Susu mengandung banyak nutrisi yang bermanfaat bagi kesehatan. Karena itu, susu direkomendasikan untuk dikonsumsi setiap hari, terutama saat sarapan. Kebiasaan minum susu saat sarapan dipercaya dapat memenuhi kebutuhan mikronutrien pada anak. Hal tersebut senada dengan temuan baru dari South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS II).
Temuan Baru SEANUTS II, Minum Susu Saat Sarapan Bisa Penuhi Asupan Mikronutrien yang Dibutuhkan Anak
South East Asian Nutrition Surveys (SEANUTS II) merilis temuan baru yang menunjukkan konsumsi susu dapat meningkatkan asupan mikronutrien esensial yang jauh lebih tinggi, terutama Kalsium dan Vitamin D bagi anak-anak.
Melalui SEANUTS II, ditemukan bahwa konsumsi susu saat sarapan memiliki hubungan erat dengan peningkatan kualitas makan anak-anak. “Secara umum, anak-anak yang mengkonsumsi susu pada saat sarapan memiliki asupan mikronutrien esensial lebih tinggi, terutama untuk Kalsium dan Vitamin D,” kata Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K), Peneliti Utama SEANUTS II di Indonesia dan Guru Besar di Fakultas Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, ditemui dalam acara workshop media SEANUTS II.
Senada dengan Prof. Rini, Andrew F Saputro, Corporate Affairs Director Frisian Flag Indonesia mengatakan bahwa temuan SEANUTS II menunjukkan bahwa anak-anak yang mengkonsumsi produk susu saat sarapan memiliki asupan mikronutrien harian yang lebih tinggi secara signifikan untuk vitamin A, B12, dan D, serta Kalsium, dibandingkan anak-anak yang tidak mengkonsumsi susu saat sarapan.
“Hal ini turut menegaskan bahwa susu dapat membantu meningkatkan status gizi bagi anak-anak Indonesia. Produk susu bernutrisi mengandung mikronutrien yang dibutuhkan untuk perkembangan otak dan sumber energi untuk anak-anak belajar dan beraktivitas,” ungkap Andrew ditemui dalam acara yang sama.
Sementara itu, produk susu yang dimaksud meliputi produk susu hewani (cair dan bubuk), yoghurt, dan keju dengan ketentuan satu porsi per hari.
SEANUTS II yang dirilis pada tahun 2022 ini merupakan kelanjutan dari SEANUTS I yang dilaksanakan pada tahun 2013 di empat negara di Asia Tenggara. Penelitian yang melibatkan 3,456 anak berusia 0,5 tahun hingga 12 tahun ini menunjukkan bahwa asupan nutrisi, khususnya vitamin D dan Kalsium di Indonesia belum mencapai target angka yang direkomendasikan. Hasil studi ini juga diharapkan dapat mempromosikan pentingnya diet seimbang dan gaya hidup aktif melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, swasta, dan sekolah.
Prof. Rini mengatakan, “SEANUTS mempelajari tantangan pemenuhan gizi pada anak-anak yang sangat penting bagi kesehatan dan tumbuh kembang yang optimal. Pada SEANUTS II, kami mempelajari tentang kebiasaan sarapan yang ternyata berperan besar dalam menyediakan nutrisi penting untuk pertumbuhan anak,” ungkap Prof. Rini.
Masih Sedikit Anak yang Sarapan dengan Nutrisi Optimal
Selain itu, ia juga menyoroti temuan bahwa masih sedikit jumlah anak di Indonesia yang mengonsumsi sarapan memadai dengan pemenuhan nutrisi yang optimal. “Di Indonesia, hanya 32% anak berusia 2 hingga 12 tahun yang mengkonsumsi sarapan yang memadai. Dengan asupan sarapan yang cukup terdiri dari menu yang beragam,” tambahnya.
Berdasarkan studi SEANUTS II, anak-anak di Indonesia ditemukan belum memenuhi rekomendasi kebutuhan rata-rata harian untuk Kalsium (78%) dan Vitamin D (92%), sehingga menimbulkan risiko yang serius bagi pertumbuhan dan perkembangan mereka. Studi ini juga menyoroti pentingnya konsumsi susu pada saat sarapan yang dapat memenuhi asupan harian Vitamin D 4.4x dan Kalsium 2.6x lebih tinggi bagi anak-anak Indonesia.
Padahal menurut Prof. Rini, asupan sarapan bernutrisi ini sangat penting dan banyak benefitnya. “Anak yang mendapatkan sarapan dengan kandungan nutrisi yang tepat, akan terpenuhi kebutuhan energi, protein, karbohidrat, termasuk serat dan lemak yang akan digunakannya dalam berkegiatan sehari-hari”.
