Perbincangan vaksin cacar monyet kembali ramai, lantaran diberitakan bahwa vaksin monkeypox ini akan segera dipersiapkan sebanyak 10.000 dosis di Indonesia sebagai respon terhadap temuan satu kasus cacar monyet di Indonesia.
Berita ini menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat, mulai dari jenis vaksin, untuk siapa saja, waktu pemberian hingga efek samping.
Fakta-Fakta tentang Vaksin Cacar Monyet
-
Mengapa vaksin cepat sekali munculnya padahal itu penyakit baru?
Dokter Umum, dr. Adam Prabata menjelaskan, penyakit cacar monyet bukan penyakit baru. Cacar monyet pertama kali ditemukan pada monyet tahun 1958. Sementara itu, sejak tahun 1970 kasus cacar monyet pertama kali ditemukan di dunia.
-
Vaksin yang digunakan adalah vaksin cacar yang sudah digunakan sebelumnya
Dokter Adam juga menekankan, virus penyebab cacar monyet berkerabat dekat dengan virus penyebab cacar. WHO juga menegaskan vaksin cacar diketahui dapat menurunkan risiko terkena cacar monyet dengan efektivitas hingga 85%.
-
Jenis Vaksin yang disetujui FDA
FDA telah menyetujui dua jenis vaksin cacar yang dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet, yaitu JYNNEOS dan ACAM2000. Berdasarkan CDC, vaksin cacar monyet yang menjadi pilihan untuk saat ini adalah JYNNEOS. Vaksin cacar JYNNEOS disebut juga dengan imvanex atau imvamune. Vaksin ini mampu memberi proteksi terhadap infeksi yang disebabkan penyakit ini.
-
Waktu yang tepat pemberian vaksin
Waktu yang paling tepat melakukan vaksin adalah diberikan sebelum seseorang tertular penyakit monkeypox ini. Bagi mereka yang sudah tertular juga masih boleh menerima vaksin JYNNEOS atau ACAM2000.
Untuk mencegah perkembangbiakan virus, CDC merekomendasikan agar vaksin diberikan dalam waktu 4 hari setelah terpapar. Vaksinasi yang diberikan 4-14 hari setelah terpapar, bisa mengurangi gejala-gejala berat akibat cacar monyet, namun tidak lantas mematikan virus tersebut.
-
Vaksin untuk siapa saja?
CDC merekomendasikan orang-orang yang paling berisiko tertular cacar monyet untuk segera divaksin, yaitu termasuk:
- Orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien cacar monyet (keluarga, dokter, dan tenaga kesehatan lainnya)
- Anak-anak di bawah usia 8 tahun
- Seseorang yang melakukan hubungan seks dengan penderita cacar monyet
- Seseorang yang bekerja di laboratorium dan menangani sampel atau hewan dengan orthopoxvirus.
- Efek samping vaksin
Tidak semua orang mengalami efek samping setelah menerima vaksin. Laman CDC menulis, efek samping yang paling umum setelah vaksinasi JYNNEOS adalah kemerahan dan gatal-gatal di tempat vaksin diberikan serta sakit kepala, kelelahan, mual, kedinginan, dan nyeri otot.
Ketika vaksin JYNNEOS diberikan ke kulit lengan bawah, beberapa orang melaporkan pembengkakan dan kemerahan yang berkepanjangan di tempat suntikan. CDC juga menjelaskan, Vaksin ACAM2000 memiliki efek samping yang lebih tinggi daripada vaksin JYNNEOS.
Efek samping vaksin ACAM2000 dapat berupa kemerahan dan gatal-gatal di tempat pemberian vaksin, kelenjar bengkak, sakit kepala, kelelahan, demam, dan nyeri otot. Ruam kulit juga dapat terjadi setelah vaksinasi.
-
Kapan pemberian vaksin dilakukan di Indonesia
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan saat ini telah menyiapkan 10.000 vaksin. “Kami sedang memproses untuk pengadaan dan harus melalui rekomendasi BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan),” ujar Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril dalam keterangan pers pada akhir September 2022.
“Insya Allah ada sekitar 10.000 vaksin diadakan dan akan diberikan ke yang menderita cacar monyet yang sedang inkubasi dan kepada mereka yang kontak erat,” tambahnya.
**
Demikian fakta-fakta tentang vaksin cacar monyet di Indonesia. Semoga bermanfaat.