Mungkin MamPap sudah pernah mendengar tentang ruam popok pada bayi. Bahkan dalam laman Healthy Children by AAP disebutkan, setidaknya setengah dari semua bayi di dunia pernah mengalami ruam popok. Namun faktanya meski ruam popok dianggap sebagai masalah kulit yang umum pada bayi, keluhan ini adalah salah satu alasan paling umum para orang tua berobat ke dokter anak.
MamPap mungkin memiliki banyak pertanyaan seputar masalah ruam popok ini. Yuk, simak artikel berikut untuk menjawab semua pertanyaan Anda!
Apa Itu Ruam Popok?
Dilansir dari Mayo Clinic, ruam popok adalah sejenis dermatitis yang tampak seperti bercak-bercak kulit yang meradang di bokong, paha, dan alat kelamin.
Kondisi ini umumnya bisa disebabkan oleh popok basah atau kotor yang jarang diganti. Atau bisa juga karena kulit sensitif dan lecet. Kondisi ini umum terjadi pada bayi, meskipun siapa pun yang memakai popok secara teratur dapat mengalaminya.
Jenis-jenis Ruam Popok Bayi
Jenis-jenis ruam popok meliputi:
- Ruam popok iritan: Ruam popok iritan, atau dermatitis popok, adalah jenis ruam popok yang paling umum. Ruam ini terjadi ketika area popok bayi Anda terlalu lembap dan/atau kontak yang terlalu lama dengan urin dan tinja.
- Ruam popok kandida: Pertumbuhan berlebih dari sejenis jamur yang disebut kandida dapat menyebabkan ruam popok ragi. Kandida ditemukan secara alami di saluran pencernaan bayi Anda.
- Ruam popok bakteri: Terkadang, beberapa jenis bakteri seperti staph atau streptokokus, dapat menyebabkan ruam popok. Nama lain untuk jenis ini adalah impetigo.
- Ruam popok reaksi alergi: Jika bayi Anda memiliki kulit sensitif, mereka mungkin mengalami reaksi alergi terhadap bahan-bahan dalam popok, tisu basah, dan/atau krim popok tertentu.
Tanda Bayi Mengalami Ruam Popok
Gejala ruam popok, meliputi:
- Peradangan kulit di area popok, seperti bokong, paha, dan alat kelamin.
- Kulit gatal dan nyeri di area popok.
- Luka di area popok.
- Rasa tidak nyaman, rewel, atau menangis, terutama saat mengganti popok.
Pada kasus ringan, kulit bayi Anda mungkin sedikit memerah di sekitar bokong, alat kelamin, dan pahanya. Area tersebut mungkin terasa hangat saat disentuh. Ruamnya mungkin hanya berupa beberapa bintik, atau mungkin menutupi seluruh area popok.
Sedangkan pada kasus yang lebih parah, ruam mungkin disertai lepuh atau luka terbuka yang nyeri. Jika terinfeksi, ruam dapat berubah menjadi merah terang dan kulit di sekitarnya dapat membengkak.
Penyebab Ruam Popok pada Bayi

Ruam popok dapat disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:
- Membiarkan popok basah atau kotor terlalu lama. Kulit dapat mengalami ruam jika popok basah atau kotor dibiarkan terlalu lama. Bayi mungkin lebih rentan mengalami ruam popok jika mereka sering buang air besar atau diare.
- Lecet atau gesekan. Popok atau pakaian ketat yang bergesekan dengan kulit dapat menyebabkan ruam.
- Menggunakan produk baru. Kulit bayi Anda mungkin bereaksi terhadap merek tisu basah bayi, popok, atau deterjen, pemutih, atau pelembut kain baru yang digunakan untuk mencuci popok kain. Bahan-bahan dalam losion, bedak, dan minyak dapat memperparah masalah.
- Terkena infeksi bakteri atau jamur. Infeksi yang awalnya sederhana dapat menyebar ke kulit di sekitarnya. Area yang tertutup popok berisiko karena hangat dan lembap, sehingga menjadi tempat berkembang biak yang sempurna bagi bakteri dan jamur. Ruam ini dapat ditemukan di lipatan kulit.
- Memperkenalkan makanan baru. Saat bayi mulai makan makanan padat, isi tinjanya berubah. Hal ini meningkatkan kemungkinan ruam popok. Perubahan pola makan bayi juga dapat meningkatkan frekuensi buang air besar, yang dapat menyebabkan ruam popok. Bayi yang disusui mungkin mengalami ruam popok sebagai respons terhadap sesuatu yang dimakan ibu.
- Memiliki kulit sensitif. Bayi dengan dermatitis atopik, dermatitis seboroik, atau kondisi kulit lainnya mungkin lebih mungkin mengalami ruam popok. Kulit yang teriritasi akibat dermatitis atopik juga cenderung terjadi di area yang tidak tertutup popok.
- Menggunakan antibiotik. Antibiotik dapat menyebabkan ruam dengan membunuh bakteri yang mengendalikan pertumbuhan jamur. Penggunaan antibiotik juga meningkatkan risiko diare. Bayi yang disusui dan ibunya mengonsumsi antibiotik juga berisiko lebih tinggi mengalami ruam popok.
Komplikasi Akibat Ruam Popok
Meskipun tergolong ringan, ada beberapa komplikasi yang bisa terjadi pada bayi yang mengalami ruam popok, seperti:
- Perubahan warna kulit. Pada bayi berkulit cokelat atau hitam, ruam popok dapat menyebabkan area yang terkena menjadi lebih terang. Ini disebut hipopigmentasi pascainflamasi. Pencerahan kulit ringan seringkali hilang dalam beberapa minggu. Kulit yang terkena dampak lebih parah dapat membutuhkan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk kembali ke warna aslinya.
