8 Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui Agar Pasokan ASI Tetap Lancar

tips puasa bagi ibu menyusui
Foto: FatCamera/Getty Images Signature

Sebagian ibu menyusui mungkin akan merasa ragu untuk berpuasa karena khawatir akan berdampak pada produksi ASI-nya. Namun, sebenarnya tidak ada larangan berpuasa bagi ibu menyusui, meskipun memang ada beberapa hal yang harus diperhatikan jika ibu menyusui ingin berpuasa. Berikut beberapa tips puasa bagi ibu menyusui. 

Bolehkah Busui Berpuasa?

Sebenarnya, tidak ada paksaan untuk ibu menyusui harus berpuasa atau tidak, selama kondisi ibu dan bayi tidak dalam masalah. 

Namun, para ahli kesehatan menyarankan ibu menyusui untuk mempertimbangkan beberapa hal terlebih dahulu, sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak. Berikut beberapa hal yang harus dipertimbangkan ibu menyusui sebelum berpuasa: 

  • Usia bayi. Jika bayi Anda masih berusia di bawah 6 bulan, sebaiknya Mama tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu, karena di usia ini bayi masih membutuhkan pasokan ASI yang lebih banyak. 
  • Bayi ASI ekskulsif. Bayi yang disusui secara eksklusif atau hanya mengonsumsi ASI tanpa bantuan susu formula disarankan untuk sang ibu tidak menjalani puasa terlebih dahulu. 
  • Masalah kesehatan ibu. Jika Mama menderita kondisi metabolisme glukosa seperti tekanan darah tinggi dan diabetes, sebaiknya ibu menyusui tidak disarankan berpuasa.
  • Komplikasi laktasi. Ibu menyusui yang mengalami kekurangan pasokan ASI atau ASI bocor tidak disarankan berpuasa.

Jika tidak memiliki kondisi atau masalah-masalah di atas, pilihan ada di tangan Mama apakah akan berpuasa atau tidak ya, Ma. 

Bacaan Lainnya

Namun, penting juga untuk digarisbawahi bahwa berpuasa setelah baru melahirkan sebaiknya tidak dilakukan, karena periode pascanatal mengharuskan Anda untuk beristirahat yang cukup demi memulihkan diri dari energi dan nutrisi yang hilang. 

Selama pemulihan pasca melahirkan, ibu juga perlu melakukan pola makan yang baik dan  belajar memulai laktasi untuk pertama kalinya. Oleh karena itu, Anda dan bayi yang baru lahir harus tetap makan secara teratur untuk meningkatkan produksi dan kualitas ASI agar bayi Anda dapat tumbuh sehat. 

Apakah Berpuasa Saat Menyusui Memengaruhi ASI?

tips puasa bagi ibu menyusui, busui puasa
Foto: FatCamera/Getty Images Signature

Berpuasa memang dapat mengurangi asupan kalori, tetapi hal ini ternyata tidak akan berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan.

Dikutip dari laman Baby Centre, setelah tubuh membakar energi dari makanan terakhir yang Mama makan, tubuh akan beradaptasi dan menggunakan energi dari simpanan yang berbeda. Tubuh akan membakar kalori dari simpanan gula darah Anda terlebih dahulu, dan setelah itu mengubah simpanan lemak menjadi gula darah. Hal inilah yang akan membantu Mama bertahan hingga waktu makan berikutnya.

Namun, puasa terkadang dapat mengakibatkan perubahan kecil dan jangka pendek pada kandungan ASI Anda. Kadar beberapa vitamin dan zat gizi mikro dalam ASI dapat berubah.

Ada beberapa bukti terbatas yang menunjukkan bahwa kadar seng, magnesium, dan kalium menurun jika ibu menyusui berpuasa. Namun, banyak hal bergantung pada simpanan nutrisi dan energi tubuh. Cadangan tubuh akan habis sebelum ASI Anda terpengaruh, dan bayi bisa terus berkembang, bahkan jika kadar zat gizi mikro Anda menurun selama jam-jam puasa.

