Lomba lari menjadi salah satu kegiatan olahraga yang banyak diminati dan populer bagi banyak kalangan saat ini. Tren baru yang juga muncul adalah anak-anak berusia 6 tahun ke atas juga bisa ikut serta dalam kegiatan tersebut. Nah, bagaimana persiapan yang harus diperhatikan sebelum anak lomba lari atau race bersama anak?
Bolehkah Anak Mengikuti Lomba Lari?
Salah satu aktivitas fisik yang menyenangkan bagi anak-anak adalah berlari. Bagi MamPap yang memiliki hobi ini, mungkin mulai memikirkan apakah bisa mengajak anak berlari bersama. Namun, dikutip dari laman Cleveland Clinic, tidak ada aturan pasti tentang usia yang tepat untuk memulai kegiatan lari secara rutin dan serius. Jadi, jika si kecil meminta untuk mulai berlari secara teratur seperti Mama Papanya, MamPap bisa memperbolehkannya.
Namun, tentu ada hal-hal yang harus lebih diperhatikan, seperti:
- Jarak. Seberapa jauh anak-anak harus berlari atau berlomba lari? Anak-anak yang usianya lebih kecil harus menargetkan jarak yang lebih pendek untuk latihan lari dan mengikuti lomba apa pun yang ingin mereka ikuti. Jarak dapat ditingkatkan secara bertahap seiring tubuh mereka tumbuh dan kuat. Ingat ya MamPap, Setiap individu tentu saja berbeda.
- Usia. Anak 7 tahun ke bawah diperbolehkan satu hingga dua hari lari seminggu. Ini adalah jadwal latihan yang melatih tubuh yang sedang tumbuh di fase ini. Namun, pastikan jarak yang lebih pendek juga saat berlari, misalnya hanya mengelilingi sekitar komplek rumah dengan jarak terdekat. Anak-anak pada usia ini harus fokus bergerak dengan kecepatan yang nyaman tanpa target dan tanpa khawatir mencapai waktu tertentu.
Sedangkan, usia 8 hingga 12 tahun saat anak-anak mulai menginjak usia remaja, perubahan perkembangan pada tubuh mereka memungkinkan anak untuk lebih mampu berlari lebih banyak dan menempuh jarak yang lebih jauh. Latihan dapat ditingkatkan menjadi tiga hingga empat hari seminggu jika kondisi kebugaran mereka memungkinkan. Di usia ini, anak sudah bisa mencoba untuk lomba lari anak sepanjang 5K.
Salah satu brand retail olahraga terkemuka di Indonesia, Planet Sports Asia mengadakan Planet Sports Run 2024 yang akan diselenggarakan pada 8 Desember 2024 di ICE BSD, Tangerang. Mengusung tema “Unlock Your Best”, Planet Sports Run 2024 ini membuka kategori yang terdiri dari berbagai macam jarak dan usia, seperti 5K, 10K, dan Half Marathon, dan secara khusus menambahkan Kids Category yang diperuntukkan bagi anak usia 6 – 12 tahun. Dengan begitu, Mama Papa bisa turut mengajak si kecil dalam race ini. Seru ya, Mam. Ada yang mau ikut?
Untuk informasi pendaftaran, syarat dan ketentuan, serta informasi lebih lanjut dapat dilihat di https://run.planetsports.asia/,
Hati-hati Risiko Cedera
Namun, berhati-hatilah. Cedera akibat kegiatan yang berlebihan dapat menjadi masalah saat anak-anak meningkatkan latihan lari mereka. Istirahat dan pemulihan sangat penting untuk menghindari masalah seperti cedera tumit atau cedera lutut pada pelari.
Tips dan Persiapan Sebelum Lomba Lari Anak
Bagi MamPap yang ingin mengajak si kecil lomba lari anak, ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Ditemui dalam acara peresmian Planet Sports Run 2024, dr. Tirta, Health Practitioner & Sports Enthusiasts membagikan pada Parentsquads beberapa tips sebagai persiapan lomba lari yang diikuti anak.
