Kapan anak membutuhkan terapi tumbuh kembang anak? Apakah tumbuh kembang anakku sudah berjalan sesuai dengan usianya?
Pernahkah pertanyaan di atas terbersit di benak MamPap? Sebagai orang tua, kita tentu cukup memahami bahwa tumbuh dan berkembang anak memang perlu disesuaikan dengan milestone usianya. Misalnya, kemampuan anak untuk duduk usia 9 bulan, atau mulai bicara usia 12 bulan, sehingga jika sudah melihat red flag, perlu diatasi dengan segera dan memastikan apakah memerlukan terapi tumbuh kembang anak atau tidak.
Melihat tumbuh dan kembang anak ini tentu menjadi momen berharga dan yang tidak ternilai harganya. Seting kali, membuat terkejut sekaligus terharu. Namun, dalam perjalannya, ada kalanya anak mengalami hambatan karena tidak semua anak bisa melewati milestone yang sesuai dengan usianya.
Perbedaan Antara Tumbuh dan Kembang
Tidak jarang, orang tua yang masih belum memahami apa perbedaan antara tumbuh dan kembangh. Perlu digaris bawahi bahwa tumbuh kembang merupakan dua hal yang berbeda. Tumbuh adalah bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya ukuran. Sementara, perkembangan adalah meningkatnya fungsi yang dimiliki anak.
Mudahnya, jika MamPap sering kali mendengar kalimat, “Cepet gede dan cepet pinter, ya, Nak.” Sebenarnta kalimat ini bisa menggambarkan tumbuh kembang anak. Cepek gede artinya anaknya sudah melewati pertumbuhan fisik, sedangkan cepet pinter menandakan perkembangan anak yang baik, merujuk pada aspek psikologis dan perilakunya.
Selain itu, hal lain yang bisa membedakan tumbuh dan kembang anak, tumbuh juga berfokus atau bisa dilihat dengan perubahan fisik yang dapat diukur secara objektif seperti tinggi dan berat badan. Sedangkan pekembangan anak fokus pada perubahan kemampuan, keterampilan, dan perilaku yang mungkin lebih subjektif. Artinya, untuk melihat perkembangan anak ini memang perlu diukur dengan observasi kemampuan dan perilaku anak dalam konteks perkembangan usia.
Agar tumbuh kembang anak bisa sesuai dengan usianya tentu akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Dimulai dari nutrisi, stimulasi yang tepat, rermasuk persiapan orang tua, khususnya ibu dalam mempersiapkan kehamilan yang sehat.
Kapan Terapi Tumbuh Kembang Anak Diperlukan?
MamPap, pada saat melihat milestone anak tidak berjalan sesuai dengan usianya, hal ini tentu menjadi salah satu tanda yang perlu diperhatikan. Menjalani terapi tumbuh kembang anak diperlukan jika ada tanda-tanda keterlambatan atau kekhawatiran mengenai perkembangan mereka.
Berikut beberapa indikator kapan anak mungkin perlu datang dan melakukan terapi tumbuh kembang:
1. Keterlambatan Motorik:
- Anak tidak dapat duduk tanpa bantuan pada usia 8-9 bulan.
- Anak tidak dapat merangkak pada usia 12 bulan.
- Tidak dapat berjalan pada usia 18 bulan.
2. Keterlambatan Bahasa dan Bicara:
- Tidak mengoceh atau mengeluarkan suara pada usia 12 bulan.
- Tidak memiliki kata-kata tunggal pada usia 16 bulan.
- Tidak dapat menggabungkan dua kata pada usia 2 tahun.
3. Keterlambatan Sosial dan Emosional:
- Tidak tersenyum atau menunjukkan ekspresi bahagia pada usia 6 bulan.
- Tidak ada kontak mata atau interaksi sosial yang konsisten pada usia 12 bulan.
- Tidak menunjukkan minat bermain atau berbagi dengan orang lain pada usia 2 tahun.
4. Keterlambatan Kognitif:
- Kesulitan dalam memahami dan mengikuti instruksi sederhana pada usia 2 tahun.
- Tidak mampu mengenali benda-benda umum atau gambar pada usia 3 tahun.
5. Memperlihatkan Perilaku yang Tidak Biasa:
- Gerakan berulang seperti mengepakkan tangan atau menggoyangkan tubuh.
- Kesulitan beradaptasi dengan perubahan rutin atau lingkungan.
