Anak Tidak Mau Sekolah, Orang Tua Harus Apa?

anak tidak mau sekolah
Foto: Winnie Bruce/ StopTheSpread

Beberapa anak usia sekolah mungkin pernah mengalami saat-saat di mana mereka tidak ingin pergi ke sekolah. Biasanya hal ini yang membuat Mama mulai ‘spaneng’. Sebelum marah-marah ke anak, cari tahu dulu yuk, apa alasan anak tidak mau sekolah, karena hal ini termasuk fase yang normal, lho. 

Namun, jika si kecil terus-menerus tidak mau sekolah atau malah tiba-tiba tidak ingin pergi ke sekolah lagi, mungkin ada masalah yang lebih besar yang perlu menjadi perhatian. 

Kabar baiknya, ada cara dan strategi-strategi yang akan membantu MamPap ketika menghadapi anak yang tidak mau sekolah. Simak ulasannya dalam artikel berikut, yuk!

Tanda-tanda Anak Mulai Menolak Sekolah

Dikutip dari laman Raising Children, penolakan pergi ke sekolah terjadi ketika seorang anak sering kali tidak masuk sekolah selama beberapa hari sekolah. Namun, fase ini ternyata tidak akan hilang begitu saja.

Bacaan Lainnya

Biasanya, fase anak tidak mau sekolah ini bisa menjadi masalah bagi anak-anak di sekolah dasar dan menengah. Penolakan sekolah mungkin dimulai secara bertahap atau terjadi secara tiba-tiba. Berikut tanda-tanda anak mengalami fase tidak mau sekolah: 

  • Menunjukkan tingkat kecemasan yang tinggi. 
  • Mudah menangis, mengamuk, berteriak atau menjerit. 
  • Bersembunyi atau mengunci diri di kamar mereka ketika disuruh sekolah. 
  • Malas bergerak ketika diminta bersiap sekolah. 
  • Memohon untuk tidak pergi ke sekolah. 
  • Mengeluh sakit dan nyeri (keluhan fisik) sebelum sekolah, yang umumnya membaik jika Mama membiarkan si kecil tetap di rumah. 
  • Mengalami kesulitan tidur. 
  • Tiba-tiba clingy pada orang tuanya. 
  • Datang terlambat ke sekolah. 
  • Meminta dijemput orang tua untuk pulang lebih awal. 
  • Membolos/tidak masuk kelas tertentu atau meninggalkan sekolah sebelum kelas tertentu. 
  • Menarik diri di sekolah, dan berperilaku berbeda di kelas (hal ini bisa juga mengindikasikan adanya masalah dengan teman sekelas atau perundungan). 

Penyebab Anak Tidak Mau Sekolah

Ada banyak alasan penolakan sekolah. Bagi sebagian anak, penolakan sekolah mungkin terkait dengan kekhawatiran meninggalkan rumah, atau kecemasan, depresi, kesulitan belajar, tantangan sosial, atau pengalaman negatif di sekolah.

Penolakan sekolah juga dapat terjadi pada saat yang sama atau setelah mengalami beberapa kejadian ini:

  • Peristiwa yang membuat stres di rumah atau di sekolah, atau masalah dengan teman sebaya. 
  • Konflik keluarga dan teman sebaya. 
  • Memulai atau pindah ke sekolah baru.
  • Baru pindah rumah.
  • Mengalami perundungan atau ejekan.
  • Masalah dengan guru. 
  • Hasil akademis yang rendah.
  • Demikian pula, beberapa anak di sekolah mengalami sedikit kecemasan setelah liburan. 
  • Kecemasan akan perpisahan; ketakutan akan kemungkinan kehilangan atau perpisahan dari orang tua (atau pengasuh) yang dipicu oleh pergi ke sekolah.
  • Mutisme Selektif, yaitu gangguan di mana anak berbicara dengan suara normal di rumah tetapi diam di sekolah. Anak-anak dengan gangguan ini mungkin menolak pergi ke sekolah karena mereka takut dipaksa untuk berbicara.
  • Ketakutan mengalami reaksi panik yang intens dalam situasi yang sulit untuk melarikan diri (seperti kelas).
  • Gangguan Obsesif-Kompulsif yang mungkin dipicu oleh situasi sekolah, seperti ketakutan akan kontaminasi. Kekhawatiran kronis tentang kesehatan dan perfeksionisme yang ekstrem juga dapat terjadi. 
  • Fobia Sosial; takut dikritik atau dipermalukan oleh siswa atau guru dalam situasi sosial atau prestasi. Kecemasan saat ujian adalah contohnya.
  • Kekhawatiran kronis atas berbagai masalah seperti disukai, nilai, mengingat pekerjaan rumah, dan lain-lain.
  • Mengalami fobia spesifik. Fobia umum yang mengakibatkan penolakan sekolah adalah emetophobia, atau ketakutan jatuh sakit dan muntah yang dipicu oleh kemungkinan tertular virus atau muntah di sekolah.