Stunting dan Anemia Masih Terjadi
Secara keseluruhan, SEANUTS II juga menunjukkan bahwa stunting dan anemia masih terjadi di Asia Tenggara, terutama di kalangan anak-anak yang lebih muda. Namun, di antara anak-anak yang lebih tua, terdapat prevalensi yang lebih tinggi untuk kasus kelebihan berat badan dan obesitas. Selain itu, sebanyak 27% anak-anak mengalami kekurangan Vitamin D, dengan 46% di antaranya terjadi di kelompok usia yang lebih tua. ‘Tiga beban’ malnutrisi ini menyoroti perlunya intervensi gizi yang ditargetkan dan program pendidikan.
SEANUTS II juga mendapati bahwa prevalensi stunting pada anak di bawah usia 5 tahun di wilayah Jawa-Sumatera mencapai 28,3%. Artinya, 3 dari 10 anak berperawakan pendek. Lebih jauh, adapun prevalensi anemia adalah 17,9%. Sementara itu, 16% anak usia 7–12 tahun mengalami kelebihan berat badan/obesitas.
Kaya Gizi, Ini Manfaat Susu Bagi Tumbuh Kembang Anak
Susu dikenal sebagai sumber protein. Namun, selain protein, susu juga mengandung mineral lain yang baik untuk tumbuh kembang anak.
Kandungan Susu yang Bermanfaat
Berikut kandungan gizi dalam susu yang bermanfaat bagi anak:
- Protein. Protein merupakan nutrisi penting untuk membangun dan memperbaiki sel-sel tubuh, jaringan otot, tulang, kulit, rambut, dan kuku. Protein juga berperan dalam produksi enzim, hormon, dan antibodi untuk menjaga sistem imun tubuh.
- Kalsium. Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang dan gigi yang kuat selama masa pertumbuhan anak. Selain itu, kalsium juga berperan dalam fungsi otot, pembekuan darah, dan transmisi sinyal saraf.
- Vitamin A. Vitamin A mendukung kesehatan mata, menjaga penglihatan malam, serta penting untuk pertumbuhan sel dan regenerasi jaringan.
- Vitamin B. Susu mengandung beberapa jenis vitamin B, seperti riboflavin (B2), niasin (B3), vitamin B6, dan vitamin B12. Vitamin B berperan dalam metabolisme energi, pembentukan sel darah merah, serta fungsi otak dan sistem saraf.
- Vitamin D. Vitamin D berfungsi meningkatkan penyerapan kalsium dan fosfor dalam tubuh. Nutrisi ini penting untuk menjaga tulang dan gigi tetap kuat dan sehat. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan osteoporosis.
- Fosfor. Fosfor bekerja sama dengan kalsium untuk membentuk tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, fosfor juga berperan dalam fungsi sel, pembentukan DNA dan RNA, serta metabolisme energi dalam tubuh.
- Kalium. Kalium merupakan mineral penting yang membantu mengatur tekanan darah dan fungsi otot. Kalium juga berperan dalam menjaga keseimbangan cairan, transmisi sinyal saraf, dan metabolisme karbohidrat.
- Serat. Meskipun kandungan serat dalam susu relatif rendah, serat ini tetap penting untuk menjaga kesehatan pencernaan. Serat membantu mengatur pergerakan usus, mencegah sembelit, dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes dan penyakit jantung.
Manfaat Susu untuk Anak
Dari kandungan gizi yang telah diuraikan di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat yang akan diperoleh anak dari mengonsumsi susu adalah sebagai berikut:
- Menjaga dan meningkatkan kesehatan tulang dan gigi. Kalsium dan fosfor dalam susu berperan penting dalam pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi yang kuat.
- Menyediakan nutrisi penting untuk perkembangan otak. Vitamin B kompleks, vitamin D, dan kolin dalam susu mendukung perkembangan otak, daya ingat, dan konsentrasi pada anak.
- Memperkuat sistem imun tubuh. Vitamin A, vitamin D, dan zinc dalam susu membantu meningkatkan sistem imun anak, sehingga mereka lebih tahan terhadap penyakit.
- Menyediakan sumber energi yang baik. Susu kaya akan kalori dan karbohidrat yang mudah dicerna, sehingga menjadi sumber energi yang baik untuk mendukung aktivitas anak.
- Mendukung perkembangan otot dan jaringan. Protein dalam susu membantu membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, serta mendukung pertumbuhan otot.
- Meningkatkan penyerapan nutrisi lain dalam tubuh. Vitamin D dalam susu membantu penyerapan kalsium, dan vitamin B kompleks membantu penyerapan berbagai vitamin dan mineral lainnya.
Demikian informasi temuan dan fakta bahwa minum susu saat sarapan membawa banyak manfaat. Semoga informasi ini bermanfaat ya, MamPap.