Hukum Ibu Menyusui Saat Puasa

Dalam hukum Islam menyatakan bahwa selama Mama tidak memiliki masalah kesehatan serius terhadap kondisi kesehatan Mama dan bayi, puasa Ramadan diperbolehkan saat menyusui—meskipun tidak wajib.

Sebagian besar ulama Muslim percaya bahwa wanita yang sedang menyusui diizinkan untuk tidak berpuasa, terutama jika dapat berakibat buruk bagi bayi. 

Jika ibu menyusui melewatkan puasa, Mama dapat menggantinya dengan berpuasa di kemudian hari (qadha), atau juga dengan membayar fidyah. Meskipun demikian, banyak wanita Muslim yang sedang menyusui memilih untuk tetap berpuasa selama Ramadan. 

Tips Puasa Bagi Ibu Menyusui 

tips puasa bagi ibu menyusui, busui puasa, bolehkah ibu menyusui puasa
Foto: oksanashufrych

Jika Mama memenuhi syarat untuk berpuasa dan ingin tetap berpuasa selama menyusui, ada beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar puasa tidak berdampak pada kesehatan Mama dan bayi, antara lain: 

1. Tetap Terhidrasi

Sekitar 80% kandungan ASI adalah air dan ibu menyusui cenderung kehilangan sekitar 700 ml ASI setiap hari karena menyusui. Karena puasa membatasi Mama untuk minum lebih sering dari biasanya, risiko dehidrasi jauh lebih tinggi ketika Mama harus menyediakan ASI pada waktu yang sama.

Rekomendasi dasar asupan cairan untuk ibu menyusui adalah 12 hingga 13 gelas setiap hari, yang setara dengan 3 liter—ini dapat bervariasi menurut berat badan ibu. Untuk memastikan puasa Anda tidak mengganggu pasokan ASI, penuhi kebutuhan cairan Anda mencakup minuman, makanan kaya kandungan air, serta kaldu pada saat makan malam, sahur, dan berbuka puasa. 

2. Ikuti Panduan Nutrisi Ibu Menyusui 

Menyusui bayi mengharuskan Mama memerhatikan asupan makanan, terutama saat berpuasa. Ibu menyusui perlu mengonsumsi 500 kalori tambahan di atas 2.000 kalori dari kebutuhan harian biasanya. Pada dasarnya, Anda harus mencapai 2.500 kilokalori (kkal) setiap hari saat menyusui. Mengonsumsi kalori lebih sedikit dari itu dapat menyebabkan pasokan ASI berkurang.

Pola makan yang disarankan saat menyusui adalah diet yang seimbang dan padat nutrisi. Mengonsumsi berbagai jenis makanan sehat akan bermanfaat bagi bayi di kemudian hari. Berikut beberapa contoh makanan yang dapat disarankan dikonsumsi ibu menyusui:

  • Nasi, roti gandum utuh, dan kentang. 
  • Makanan kaya protein seperti telur, makanan laut, daging, kacang-kacangan, dan biji-bijian. 
  • Sumber serat seperti gandum, kacang-kacangan, buah utuh, dan sayuran berdaun hijau. 
  • Produk susu, yoghurt berlemak, serta keju. 
  • Lemak sehat seperti alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan ikan. 
  • Hindari makanan laut dengan kandungan merkuri tinggi, makanan asin, makanan olahan, dan kafein. 

3. Konsumsi Vitamin atau Suplemen Penting

Tidak semua orang mampu mempraktikkan dan berkomitmen pada pola makan sehat bergizi seimbang setiap hari. Apalagi, jika ibu menyusui memutuskan untuk menjalankan puasa Ramadan. 

Karena itu, beberapa dokter biasanya akan menyarankan Anda untuk menyertakan vitamin dan suplemen harian untuk menggantikan kekurangan nutrisi tertentu, seperti kalsium dan Vitamin D, asam folat, zat besi, asam lemak omega-3, hingga Vitamin B. Pertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen tersebut saat sahur untuk meningkatkan produksi ASI di siang hari. 

Namun, tidak semua suplemen cocok untuk semua orang. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu tentang suplemen mana yang cocok dan penting bagi Mama sebelum mengonsumsinya selama berpuasa.