Cara Menghadapi Anak Tidak Mau Sekolah

1. Tanggapi Anak dengan Serius

Adakalanya anak-anak juga mengalami hari-hari yang buruk, sama seperti orang dewasa. Namun, jika anak sering sekali mengeluh tentang sekolah, MamPap jangan mengabaikannya. 

Menolak sekolah dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kecemasan, perbedaan cara belajar, masalah sosial dan emosional, perundungan, dan masih banyak lagi. Apa pun penyebabnya, kekhawatiran dan keluhan mereka harus ditanggapi dengan serius, ya. 

2. Kenali Ketakutan Anak

Kita menganggap taman kanak-kanak atau masa awal sekolah itu sederhana. Tetapi bagi anak-anak, sekolah adalah pekerjaan yang berat. Mematuhi peraturan dan melatih keterampilan baru membutuhkan energi dan usaha. Jadi, jika si kecil baru saja menikmati liburan yang santai atau bahkan baru sembuh dari sakit di rumah, mereka mungkin lebih suka berada di rumah daripada belajar di sekolah.

Selain itu, mulai usia 5 tahun, ada lonjakan kecemasan alami pada anak-anak. Tidak peduli seberapa stabil kehidupan mereka, anak-anak mungkin mulai mengembangkan ketakutan tentang kematian, cedera, atau kehilangan seseorang, terutama jika ada sesuatu yang menakutkan yang ia lihat. Anak-anak menikmati kemandirian baru mereka di usia ini, tetapi mereka juga takut akan hal itu.

3. Ajak Anak Berbicara

Bicaralah dengan anak tentang sekolah dan mengapa mereka tidak ingin bersekolah. Cobalah untuk mencari tahu apakah anak mengalami masalah dengan teman sebaya atau guru, atau apakah mereka mencoba menghindari sesuatu. Gunakan pernyataan yang jelas dan tenang. 

Jika anak merasa sulit untuk membicarakan masalah tersebut, mintalah anak untuk menilai kegiatannya saat hari sekolah, misalnya perjalanan ke sekolah, kondisi ruang kelas, bagaimana guru, teman sebaya, dan waktu istirahat. Anak-anak yang berusia lebih kecil mungkin merasa lebih mudah untuk memberi tahu tentang perasaan mereka.

4. Kurangi “Faktor Kesenangan”

Sementara sebagian anak menghindari sekolah karena mereka takut akan sesuatu, di waktu lain hal itu tidak terlalu serius, artinya terkadang anak-anak ingin membolos sekolah hanya karena rumah adalah tempat yang lebih baik baginya. Solusinya, cobalah untuk tegas padanya. 

Ketika anak mengeluh sakit kepala di pagi hari, periksa apakah mereka benar-benar sakit. Jika tidak ada demam, muntah, atau tanda-tanda lainnya, cobalah untuk meyakinkan mereka untuk pergi ke sekolah. MamPap bisa katakan, “Yuk, coba sekolah dulu. Siapa tahu kamu merasa lebih baik ketika bertemu teman-teman. Kalau masih merasa sakit, kita bisa pergi ke dokter sepulang sekolah.”

Namun jika keputusannya anak tetap tinggal di rumah, cobalah untuk tidak memberi mereka waktu bermain di rumah. Bagaimana pun mereka harus tahu bahwa hari sakit bukanlah hari untuk bermain, tetapi beristirahat agar mereka lebih baik dan bersemangat untuk kembali ke sekolah.

Selain itu, suruh anak mengerjakan tugas yang diberikan sekolah saat di rumah. Ini dapat membantu anak untuk mengikuti pelajaran.

