Kehamilan identik dengan morning sickness atau mual saat hamil, di saat ibu hamil akan mengalami mual hingga muntah, yang bisa dipicu oleh bau-bauan tertentu ataupun cita rasa tertentu pada makanan. Meski tidak membahayakan ibu dan janin, morning sickness dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Pada sebagian ibu hamil, morning sickness bahkan bisa sangat parah, yang disebut dengan hiperemesis gravidarum.
Tapi tenang saja, meski mengalami mual saat hamil, Anda bisa tetap menjalani kehamilan dengan nyaman, kok. Cari tahu lebih dalam seputar mual saat hamil berikut ini.
Kapan Ibu Hamil Mulai Morning Sickness?
Umumnya, kondisi mulai dirasakan ibu hamil di minggu kelima kehamilan. Hal itu karena di waktu tersebutlah kadar hormon kehamilan, yakni Human Chorionic Gonadotropin (HCG), berada pada titik tertinggi.
Mulai minggu kelima itu, Anda akan merasa mual dan ingin muntah di pagi hari, atau bahkan sepanjang hari.
Istilah ‘morning sickness’ sendiri agak rancu, dan tidak dapat menjadi acuan bahwa keluhan ini hanya terjadi di pagi hari. Ada beberapa ibu hamil yang merasa membaik di siang hari, namun ada juga yang frekuensi mual dan muntahnya semakin parah di malam hari.
Bagi perempuan yang belum melakukan pemeriksaan dengan test pack, mual saat hamil ini juga bisa menjadi petunjuk bahwa dirinya sedang hamil. Meski tidak semua Ibu hamil mengalami morning sickness, sehingga tak bisa menjadi petunjuk pasti mengenai kehamilan, faktanya 70 persen Ibu hamil memang mengalami kondisi ini.
Penyebabnya adalah peningkatan hormon kehamilan Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dan estrogen. Kedua hormon tersebut meningkat dengan cepat di awal kehamilan, dan dapat memicu kondisi ini.
Meski menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil, mual saat hamil tidak berbahaya bagi kesehatan Anda atau bayi. Namun, pada beberapa ibu hamil yang mengalami morning sickness yang sangat parah atau hiperemesis gravidarum (HG), kondisi ini memang harus diwaspadai.
HG menyebabkan ibu hamil mual dan muntah yang berlebihan, bahkan hingga tak bisa menerima makanan sama sekali, yang dapat menyebabkan berat badan turun dan Anda serta janin kekurangan nutrisi. Tak hanya itu, mual dan muntah berlebihan ini juga bisa membuat ibu hamil mengalami dehidrasi, yang bisa berdampak pada masalah kesehatan lainnya.
Jadi, waspada pada ciri-ciri morning sickness yang berlebihan, seperti:
- Muntah yang mengandung darah atau berwarna kecoklatan
- Tidak dapat makan dan minum sama sekali
- Mengalami penurunan berat badan
- Sakit kepala yang muncul berkali-kali
- Sakit perut’
- Tubuh terasa sangat lelah
- Pusing atau ingin pingsan
- Jantung berdebar-debar
Jika Anda mengalami beberapa gejala di atas, segera hubungi dokter atau bidan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut, ya. Dan ingat, hindari minum sembarang obat-obatan tanpa resep dokter.
Kapan Berakhir?
Saat tubuh sudah begitu kepayahan dengan mual dan muntah, Anda mungkin bertanya-tanya, kapan periode morning sickness ini akan berakhir? Jawaban sangatlah beragam, sebab setiap ibu hamil akan mengalami gejala yang berbeda-beda, termasuk dalam hal frekuensi dan lamanya morning sickness.
Namun, umumnya ibu hamil akan mengalami puncak morning sickness di usia kehamilan 9 hingga 10 minggu, di mana saat itu kadar HCG berada pada level tertinggi.
Lalu, di usia kehamilan 11 minggu, kadar HCG perlahan mulai menurun. Dan di usia 15 minggu menurun hingga mencapai 50 persen dari puncaknya.
Meski begitu, Anda sesungguhnya tak perlu terlalu khawatir dengan kondisi ini. Para ilmuwan berpendapat, gejala mual saat hamil ini sesungguhnya merupakan suatu cara tubuh untuk melindungi janin di awal kehamilan dari racun dan makanan yang memiliki potensi bahaya yang tinggi.
Teori tersebut cukup masuk akal, mengingat gejala ini terjadi di trimester awal kehamilan, di mana fase tersebut merupakan waktu ketika organ dan struktur fisik bayi terbentuk.
Anda bisa mulai merasa lega ketika kehamilan memasuki trimester kedua. Di saat ini, hampir sebagian besar ibu hamil sudah tak lagi direpotkan dengan gejala mual saat hamil. Meski, beberapa ibu hamil mungkin masih merasakan mual dan muntah, namun frekuensinya sudah tidak sehebat di trimester pertama.
Nah, kini Anda sudah tahu apa itu morning sickness, serta kapan gejala-gejalanya muncul dan menghilang. Semoga Anda sudah semakin siap menghadapi ketika gejala ini datang, ya.