Tiga Ibu Ini Sharing Cara Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak, Bisa Dicontek!

cara mempersiapkan dana pendidikan anak, sharing mama, sharing tiga ibu

Sudahkah Mama dan Papa mengetahui cara mempersiapkan dana pendidikan anak? Soal ini, Mama dan Papa sebaiknya sudah mempersiapkannya dengan baik. Sebab, biaya pendidikan tidak bisa dibilang murah.

Dalam 10 tahun ke depan, diprediksi biaya pendidikan anak akan mencapai Rp1,2 miliar, loh, Ma. Biaya ini adalah total dari pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sampai perguruan tinggi. Ditambah, isu resesi dan naiknya inflasi memungkinkan uang pangkal sekolah akan mengalami kenaikan di antara 10-15% per tahun. 

Karena itu, jelas Mama dan Papa perlu tahu cara mempersiapkan dana pendidikan anak dengan baik bahkan jauh sebelum anak masuk sekolah. Supaya tidak “ketar-ketir” soal dana pendidikan anak. 

Membahas tentang dana pendidikan anak, Parentsquads sempat mewawancarai beberapa Mama untuk mengetahui bagaimana mengelola tabungan pendidikan anak. Yuk, simak sharing Mama berikut ini!

Bacaan Lainnya

Sharing Mama Soal Cara Mempersiapkan Dana Pendidikan Anak

cara mempersiapkan dana pendidikan anak, Mama Rezki
Mama Rezki dan Keluarga

Adalah Mama Rezki Dwi (31) ibu dari dua anak perempuan bernama Alika (10), dan Adriana (4), Mama Yanti (40) ibu dari Amelia (16), dan Mama Priskyla, ibu dari Axel (5) dan Dean (4). Ketiga Mama ini memiliki cerita yang berbeda menyoal tabungan pendidikan anak. 

Namun ketiganya menyadari bahwa biaya pendidikan anak tidak sedikit, artinya perlu dipersiapkan secara matang dan konsisten. Sebagai bentuk perencanaan yang matang, mereka pun harus memerhatikan alokasi dana kebutuhan rumah tangga yang lain sebelum menabung dana pendidikan anak.

Melihat hal tersebut Mama Rezki dan suami membuat kesepakatan untuk menabung dana pendidikan sejak anak pertamanya lahir. 

“Mulai menabung sejak punya anak pertama Alika, lahir,” ucap Mama Rezki. 

Sedangkan bagi Mama Priskyla dan Mama Yanti, menabung dana pendidikan anak baru mereka mulai ketika anak-anaknya mulai bersekolah.

“Mulai menabung dana pendidikan baru-baru ini sih, semenjak anak sekolah. Kita baru sadar dan terkaget-kaget dengan biaya pendidikan, sekarang nggak ada lawan,” kata Mama Priskyla.

Sedangkan bagi Mama Yanti, “Baru mulai (nabung) 10 tahun lalu, atau pas anakku SD.”

Tips membuat pos-pos keuangan, terutama dana pendidikan anak

cara mempersiapkan dana pendidikan anak, Mama Priskyla
Mama Priskyla dan Keluarga

Ternyata strategi mengelola keuangan dari ketiga Mama ini tidak jauh berbeda. Sebelum membuat rencana tabungan pendidikan anak, Mama Priskyla, Mama Rezki, dan Mama Yanti membuat breakdown keuangan dalam satu bulan. Tujuannya untuk melihat mana kebutuhan primer yang perlu disisihkan lebih banyak, dan mana pengeluaran yang bisa lebih dihemat.

“Pos nabung 35% (dipakainya buat pendidikan next level, atau kalau ada kebutuhan dana yang emang darurat banget), 55% buat biaya bulanan, 10% biaya lain-lainnya,” Mama Priskyla.

“Kalau aku tipe orang yang di pos-posin dulu semua, dari mulai kebutuhan pokok, cicilan listrik, sampai kalau mau shopping juga. Kalau random tanpa di buat pos, aduh tobat deh yang ada kebanyakan shopping daripada nabungnya,” kata Mama Rezki.

“Aku biasanya buat money plan dulu sebelum dialokasikan ke dana pendidikan anak,” ucap mama Yanti.

Tabungan anak adalah salah satu pos yang dimasukkan dalam breakdown keuangan mereka per bulan. Dari situ budget untuk tabungan pendidikan anak bisa lebih terorganisir setiap bulannya.

“Kalau untuk SPP bulanan memang udah masuk budget bulanan bersama tagihan bulanan lainnya. Kalo buat biaya pendidikan next level, tiap bulan kita ada pos yang emang buat ditabung. Tapi memang nggak ada persentase khusus sih untuk post tabungan pendidikan berapa persen. Dari pendapatan 35% selalu kita masukin ke tabungan” ungkap Mama Priskyla.

“Sebelum membuat rencana pendidikan anak, melihat dari pemasukan dan pengeluaran keuangannya terlebih dahulu, sih. Setelah itu kita sisihin 20% untuk tabungan,” sahut Mama Rezky.

“Kalau sudah tahu pengeluaran bulanan, saya membuat planning untuk sekolah mulai dari anak saya SD sampai jenjang pendidikan perguruan tinggi nanti,” kata Mama Yanti.

Apa yang diperhatikan sebelum menabung dana pendidikan anak?

cara mempersiapkan dana pendidikan anak, Mama Yanti
Mama Yanti dan Buah Hati

Pertanyaan ini pasti akan muncul ketika Mama ingin memulai tabungan pendidikan anak. Jelas saja, Mama juga perlu memprediksi sebanyak apa akan mengeluarkan uang bulanan untuk sekolah si kecil. 

