Sosok wanita bernama Abigail Limuria belakangan ramai menjadi sorotan publik setelah ia dipercaya untuk menjadi narasumber dalam wawancara sebuah media internasional, untuk menggambarkan kondisi politik yang sedang terjadi di Indonesia.
Siapa sebenarnya wanita kritis bernama Abigail Limuria ini? Apa saja yang disampaikan ke dunia global tentang kondisi bangsa? Simak ulasannya dalam artikel ini ya, MamPap.
Lantang Menyuarakan Aspirasi Rakyat Indonesia ke Dunia Global

Dalam wawancaranya dengan Aljazeera English, Abigail Limuria membahas tentang kondisi politik di Indonesia terkini, di mana gelombang demonstrasi yang ditujukan untuk pemerintah akhirnya pecah di berbagai titik daerah pada Kamis 28 Agustus 2025 lalu.
MamPap pastinya tahu, demonstrasi yang akhirnya berujung ricuh tersebut terjadi dalam rangka menolak sejumlah kebijakan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang dinilai justru memberatkan rakyat.
Bukan hanya itu, wanita kelahiran 1994 itu pun dengan lantang menyuarakan tentang berbagai keresahan dan kekecewaan yang dirasakan masyarakat Indonesia. Ia menggambarkan ke dunia internasional bagaimana aspirasi rakyat Indonesia untuk melawan ketidakadilan dan memperjuangkan nilai-nilai demokrasi di Indonesia.
Wawancara ini pun mencuri perhatian sejumlah media asing, dan tentunya juga di Indonesia. Tak sedikit yang penasaran dengan sosok wanita yang kritis dalam menyuarakan tentang keresahan masyarakat Indonesia terhadap para wakil rakyat di parlemen tersebut, hingga Indonesia mendapat sorotan tajam dunia dari berbagai negara.
Sosok Aktivis Muda yang Aktif

Dikutip dari IDN Times, Abigail Limuria adalah wanita kelahiran 10 November 1994. Di Linkedin pribadinya tertulis, ia pernah menempuh pendidikan di Biola University, Amerika Serikat jurusan Media and Cinema Arts. Ia telah menikah dengan pria bernama Jeffry Wijaya, yang sama-sama menempuh pendidikan di Amerika Serikat. Ia juga merupakan seorang ibu dari seorang bayi perempuan berusia sekitar 4 bulan yang diketahui bernama Ellie.
Abigail merupakan co-founder dari What Is Up Indonesia (WIUI), sebuah platform media independen generasi muda yang fokus pada topik isu sosiopolitik di Indonesia dalam bahasa Inggris. Platform ini bertujuan untuk menjembatani audiens dari generasi muda yang ingin memahami situasi negara ini.
Selain itu, Abigail juga aktif diundang sebagai pembicara di berbagai forum, podcast, hingga media internasional. Ia pun aktif mengedukasi generasi muda lewat konten Instagram dan TikTok.
Abigail mencerminkan sosok muda yang kritis, berwawasan luas, berpikir tajam, dan berani bersuara tentang masalah sosial dan politik yang ada di sekelilingnya, terutama tentang isu perempuan dan pemuda. Pribadi inilah yang menginspirasi banyak orang dan generasi muda untuk lebih berempati dan berpikir kritis dengan kondisi yang ada di sekeliling kita.
Cara Melatih Anak Berpikir Kritis Seperti Sosok Abigail Limuria

