Waspadai Overthinking dan Ketakutan dalam Pernikahan, Ini 5 Bahayanya

ketakutan dalam pernikahan
Foto: Odua Images

Menjalani pernikahan itu seperti naik rollercoaster, penuh dengan kebahagiaan, tantangan, dan kejutan. Suka duka pasti ada ya, MamPap. Tapi tahu tidak, kalau salah satu tantangan terbesar dalam pernikahan adalah rasa takut? Yup, ketakutan dalam pernikahan yang tidak disadari bisa diam-diam membuat hubungan pernikahan jadi tidak sehat.

5 Bahaya Memiliki Rasa Ketakutan dalam Pernikahan

ketakutan dalam pernikahan, suami istri
Foto: Reezky Pradata

Ketakutan dalam pernikahan ini bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya takut ditinggalkan, takut tidak dicintai, atau takut konflik. Kalau tidak diatasi dengan baik, rasa takut ini bisa membuat hubungan jadi penuh kecemasan dan menjauhkan Mama dan Papa dari kebahagiaan yang seharusnya dinikmati bersama. 

Penasaran kan? Yuk, cek selengkapnya apa saja bahaya memiliki rasa ketakutan dalam pernikahan dan bagaimana cara mengatasinya!

1. Hilangnya Kepercayaan dalam Hubungan

Ketakutan dalam pernikahan sering membuat MamPap jadi curigaan dan sulit percaya pada pasangan. Awalnya mungkin sekadar bertanya-tanya, tapi lama-kelamaan bisa berubah menjadi kecemasan berlebihan. Kalau sudah begini, hubungan akan dipenuhi dengan prasangka dan ketidakpastian.

Bacaan Lainnya

Kalau kepercayaan terus terkikis, komunikasi pun jadi tidak sehat. Pasangan yang merasa tidak dipercaya bisa merasa lelah dan tertekan, bahkan bisa memilih untuk menarik diri. Lama-lama, hubungan yang seharusnya bahagia malah dipenuhi konflik dan kesalahpahaman. Sedih, ya?

2. Kesulitan dalam Berkomunikasi

Ketakutan bisa membuat seseorang jadi ragu untuk berbicara jujur. Misalnya, takut menyakiti perasaan pasangan atau takut ditolak saat mengungkapkan pendapat. Kalau terus dibiarkan, komunikasi dalam pernikahan bisa jadi dingin dan tidak terbuka.

Tanpa komunikasi yang baik, hubungan akan terasa semakin jauh. Mama dan Papa bisa merasa kesepian meskipun hidup bersama. Padahal, komunikasi sehat adalah kunci utama agar pernikahan tetap harmonis. Makanya harus tetap sering ngobrol apapun sama pasangan.

3. Meningkatnya Sikap Egois

Saat seseorang merasa takut dalam hubungan, mereka cenderung lebih fokus pada perasaan sendiri dibandingkan memahami pasangan. MamPap mungkin sibuk dengan kekhawatiran sendiri tanpa sadar mengabaikan perasaan pasangan.

Kalau dibiarkan, salah satu pihak bisa merasa tidak dihargai. Hubungan pun jadi tidak seimbang karena hanya satu pihak yang berjuang. Ini bisa menjadi awal dari hubungan yang penuh ketimpangan dan kurangnya empati.

4. Kesulitan Menerima Keadaan

Ketakutan dalam pernikahan bisa membuat seseorang sulit menerima kenyataan. MamPap bisa terus-menerus merasa cemas dan berpikir negatif tentang hubungan, meskipun sebenarnya tidak ada masalah serius.

Kalau terus dibiarkan, perasaan ini bisa membuat pernikahan terasa melelahkan. MamPap jadi kehilangan momen-momen bahagia karena terlalu sibuk mengkhawatirkan hal-hal yang belum tentu terjadi.

5. Terjebak dalam Pikiran Negatif

Overthinking sering kali muncul akibat ketakutan dalam pernikahan. MamPap bisa mulai mempertanyakan segalanya, seperti apakah pasangan benar-benar mencintai atau apakah hubungan ini bisa bertahan lama.

Pikiran negatif ini lama-lama bisa merusak kebahagiaan dalam pernikahan. Hubungan jadi terasa tegang, penuh kecemasan, dan kehilangan kehangatan yang seharusnya ada dalam rumah tangga.

5 Cara Mengatasi Ketakutan dalam Pernikahan

ketakutan dalam pernikahan, hubungan suami istri
Foto: RyanKing999

1. Bangun Kepercayaan dengan Pasangan

Kepercayaan adalah fondasi utama dalam pernikahan. Untuk mengatasi ketakutan, MamPap perlu membangun kepercayaan dengan selalu jujur dan terbuka terhadap perasaan masing-masing.

Jangan terlalu sering mencurigai atau mengontrol pasangan. Semakin besar kepercayaan yang diberikan, semakin kecil kemungkinan munculnya ketakutan dalam hubungan.

2. Latih Komunikasi yang Sehat

Komunikasi terbuka bisa mengurangi ketakutan dalam pernikahan. MamPap perlu membiasakan diri untuk berbicara dengan jujur, tanpa takut dihakimi atau disalahpahami.

Selain itu, penting juga untuk menjadi pendengar yang baik. Dengarkan pasangan dengan penuh perhatian dan cobalah memahami sudut pandangnya. Dengan komunikasi baik, hubungan akan terasa lebih nyaman dan aman.

Mungkin MamPap sama-sama sibuk, tapi tetap tidak ada salahnya sering mengobrol di whatsapp atau video call sebentar untuk memberi kabar. Ingat masa-masa manis saat MamPap di awal pernikahan.

3. Fokus pada Hal-Hal Positif

Daripada terus-menerus memikirkan hal negatif, cobalah fokus pada hal-hal baik dalam pernikahan. MamPap bisa mulai dengan menghargai momen kecil bersama, seperti makan malam berdua atau sekadar ngobrol santai.

Melatih rasa syukur juga bisa membantu mengurangi ketakutan. Dengan melihat sisi positif dalam hubungan, MamPap bisa lebih menikmati kebersamaan tanpa dihantui ketakutan berlebihan.

4. Beri Ruang untuk Diri Sendiri dan Pasangan

Pernikahan bukan berarti harus selalu bersama setiap saat. Memberikan ruang bagi diri sendiri dan pasangan justru bisa membuat hubungan lebih sehat. MamPap tetap perlu waktu untuk menjalani aktivitas masing-masing, seperti bertemu teman atau menikmati hobi.

Dengan adanya keseimbangan, hubungan bisa terasa lebih segar dan bebas dari ketegangan. Pasangan pun akan merasa lebih nyaman karena tidak merasa terkekang.

5. Cari Bantuan Profesional Jika Diperlukan

Jika ketakutan dalam pernikahan terasa semakin berat, tidak ada salahnya mencari bantuan profesional. Terapis pernikahan atau konselor bisa membantu MamPap memahami akar masalah dan mencari solusi terbaik.

Mencari bantuan bukan berarti pernikahan gagal, justru ini menunjukkan usaha untuk memperbaiki hubungan. Dengan bimbingan tepat, ketakutan bisa diatasi dan pernikahan bisa kembali harmonis.

Ketakutan ini memang bisa menjadi tantangan, tapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Dengan membangun kepercayaan, komunikasi yang sehat, dan sikap positif, MamPap bisa menjalani hubungan yang lebih bahagia. Jangan biarkan ketakutan merusak pernikahan, karena setiap hubungan layak untuk diperjuangkan. Semangat terus ya, Ma Pa!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

twenty six − = twenty five