Ketiga Mama ini juga memiliki pertimbangan yang hampir sama, sebelum mulai menabung dana pendidikan anak. Yaitu mempertimbangkan sekolah mana yang diincar, dan berapa kisaran uang yang akan dikeluarkan selama si kecil bersekolah di sana. Tapi tak hanya itu, mereka juga memerhatikan kurikulum dan metode belajar, apakah memang setara dengan biaya yang harus dikeluarkan atau tidak.

“Tentunya perhatiin harga pendidikan yg melejit dong bun. Juga cek kurikulum, lingkungan, metode belajar mengajarnya seperti apa,” ucap Mama Priskyla.

“Aku pertimbangkan berapa biaya pendaftar dan SPP per bulan di sekolah yg diincar,” kata Mama Yanti.

“Sebelumnya mencari info-info tentang biaya asuransi pendidikan dahulu. Yaa… karena semua orang tua ingin anaknya menyekolahkan anaknya di sekolah terbaik. Dan iya, pasti dong harus liat budget juga.. Soalnya kan lumayan lama yaa kalau pake asuransi ini.. jangkanya bisa bertahun-tahun” sahut Mama Rezki.

Apa yang dilakukan sebelum memilih instrumen tabungan pendidikan anak?

Salah satu hal krusial sebelum mengetahui cara mempersiapkan dana pendidikan anak adalah mencari tahu instrumen apa yang paling ideal untuk menyimpan uang. Ada orang tua yang lebih nyaman menabung dengan tabungan berjangka, dengan emas, reksa dana, atau melalui asuransi pendidikan. Tentu saja, instrumen ini memiliki plus minus masing-masing sesuai dengan kondisi Mama dan Papa.

Menurut Mama Rezki, menyimpan tabungan pendidikan akan lebih aman dan terorganisir bila menggunakan instrumen asuransi pendidikan. Apalagi Mama Rezki sendiri punya pengalaman kurang menyenangkan sebelum menggunakan asuransi pendidikan. 

“Sebelum pakai asuransi, kami coba nabung pakai tabungan junior. Kami kira nggak bakalan bisa diambil, ternyata dapet kartu ATM-nya, yaudahlah malah khilaf terus ke ambil. Makannya akhirnya pakai asuransi pendidikan saja, deh biar nggak keganggu. Jadi menurutku kalau pakai tabungan pasti keambil terus. Kalau asuransi kan nggak bisa dan cair di waktu yang tepat. Seperti misal pas anak mau masuk SMA atau kuliah,” cerita Mama Rezki.

Berbeda dari Mama Rezki, Mama Priskyla dan Mama Yanti lebih memilih menggunakan tabungan berjangka untuk menyimpan dana pendidikan anak. Menurut mereka, ternyata bila dilakukan dengan konsisten tabungan pendidikan bisa aman.

“Sejauh ini nabung sendiri (tabungan biasa) saja, sih, tapi ada juga ikut program yang tiap bulanan rekening di autodebet atau tabungan berjangka. Kenapa pilih nabung sendiri plus tabungan berjangka itu karena ini tabungan sekalian buat dana darurat gitu. Kalau yang di tabungan jangka panjang biar paten aja tiap bulan ada pemaksaan nabung haha,” jawab Mama Priskyla.

“Aku pakai tabungan jangka panjang untuk dana pendidikan anakku. Tujuannya agar lebih pasti dana tabungannya sesuai kebutuhan pendidikan anak,” kata Mama Yanti.

Mengelola Tabungan Pendidikan Anak

Ada beberapa cara yang mereka lakukan agar tabungan pendidikan anak bisa dikelola dengan baik. Tak hanya itu, ketiga Mama ini juga sepakat kalau urusan tabungan pendidikan anak harus disisihkan secara konsisten setiap bulannya.

Sebagai tips, Mama Priskyla mengungkapkan kalau setiap orang tua harus realistis dengan pengeluaran bulanannya. 

“Realistis dengan biaya pengeluaran bulanan, nggak usah sok pangkas-pangkas tapi nanti tengah bulan kurang duit malah jadi colek-colek uang tabungan. Pokoknya uang di tabungan harus nambah pantang kurang. Kalau aku dan suami sepakat harus konsisten, berapa persen dari income masukin tabungan. Wajib pokoknya nggak bisa dialihin buat yg lain-lain,” kata Mama Priskyla.

Tips yang tak kalah penting adalah mencatat setiap pengeluaran setiap bulannya. Dari sini, Mama bisa terus membuat evaluasi bulanan bila sewaktu-waktu ada pemasukan dan pengeluaran yang tidak seimbang. Apalagi sampai memengaruhi tabungan pendidikan anak. Hal ini yang menjadi ‘kunci sukses menabung’ bagi Mama Rezki dan Mama Yanti.

“Yang penting nabungnya harus konsisten dan buat catatan pengeluaran setiap bulan. Menabung secara disiplin dan hidup hemat,” kata Mama Rezki.

“Sebaiknya membeli sesuai kebutuhan yang diperlukan aja supaya tabungan pendidikan anak nggak terganggu,” saran Mama Yanti.

Semoga sharing cara mempersiapkan dana pendidikan anak dari ketiga Mama di atas bisa menjadi inspirasi untuk Mama dan Papa, ya!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

8 × = forty