1. Siapkan Fisiknya Bertahap
Fisik anak-anak dan dewasa tentu berbeda. Dokter Tirta menyarankan, baiknya fisik anak harus dibiasakan terlebih dahulu untuk kegiatan lari. MamPap bisa membiasakan anak latihan berlari rutin. Namun, hal ini pun harus dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan si kecil.
“Kalau bisa (anak) sudah terbiasa latihan lari terlebih dahulu. Jadi, bapaknya sama ibunya bisa mengajak (anaknya) latihan misalnya di tempat yang jauh dari kendaraan, misalnya bisa keliling komplek. Jadi, dia tidak langsung fokus race di awal,” ungkap dr. Tirta ditemui dalam acara.
2. Latihan dan Teknik yang Tepat
Mempelajari teknik lari yang tepat sangat penting bagi pelari pemula, terutama anak. MamPap bahkan bisa berkonsultasi dengan profesional untuk mengevaluasi gaya berjalan dan cara berlari anak. Posisi tubuh yang benar dapat membantu mencegah cedera.
Selain itu, cedera akibat penggunaan berlebihan (overuse) dapat terjadi saat anak hanya fokus pada satu jenis latihan. Dorong anak untuk terus melakukan olahraga atau aktivitas fisik lain agar mereka melatih berbagai otot.
3. Istirahat Cukup
Dokter Tirta juga mengingatkan pentingnya istirahat sebelum melakukan lomba lari anak. Jangan sampai si kecil malah kurang tidur saat perlombaan dilakukan.
4. Jadikan Kegiatan Ini Menyenangkan
Perlombaan lari seharusnya membuat mereka (anak-anak) senang. Jadi, gunakan aktivitas latihan sebagai alasan untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan. Siapkan juga mental si kecil untuk menghadapi kompetisi. Beri pengertian anak untuk tetap fokus pada partisipasi dan penyelesaian, bukan mengincar medali atau hadiah. Bangunlah rasa percaya diri mereka bahkan saat kemampuan mereka tumbuh dan berkembang.
“Harus dikatakan (pada anak) ini fun. Jadi, ajarkan pada anak bahwa setiap berkompetisi itu ada kalah dan menang. Itu biasa. Biasanya anak-anak mentalnya belum siap menghadapi kekalahan karena dia menganggap kalah itu memalukan, sehingga dia nanti nangis. Nah, ini yang harus kita edukasikan ke anak-anak bahwa kalah dan menang it’s okay,” tambah dr. Tirta.
5. Jangan Memaksanya
Berlari tidak boleh dijadikan sebagai persyaratan atau tugas bagi anak. Jika mereka ingin menumbuhkan kecintaan terhadap lari, biarkan antusiasme dan motivasi mereka datang dari diri mereka sendiri. Jangan memaksa ketika ia mulai jenuh dan tak ingin latihan berlari misalnya. MamPap hanya perlu memotivasinya saja untuk menghadapi kompetisi. Memaksa mereka terlalu keras juga dapat mengakibatkan cedera atau bahkan memengaruhi pertumbuhan mereka. Latihan yang berlebihan juga hanya akan membuat jam istirahat mereka berkurang sehingga mereka akan rentan kelelahan.
6. Perlengkapan yang Mendukung
Lari sama seperti olahraga lainnya, kegiatan ini juga memerlukan perlengkapan yang tepat. Jika anak menunjukkan minat untuk mengikuti program lari, MamPap mungkin bisa membelikan mereka sepatu lari proper yang dapat mengurangi ketegangan pada kaki dan persendian mereka. Perlengkapan lari yang menunjang ini cukup memberi motivasi pada si kecil.
7. Perhatikan Nutrisinya
Tubuh akan bekerja optimal dengan makanan sehat. Bimbing anak untuk memilih makanan bergizi sebelum dan setelah berlari. “Intake makanannya juga harus benar. (Asupan) Proteinnya dijaga. Jadi, sama polanya seperti orang dewasa, tapi dosisnya (proporsi) lebih kecil,” tambah dr. Tirta.
