lebih besar, risiko bayi terinfeksi akan lebih tinggi. Namun, infeksi mereka mungkin tidak terlalu parah.

Diagnosis dan pengobatan toksoplasmosis selama kehamilan dapat mengurangi dampak infeksi terhadap bayi yang sedang berada di dalam kandungan.

Komplikasi Toksoplasmosis pada Bayi dalam Kandungan

Toksoplasmosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut pada bayi yang belum lahir, di antaranya:

  • Kerusakan otak dan sistem saraf, seperti keterlambatan perkembangan, kejang, hidrosefalus (penumpukan cairan di otak), atau mikrosefali (kepala yang sangat kecil). 
  • Kerusakan hati. 
  • Kerusakan limpa. 
  • Infeksi mata yang dapat muncul saat lahir atau setelahnya. 
  • Tuli

Diagnosis Toksoplasmosis

pengalaman ibu hamil terkena toxoplasma, ibu hamil ambil darah
Foto: 89Stocker

Dokter dapat mendiagnosis toksoplasmosis dengan melakukan tes darah. Hasil tes darah Mama juga dapat memperlihatkan apakah ini pertama kalinya Mama terinfeksi atau apakah ini infeksi yang berulang.

Pengobatan

Jika Mama sehat dan mengalami gejala ringan, Mama tidak memerlukan perawatan apa pun. Namun, dokter mungkin akan meresepkan antibiotik jika:

  • Mengidap infeksi toksoplasmosis yang parah. 
  • Sedang hamil dan ingin mengurangi risiko penularan pada bayi. 

Sementara itu, jika bayi lahir dengan toksoplasmosis, penanganannya akan seperti berikut: 

  • Antibiotik selama setahun pertama kehidupan mereka untuk membantu mengurangi efek jangka panjang. 
  • Pemantauan berkelanjutan terhadap perkembangan dan kesehatan mata anak. 

Pencegahan Risiko Toksoplasmosis

Jika Mama sedang hamil atau memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, lakukan beberapa  tindakan pencegahan ini untuk mengurangi risiko penularannya: 

  • Perhatikan kebersihan makanan: Hindari memegang daging mentah. Cuci tangan, peralatan, meja dapur, dan wastafel setelah menyentuh daging mentah. Cuci tangan dengan bersih sebelum makan.
  • Mengolah daging: Pastikan daging yang Mama makan dimasak dengan benar, ya. Jika dibekukan, daging harus berada pada suhu -20°C setidaknya selama 24 jam sebelum dimakan.
  • Mengolah buah dan sayur: Cuci atau kupas buah dan sayur mentah.
  • Mengonsumsi susu dan air: Hindari minum air yang tidak diolah. Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau produk-produknya.
  • Cari tahu tentang makanan yang harus dihindari saat hamil.
  • Jika Mama memelihara kucing, berikan kucing makanan kering, kalengan, atau matang. Pastikan juga kotak pasirnya dikosongkan setiap hari dan didisinfeksi dengan air mendidih secara teratur. Jangan biarkan kucing berburu atau memakan hewan yang ditemukannya di luar ruangan, seperti kecoa atau hewan berbahaya lainnya.
  • Hindari mengganti pasir kucing sendiri jika Mama sedang hamil atau memiliki kekebalan tubuh yang rendah. Jika tidak punya pilihan lain, kenakan sarung tangan dan cuci tangan dengan sabun setelahnya.
  • Kenakan sarung tangan dan cuci tangan dengan sabun setelah menyentuh tanah atau pasir.
  • Tutup kotak mainan pasir yang digunakan anak-anak saat tidak digunakan lagi. 

Kisah pengalaman ibu hamil terkena toxoplasma di atas bisa menjadi pelajaran dan pengetahuan baru soal penyakit ini ya, Mam. Ternyata, bukan hanya dari hewan, melainkan bisa menyebar melalui makanan mentah. Semoga penjelasan ini bisa membantu Mama dalam tindakan pencegahan. Lebih baik mencegah daripada mengobati, kan?

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

83 − seventy nine =