4. Jangan Lewatkan Sahur

Sahur diwajibkan untuk menyediakan nutrisi dan energi yang diperlukan saat berpuasa di siang hari di bulan Ramadan. Melewatkan sahur bukanlah ide yang baik, terutama jika Anda ibu menyusui. 

5. Jangan Melewatkan Rutinitas Menyusui

Produksi ASI sangat bergantung pada permintaan. Semakin sering Anda menyusui, semakin banyak pasokan yang tersedia. Jika Anda melewatkan beberapa kali sesi menyusui atau memompa pada waktu yang tidak teratur, sinyal tubuh Anda akan menganggap permintaan ASI menurun—yang menyebabkannya menurunkan produksi ASI.

Oleh karena itu, ibu menyusui perlu tetap mematuhi jadwal menyusui yang teratur untuk memastikan laktasi yang konsisten. Jika  Mama tidak bisa menyusui bayi atau bayi menolaknya, cobalah memompa ASI sesuai dengan waktu menyusui yang sama dan simpan dalam kantong penyimpanan untuk digunakan nanti. Selama ASI dikeluarkan secara rutin, pasokan ASI Anda tidak akan habis.

6. Istirahat yang Cukup

Selain memenuhi kebutuhan nutrisi, Mama perlu tidur malam minimal 8 jam untuk mengisi ulang tenaga. Jika tidur malam Anda terganggu, pastikan untuk tetap mengganti jam tidur Anda di siang hari jika memungkinkan. Beristirahatlah setidaknya 2 jam sebelum menyusui, sehingga tubuh Mama rileks dan bayi merasa nyaman, sehingga aliran ASI tetap lancar.

Hindari aktivitas berat seperti olahraga berat untuk menghindari pemborosan energi yang tidak perlu.

7. Jangan Memaksakan Diri

Mama mungkin akan mengalami hari-hari yang berat ketika berpuasa saat menyusui. Daripada memaksakan diri, lakukanlah puasa pada hari-hari di mana Anda merasa kuat berpuasa.

8. Pantau Kondisi Mama dan Bayi 

Puasa dapat menyebabkan respons tubuh yang tidak terduga, bahkan setelah mengikuti semua kita yang disebutkan. Di sinilah pentingnya mengenali tanda atau gejala risiko menyusui saat puasa, seperti dehidrasi dan kurangnya pasokan ASI.

Jika merasakan gejala dehidrasi berikut, saatnya untuk segera mengakhiri puasa. Beberapa gejalanya, antara lain: 

  • Sakit kepala parah dan merasa pusing. 
  • Jumlah urine berkurang.
  • Urine berwarna kuning gelap dan berbau menyengat. 

Selain itu, berikut tanda-tanda untuk mengetahui apakah bayi tidak mendapatkan cukup ASI yang memerlukan penanganan medis:

  • Berat badan turun atau tidak bertambah.
  • Popok basah lebih sedikit dari biasanya. 
  • Bayi menunjukkan perasaan tidak nyaman dan terus-menerus menangis setelah menyusu. 

Jika Mama tidak yakin atau ragu, lebih baik berkonsultasi dengan dokter sebelum terlambat.

Manfaat Puasa Bagi Ibu Menyusui

Meski bisa berdampak pada ASI, ada beberapa manfaat yang bisa dirasakan saat berpuasa, antara lain: 

  • Menjaga daya tahan tubuh dan mengurangi peradangan.
  • Memperbaiki metabolisme tubuh. 
  • Menurunkan berat badan karena akan membakar lebih banyak lemak. 
  • Mengontrol kadar gula darah. 
  • Mengurangi kadar hormon stres pada ibu menyusui.  

Islam tidak mewajibkan ibu hamil dan menyusui untuk berpuasa Ramadan, apalagi jika hal tersebut dapat membahayakan kesehatan Mama dan bayi. Keputusan untuk berpuasa, atau tidak berpuasa, adalah keputusan pribadi Mama . Sebaiknya, diskusikan pilihan Mama dengan keluarga, dokter, atau spesialis laktasi sebelum memutuskan untuk berpuasa atau tidak. 

Semoga tips puasa bagi ibu menyusui tersebut bermanfaat. Selamat berpuasa bagi Mama yang menjalankan. 

***

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

+ eighty three = 91