Sebagai orang tua, naluri MamPap tentu ingin melindungi anak dari segala ketidaknyamanan. Tapi tahukah MamPapa, ternyata proses mengenal emosi negatif anak justru penting untuk membentuk ketangguhan hidup mereka ke depannya? Marah, kecewa, takut, dan sedih itu semua bukan sekadar perasaan buruk yang harus dihindari. Justru lewat emosi-emosi inilah anak belajar bertahan, bangkit, dan tumbuh menjadi pribadi kuat yang siap menghadapi dunia.
Kali ini Parentsquads akan bahas kenapa mengenal emosi negatif anak itu penting, apa saja emosi yang perlu dialami anak, dan bagaimana MamPap bisa mendampingi tanpa perlu terburu-buru ‘menyelamatkan’. Penasaran? Yuk, cek di sini selengkapnya!
Mengapa Perlu Mengenal Emosi Negatif Anak?
Mengenal emosi negatif anak bukan berarti MamPap membiarkan mereka terus-menerus sedih atau marah. Tapi, ini tentang memberi ruang bagi anak untuk merasakan dan memahami bahwa ketidaknyamanan adalah bagian alami dari hidup. Menurut Dr. Becky Kennedy, seorang psikolog klinis di Amerika, mengatakan bahwa ketahanan (resilience) justru lahir dari kemampuan anak untuk tetap bertahan meski dalam kondisi tidak nyaman.
Kalau MamPap selalu buru-buru menolong, tanpa sadar kita mengirim pesan bahwa emosi negatif itu salah dan harus dihindari. Padahal, mengenal emosi negatif anak membantu mereka belajar bahwa kecewa, marah, atau takut itu wajar, dan lebih penting lagi, mereka mampu mengatasinya. Anak-anak yang terbiasa menghadapi emosi sulit akan tumbuh dengan mental yang lebih tangguh dan percaya diri.
Selain itu, mengenal emosi negatif anak membuat mereka lebih mudah membangun hubungan sehat dengan orang lain. Mereka belajar menamai emosinya, mengatur reaksi, dan menyelesaikan masalah tanpa bergantung pada orang lain untuk memperbaiki keadaan. Ini adalah bekal yang luar biasa penting untuk masa depan mereka.
6 Jenis Emosi Negatif yang Wajib Dialami Anak agar Lebih Tangguh

Ada enam jenis emosi negatif yang sebaiknya benar-benar anak rasakan dalam hidupnya. Mari kita bahas satu per satu.
1. Kekecewaan
Kekecewaan terjadi saat kenyataan tidak sesuai harapan. Misalnya, saat mainan favorit rusak atau saat kalah lomba. Mengenal emosi negatif anak lewat kekecewaan akan mengajarkan bahwa tidak semua hal berjalan sempurna, dan itu tidak apa-apa.
Alih-alih menghindari rasa kecewa, MamPap bisa mendampingi anak dengan empati. Katakan, “Kamu kecewa, ya? Mama ngerti kok.” Dengan begitu, anak belajar bahwa kecewa itu normal dan mereka bisa bangkit kembali.
2. Frustrasi
Rasa frustrasi sering muncul saat anak merasa usahanya tidak membuahkan hasil. Contohnya, saat belajar sepeda roda dua dan terus jatuh.
Mengenal emosi negatif anak dalam bentuk frustrasi membangun daya juang. MamPap bisa membantu anak menenangkan diri, tarik napas dalam, dan mencoba lagi. Ini mengajarkan bahwa kegagalan sementara adalah bagian dari proses belajar.
3. Marah
Marah adalah emosi kuat yang sering dianggap buruk oleh sebagian orang. Padahal, marah itu sehat, asal dikelola dengan tepat.
Mengenal emosi negatif anak lewat rasa marah membantu mereka memahami batasan diri. MamPap bisa mengajarkan anak mengenali tanda-tanda tubuh saat marah (seperti jantung berdegup kencang), lalu mengungkapkannya dengan kata-kata, bukan dengan tindakan kasar.
4. Kesedihan
Setiap anak pasti akan merasa sedih, entah karena kehilangan teman, hewan peliharaan, atau sekadar karena harapannya tidak terpenuhi.
Mengenal emosi negatif anak lewat kesedihan penting agar mereka tahu bahwa menangis itu sehat. Peluk anak, dengarkan tanpa menghakimi, dan biarkan mereka melewati momen sedih dengan penuh kasih sayang.
5. Takut
Ketakutan sebenarnya sebuah mekanisme alami untuk melindungi diri. Anak yang takut gelap atau bertemu orang baru sebenarnya sedang belajar mengenali bahaya dan membangun kewaspadaan.
Mengenal emosi negatif anak melalui rasa takut membantu mereka mengembangkan keberanian. MamPap cukup hadir, mendukung, dan mengajak anak mengambil langkah kecil untuk menghadapi ketakutannya.
6. Penolakan
Tidak semua keinginan anak bisa terpenuhi. Saat anak mengalami penolakan, mereka belajar bahwa hidup tidak selalu memberi apa yang kita mau.
Mengenal emosi negatif anak melalui pengalaman ditolak membentuk mentalitas pantang menyerah. Ajarkan anak bahwa gagal itu wajar dan masih ada banyak jalan lain menuju keberhasilan.
Mama Papa Harus Kuat Dalam Mendampingi Anak Belajar Mengatur Emosi

Proses mengenal emosi negatif anak memang tidak selalu mudah, baik untuk anak maupun Mama dan Papa. Ada kalanya hati kita teriris melihat mereka sedih, kecewa, atau takut. Tapi penting diingat, mendampingi bukan berarti menghilangkan rasa tidak nyaman itu.
MamPap perlu kuat untuk tetap hadir dengan kasih, tanpa buru-buru menyelesaikan masalah. Ucapkan hal-hal seperti, “Mama tahu ini berat buat kamu, tapi Mama percaya kamu bisa.” Dengan begitu, anak merasa didukung tanpa kehilangan kesempatan berharga untuk belajar dari emosinya.
Mengenal emosi negatif anak adalah bagian dari membekali mereka dengan resilience. Ingat, tujuan kita bukan membuat anak selalu bahagia, tapi membuat mereka cukup kuat menghadapi ketidakbahagiaan. Karena dalam hidup, tantangan akan selalu ada. Yang membedakan hanyalah, apakah kita siap menghadapinya atau tidak.
Jadi, semangat ya MamPap dalam mendampingi anak!

Mommy 5R yang suka kucing dan nonton drama