- Tantrum atau perilaku agresif yang berlebihan dan tidak sesuai dengan usia.
6. Masalah Sensorik:
- Tanggapan yang tidak biasa terhadap suara, cahaya, atau tekstur tertentu.
- Menghindari sentuhan atau sebaliknya mencari rangsangan sensorik yang berlebihan.
MamPap, jika melihat ada keterlambatan yang dialami si Kecil, tidak ada ada salahnya untuk segara melakukan pemeriksaan dan datang ke terapi tumbuh kembang anak. Dengan demikan dapat segera mendapatkan evaluasi dan intervensi dari profesional.
Sunny Kids, Pusat Terapi Tumbuh Kembang Anak dengan Konsep yang Beberbeda
Jika MamPap membutuhkan terapi tumbuh kembang anak dengan konsep outdoor, Sunny Kids bisa menjadi salah satu jawabannya. hari ini dengan bangga mengumumkan pembukaan Pusat Terapi dan Tumbuh Kembang Anak Outdoor pertama di Indonesia yang berlokasi di Cempaka Putih, Jakarta Pusat (Sunny Kids Pusat).
Sebagai pusat terapi tumbuh kembang anak, khususnya bagi anak-anak dengan Autistic Spectrum Disorder (ASD) dan kebutuhan khusus lainnya, Sunny Kids menerapkan konsep terapi sensori integrasi outdoor dan menawarkan ruang transformasi yang dirancang khusus untuk menjadi tempat di mana anak-anak dapat merasa nyaman, bersenang-senang, belajar dan berkembang secara optimal.
ASD atau Gangguan Spektrum Autisme adalah kondisi tumbuh kembang yang menyulitkan individu untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial. Anak-anak dengan ASD memerlukan perhatian khusus dari orang tua mereka, dan penting untuk memahami cara pendampingan yang tepat agar dapat mendukung perkembangan dan membantu mereka menjadi lebih mandiri dalam beraktivitas.
Andy M. Saladin selaku Direktur Utama Sunny Kids mengungkapkan rasa bangganya karena Sunny Kids Cempaka Putih hadir dengan menggunakan metode luar ruang atau outdoor yang pertama di Indonesia. Menurutnya, dengan melakukan kegiatan di luar ruang ada banyak hal yang didapatkan, termasuk mengurangi waktu bermain dengan gadget, dan bisa melakilan aktivitas fisik lebih banyak.
“Banyak anak dengan autisme mengalami sensitivitas berlebihan terhadap rangsangan sensorik. Mereka mungkin merasa terganggu oleh suara keras, cahaya terang, atau tekstur tertentu. Terapi sensori integrasi dapat membantu anak-anak ini untuk belajar mengatasi dan mengurangi sensitivitas berlebihan mereka melalui rangsangan sensorik yang menantang. Dengan melakukan terapi yang konsisten, anak dapat menjadi lebih toleran terhadap rangsangan yang sebelumnya mengganggu.”, jelasnya kembali.
Beberapa studi telah menunjukkan bahwa terapi sensori integrasi memiliki dampak positif pada anak-anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Salah satu studi yang diterbitkan di Journal of Autism and Developmental Disorders melaporkan peningkatan signifikan dalam pemrosesan sensorik, interaksi sosial, dan perilaku adaptif pada anak-anak dengan ASD yang menjalani terapi sensori integrasi. Terapi ini membantu meningkatkan keterampilan fungsional sehari-hari (Nature) (Autism Speaks).
Dalam praktiknya, Sunny Kids menggunakan pendekatan inovatif untuk tumbuh kembang yang holistik, mulai dari Terapi Sensori Integrasi, Terapi Wicara, hingga Terapi Perilaku. Terapi Sensori Integrasi membantu anak-anak dalam mengatur dan merespons sensasi dengan lebih baik, sementara Terapi Wicara fokus pada pengembangan kemampuan berbicaral pada anak dan Terapi Perilaku bertujuan agar anak dapat mengembangkan kemampuan sosial dan komunikasinya.
Hai, salam kenal 🤗, panggil saya Adis. ‘Terlahir’ jadi ibu, menjadi sadar kalau menjadi orang tua merupakan tugas seumur hidup. Meski banyak tantangan, semua tentu bisa dijalani jika ada dukungan dari lingkungan sekitar. #MamaSquads