5. Atasi Penyebabnya

Setelah menemukan penyebab masalahnya, MamPap dapat mengatasinya. Berikut ini beberapa contohnya:

  • Jika si kecil mengalami kesulitan akademis dan hal itu menyebabkan kecemasan, MamPap bisa meminta mereka untuk dievaluasi. Konsultasikan pada ahlinya atau guru mereka di sekolah. Hal ini membantu anak-anak memenuhi kebutuhan pendidikan mereka.
  • Jika anak mengalami kecemasan akan perpisahan pada orang tuanya, MamPap mungkin dapat bekerja sama dengan guru mereka untuk membuat rencana transisi. 
  • Jika perundungan adalah penyebabnya, semua pihak yang terlibat harus ditangani.

Pertimbangkan untuk melibatkan si kecil dalam mencari solusi untuk masalah tersebut. Terkadang, anak-anak juga dapat menjadi pemecah masalah yang hebat jika kita memberi mereka kesempatan untuk melakukannya.

6. Berbicaralah dengan Guru atau Pihak Sekolah

Selain mengatasi masalah yang mendasarinya, sebaiknya MamPap juga harus melibatkan guru mereka. Tanyakan kepada guru-gurunya bagaimana anak saat berada di kelas. Apakah mereka terlibat atau menarik diri? 

Tanyakan kepada mereka perilaku apa yang mungkin mereka lihat, yang harus menjadi perhatian. Jika ada, bekerjasamalah dengan guru mereka untuk membuat solusinya. Guru adalah pemecah masalah yang hebat. Mereka mungkin punya saran tentang cara-cara agar Mama dapat mengintegrasikan kembali anak ke dalam kelas.

7. Tetap Tenang dan Lanjutkan Rutinitas

Tetaplah tenang. Jika anak melihat Mama khawatir, stres, atau frustrasi, itu dapat memperburuk kecemasan anak .

Rencanakan awal hari yang tenang dengan memiliki rutinitas pagi dan sore. Misalnya, siapkan seragam, bekal makan siang, dan tas sekolah pada malam sebelumnya, suruh anak mandi di malam hari, dan tidurkan anak pada waktu yang teratur.

8. Puji Anak Saat Pergi ke Sekolah

anak tidak mau sekolah, anak sekolah
Foto: Odua Images

Puji anak saat mereka menunjukkan perilaku berani, seperti bersiap-siap ke sekolah. MamPap juga bisa memberi mereka hadiah. Misalnya, jika anak mulai rajin pergi ke sekolah lagi, mereka bisa mendapatkan bonus waktu bermain, jalan-jalan dengan orang tuanya ke tempat favorit mereka, atau berikan makanan favorit mereka untuk makan malam.

9. Minta Bantuan Ahli Jika Ada Masalah

Jika anak terus-menerus menolak pergi ke sekolah, hingga tidak bisa berhenti menangis, atau menunjukkan tanda-tanda kecemasan lainnya, seperti takut ditinggal sendirian, tanyakan kepada ahli atau konsultasi dengan terapis yang berfokus pada kecemasan anak. Berikut beberapa perilaku yang harus menjadi perhatian MamPap: 

  • Sering mimpi buruk.
  • Nilai buruk di sekolah meskipun sudah berusaha keras. 
  • Agresi dan menentang otoritas. 
  • Amukan amarah yang tidak dapat dijelaskan. 
  • Sering mengeluh bahwa dirinya disakiti atau sakit. 
  • Penolakan untuk terlibat dalam aktivitas yang normal untuk usianya. 
  • Ancaman untuk menyakiti diri sendiri.

Seorang psikiater atau psikolog biasanya akan melakukan penilaian. Terapi dan dukungan untuk penolakan sekolah mungkin akan lebih berhasil jika anak juga mendapatkan bantuan untuk kecemasan atau depresi, dan menangani akar masalah yang mereka hadapi.

10. Jangan Lupa Rawat Diri Sendiri

Penolakan sekolah seringkali sulit diatasi dan bisa jadi sangat mengkhawatirkan. Merawat diri sendiri dengan makanan sehat, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup baik untuk kesehatan dan kesejahteraan Mama juga penting, lho. Saat sehat dan bugar, Mama akan lebih mampu mendukung dan mengatasi masalah anak untuk bersekolah.

Itulah penyebab dan beberapa cara yang bisa dilakukan MamPap untuk menghadapi anak yang tidak mau sekolah. Semoga membantu ya, MamPap.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

24 + = thirty one