- Infeksi. Ruam popok dapat berkembang menjadi infeksi parah yang tidak merespons pengobatan.
Penanganan dan Perawatan
Bagaimana cara mengatasi ruam popok?
- Langkah pertama dalam perawatan ruam popok adalah menjaga area tersebut sebersih dan sekering mungkin. Segera ganti popok yang basah atau kotor. Ini membantu mengurangi kelembapan pada kulit bayi Anda.
- Bersihkan area popok bayi secara perlahan dengan air dan waslap lembut. Anda juga dapat menggunakan tisu basah sekali pakai, tetapi terkadang menggosok area tersebut harus dihindari untuk mencegah iritasi yang semakin parah. Hindari tisu basah yang mengandung alkohol dan pewangi. Gunakan sabun dan air hanya jika kotoran bayi Anda sulit dibersihkan. Jika ruam bayi Anda parah, gunakan botol semprot berisi air agar Anda dapat membersihkan dan membilasnya tanpa menggosoknya.
- Tepuk-tepuk hingga kering; jangan digosok. Biarkan area tersebut mengering sepenuhnya.
- Oleskan krim atau salep ruam popok pelindung yang tebal. Krim ruam popok terbaik mengandung zinc oxide atau petroleum jelly. Krim ini biasanya kental dan tidak perlu dibersihkan seluruhnya saat penggantian popok berikutnya. Ingat, menggosok menggosok terlalu keras hanya akan memperparah kerusakan kulit bayi Anda.
- Jangan memasang popok bayi terlalu ketat, terutama saat tidur malam. Pastikan popoknya longgar agar bagian yang basah dan kotor tidak terlalu bergesekan dengan kulitnya.
Pencegahan Ruam Popok pada Bayi
Cara terbaik untuk mencegah ruam popok adalah menjaga area popok tetap bersih dan kering. Beberapa tips perawatan kulit sederhana dapat membantu:
- Ganti popok sesering mungkin. Ganti popok basah atau kotor sesegera mungkin. Popok sekali pakai yang mengandung gel penyerap dapat membantu karena dapat menyerap kelembapan dari kulit.
- Bilas pantat bayi dengan air hangat setiap kali mengganti popok. Waslap basah, bola kapas, atau tisu basah bayi dapat membantu membersihkan kulit bayi dengan lembut. Beberapa tisu basah bayi dapat menyebabkan iritasi, jadi gunakan tisu basah yang tidak mengandung alkohol atau pewangi. Anda bisa gunakan air biasa, air dengan sabun atau pembersih yang lembut.
- Tepuk-tepuk kulit bayi dengan lembut menggunakan handuk bersih atau biarkan mengering dengan sendirinya. Jangan menggosok pantat bayi dan jangan gunakan bedak talk pada area genital dan pantat bayi.
- Oleskan salep atau diaper cream. Jika bayi Anda sering mengalami ruam, oleskan krim atau salep pelindung ruam setiap kali mengganti popok, walaupun sedang tidak ruam.
- Setelah mengganti popok, cuci tangan Anda hingga bersih. Mencuci tangan dapat mencegah penyebaran bakteri atau jamur ke bagian tubuh bayi lainnya, ke Anda, dan ke anak-anak lain.
- Biarkan aliran udara di bawah popok. Pasang popok dengan kencang, tetapi jangan terlalu ketat. Aliran udara di dalam popok membantu kulit. Popok yang terlalu ketat dapat menggesek kulit.
- Berikan waktu lebih lama bagi pantat bayi Anda tanpa popok. Jika memungkinkan, biarkan bayi Anda tidak memakai popok untuk beberapa waktu. Membiarkan kulit terkena udara adalah cara alami dan lembut untuk mengeringkannya.
- Gunakan deterjen ringan untuk mencuci pakaian dan seprai bayi Anda.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika ruam popok tidak membaik setelah beberapa hari perawatan di rumah, konsultasikan dengan dokter anak atau tenaga kesehatan profesional lainnya. Bayi mungkin memerlukan obat resep untuk mengatasi ruam popok parah, karena ruam tersebut mungkin disebabkan oleh hal lain, seperti dermatitis seboroik, dermatitis atopik, psoriasis, atau kekurangan gizi.
Berikut beberapa tanda ruam yang memerlukan penanganan medis:
- Ruam disertai demam.
- Ruam yang parah atau tidak biasa.
- Ruam yang menetap atau memburuk meskipun telah dirawat di rumah.
- Ruam yang berdarah, gatal, atau mengeluarkan cairan.
- Ruam tersebut meliputi jerawat, kulit mengelupas, lepuh, luka berisi nanah, atau luka berkerak.
- Ruam yang menyebabkan rasa terbakar atau nyeri saat bayi buang air kecil atau besar.
- Bayi Anda sedang mengonsumsi obat antibiotik dan mengalami ruam berwarna merah muda atau merah terang dengan bintik-bintik merah di tepinya.
Meskipun cukup umum, ruam popok pada bayi tetap memerlukan perawatan yang baik di rumah untuk meredakan gejalanya dengan menjaga kebersihan area popok bayi. Baik Anda menggunakan popok kain, popok sekali pakai, atau keduanya, selalu pastikan untuk mengganti popok bayi sesuai kebutuhan untuk menjaga area pribadi bayi Anda tetap bersih, kering, dan sehat.
***

Content Writer Parentsquads