Sebenarnya, anak-anak secara alami memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Namun, kita sebagai orang dewasa seringkali melewatkannya, bahkan membungkam mereka tanpa sengaja. Padahal jika orang tua terlalu mengendalikan anak, hal ini perlahan mulai mengajari anak-anak untuk meragukan naluri mereka dan selalu melihat orang lain untuk menilai lingkungannya.
Berpikir kritis adalah keterampilan hidup yang perlu ditanam, yang akan membantu anak Anda menganalisis situasi dan informasi dengan lebih percaya diri, serta belajar untuk tidak selalu menerima begitu saja.
Karena itu sebagai orang tua, MamPap harus mengajari mereka berpikir mandiri, agar mereka tidak mudah dipengaruhi dan dimanipulasi oleh orang lain, media sosial, dan tidak mudah terbawa provokasi seperti isu yang sekarang sedang banyak terjadi.
Anak-anak dengan keterampilan berpikir kritis yang kuat juga akan mengubah dunia dengan ide-ide inovatif dan kreatif mereka. Pemikir kritis bisa menjadi para pemimpin, penemu, CEO, ilmuwan, hingga penulis. Merekalah yang mengubah dunia.
Berpikir kritis tidak hanya menghasilkan karier yang lebih baik, tetapi keterampilan ini penting untuk komunikasi dan membangun hubungan yang sehat dengan diri sendiri dan orang lain.
Berikut cara membangun keterampilan berpikir kritis pada anak:
- Membangun kemampuan berpikir kritis anak terjadi melalui interaksi sehari-hari saat Anda berbicara dengan anak, mengajukan pertanyaan terbuka, serta membiarkan anak bereksperimen dan memecahkan masalah. Dengan memanfaatkan interaksi ini, kita dapat menyediakan pengalaman dan lingkungan yang memungkinkan anak-anak mengembangkan kecintaan dan merasakan kegembiraan belajar.
- Berikan kesempatan bermain dan tingkatkan minat anak-anak. Anak-anak kecil adalah pembelajar aktif, dan bermain sangat penting bagi anak. Melalui bermain, artinya Anda memberikan waktu dan ruang yang dibutuhkan anak-anak untuk menggali lebih dalam, karena anak-anak lebih mampu membangun makna melalui pengalaman langsung. Membangun dengan balok, bermain peran dengan teman, atau bermain permainan papan, semuanya membangun kemampuan berpikir kritis anak-anak.
- Berhenti sejenak dan tunggu. Memberi anak cukup waktu untuk berpikir, mencoba tugas baru, atau menghasilkan respons sangatlah penting. Ini memberi anak kesempatan untuk memikirkan respons mereka dan mungkin menyempurnakannya, alih-alih merespons dengan reaksi spontan mereka.
- Jangan langsung campur tangan. Anak-anak membutuhkan tantangan untuk berkembang. Tunggu dan amati sebelum Anda terjun untuk memecahkan masalah. Ketika intervensi diperlukan, pastikan untuk mengingat strategi selanjutnya, yaitu mengajukan pertanyaan terbuka. Berikan anak kesempatan untuk mencapai kesimpulan dengan dukungan dan bimbingan Anda yang lembut.
- Ajukan pertanyaan terbuka. Daripada langsung menjawab pertanyaan yang diajukan anak, bantulah mereka berpikir kritis dengan mengajukan pertanyaan balasan: “Ide apa yang kamu punya? Menurutmu apa yang sedang terjadi di sini?” Hargai respons mereka, terlepas dari apakah Anda menganggapnya benar atau tidak. Anda bisa berkata, “Itu menarik. Coba jelaskan, mengapa kamu berpikir demikian?”
- Bantu anak-anak mengembangkan hipotesis saat bermain adalah latihan yang membantu mengembangkan pemikiran kritis anak-anak. Cobalah bertanya kepada anak, “Jika kita melakukan ini, menurutmu apa yang akan terjadi?”.
- Dorong berpikir anak dengan cara baru dan berbeda untuk membantu mengasah rasa ingin tahu dan keterampilan kreatif mereka.
- Anda juga harus mencontohkan pemikiran kritis Anda sendiri saat Anda menjalani proses pengambilan keputusan. Anak-anak belajar dari mengamati cara Anda berpikir dan memerhatikan cara Anda merespons.
Itu dia penjelasan tentang profil Abigail Limuria dan beberapa cara melatih anak berpikir kritis seperti sosoknya. Tentu hal-hal ini tetap perlu disesuaikan pada masing-masing kondisi. Semoga informasi ini bermanfaat ya, MamPap.
Content Writer Parentsquads











and then