8. Beri Contoh Seberapa Konsisten Anda
Menurut dr. Tirta, anak itu selalu meniru orang tuanya. Jadi, MamPap perlu memberikan contoh tentang konsistensi Anda berolahraga. Jadi, motivasi anak juga bergantung dari yang dicontohkan orang tuanya. “Jadi, kalau anak liat Mama Papanya jarang olahraga, ya dia tidak akan termotivasi juga untuk melakukannya. Jadi, beri contoh”.
Membangun Kebiasaan Olahraga pada Anak
Secara naluriah, semua anak pada dasarnya aktif dan tidak pernah berhenti bergerak. Mereka senang berlarian dan berkeliling kesana kemari. Itulah cara mereka untuk menghabiskan energi.
Dalam kesempatan yang sama, Daniel Mananta, Presenter & New Balance Indonesia Brand Ambassador juga membagikan caranya dalam membangun kebiasaan olahraga dan tetap aktif bersama anak. Daniel mengakui, bahwa ia tidak pernah memaksa anaknya untuk olahraga. Namun, ia membiarkan anak-anaknya bebas bermain atau melakukan kegiatan bermain yang aktif secara fisik.
Selain itu, ayah 2 orang anak ini juga sangat memerhatikan screen time dan penggunaan gadget pada anak-anaknya.
“Screen time (anak) sangat dikurangi. Jadi, saya ngasih time limit ke anak-anak selama 15 menit untuk itu (screen time). Jadi ketika mereka mulai bosan, mereka akan menciptakan game permainan (kegiatan fisik) dan mereka mulai lompat-lompat, lari-larian, dan kadang saya ikut bermain juga bareng mereka. Dan itu lumayan berkeringat,” ungkap suami dari Viola Maria.
Selain itu, membangun kebiasaan aktif pada anak juga bisa dilakukan dengan beberapa alternatif berikut:
- Ajak mereka ke taman bermain untuk bermain berbagai fasilitas yang ada, seperti perosotan dan ayunan.
- Cobalah berbagai olahraga di sekolah yang sesuai dengan usianya.
- Libatkan anak dalam kegiatan fisik di sekitar rumah seperti berkebun, mencuci mobil, atau membersihkan rumah.
- Ajak anak jalan kaki dalam jarak pendek di sekitar lingkungan rumah. Dukung anak untuk berjalan kaki dan bersepeda.
- Konsultasikan pada ahli untuk membantu mengidentifikasi jenis olahraga atau aktivitas yang mungkin paling baik untuk anak.
- Bantu anak menemukan olahraga yang ia sukai. Semakin ia menyukai aktivitas tersebut, semakin besar kemungkinan ia akan melanjutkannya. Libatkan seluruh keluarga. Ini adalah cara yang bagus untuk menghabiskan waktu bersama.
- Pastikan anak memiliki waktu dan tempat yang nyaman untuk berolahraga.
- Pastikan peralatan dan tempat mereka berlatih atau bermain aman. Pastikan pakaian anak nyaman dan sesuai untuk aktivitas tersebut.
- Sediakan mainan yang aktif.
- Beri contoh. Anak-anak yang rutin melihat orang tuanya menikmati olahraga dan aktivitas fisik cenderung ingin melakukannya sendiri.
- Batasi screen time, termasuk waktu yang dihabiskan untuk menonton TV, menonton video, laptop, dan bermain video game setiap hari. Gunakan waktu luang untuk lebih banyak aktivitas fisik.
- Luangkan waktu untuk berolahraga. Beberapa anak sangat terjadwal dengan pekerjaan rumah, pelajaran musik, dan aktivitas terencana lainnya sehingga mereka tidak punya waktu untuk berolahraga.
- Jangan melakukan aktivitas berlebihan. Olahraga dan aktivitas fisik seharusnya tidak berlebihan dan tidak terlalu berat.
Itulah beberapa persiapan yang bisa MamPap lakukan dalam menghadapi lomba lari anak. Tak lupa, lakukan beberapa cara agar anak tetap aktif dan membiasakan olahraga ya. Semoga informasi ini bermanfaat.