Kejang demam pada anak merupakan salah satu gangguan kesehatan yang kerap dialami si Kecil. Meski kerap terjadi, kondisi ini tetap saja membuat banyak orang tua khawatir dan bingung bagaimana cata mengatasinya dengan tepat.
Apa yang perlu diperhatikan apabila kejang demam pada anak ini terjadi? Apa saja pemicu dan tatalaksana saat anak mengalaminya?
Berikut penjelasan lengkap dokter spesialis anak subspesialis neurologi dr. Arie Sulistyowati, M.Sc., Sp. A, Subsp.Neuro dari RS Pondok Indah, terkait kejang demam pada anak.
1. Pemicu Kejang pada anak
Apakah hanya hanya disebabkan karena demam saja?
Memang sebagian besar yang orang tua tahu itu kejang demam. Kejang ini disebabkan karena demam. Tapi sebenarnya kejang demam ini hanya sebagian kecil saja dari etiologi atau penyebab kejang pada anak. Sebenarnya, kejang pada anak itu penyebabnya macam-macam sekali. Tapi, memang kejang karena demam itu paling sering terjadi.”
“Tetapi ada juga kejang karena epilepsi, atau kejang karena adanya infeksi di susunan saraf pusat seperti meningitis atau kelainan saraf pusat lain kerana ada tumor. Atau kejang yang disebabkan adanya kelainan struktur pada otak, atau justru adanya hal lain selain kelainan susunan saraf pusat. Misalnya, anak yang gula darahnya terlalu rendah juga bisa kejang. atau ada kadar elektrolit darah yang terlalu rendah. Jadi penyebab sebenarnya banyak tapi manifestasinya sama yaitu demam.
2. Penanganan Kejang Demam pada Anak
Semua jenis kejang penangannya sebenarnya akan sama, tapi setelah itu dokter akan menentukan perawatan atau obat yang dibutuhkan karena harus sesuai dengan penyebabnya. Apapun pemicu kejangnya, tindakan pertama yang harus dilakukan akan sama.
3. Pertolongan Pertama Kejang Demam pada Anak
Ada beberapa prinsip yang wajib diperhatikan orang tua:
1. Jangan panik.
Memang, orang tua saat anak kejang itu suka panik, tapi yang benar saat anak kejang demam perlu tenang lebih dulu,
2. Tidurkan anak di tempat yang datar.
Tata laksana selanjutnya, tempatkan anak di tempat yang datar. Bisa letakan anak di matras atau tempat tidur.
3. Pastikan lingkungan aman.
Perhatikan area tempat anak dibaringkan, jangan sampai ada benda yang tajam atau berbahaya. Pastikan tempat atau areanya aman dan nyaman.
4. Anak bisa dimiringkan di salah satu sisi.
Miringkan anak, baik di sisi kanan atau sisi kiri. Kalau sudah dimiringkan di posisi ini, sebenarnya anak sudah aman. Sehingga jika memang ada dahak atau cairan bisa bisa langsung keluar dari mulut.
5. Dilonggarkan bajunya.
6. Ukur suhu tubuh anak.
Suhu tubuh anak yang demam kejang memang berbeda-beda. Apakah 37,5 sudah demam, 38 atau sudah mencapai 40 derajat. Dokter butuh suhu yang akurat, jangan hanya lewat tangan, harus diukur dengan termometer.
7. Bisa masukan obat kejang dari pantat.
8. Videokan saat anak kejang.
Ini diperlukan untuk membantu dokter dalam melihat atau kondisi anak saat kejang demam.
4. Suhu Tubuh yang Bisa Sebabkan Kejang Demam
Untuk kejang demam, suhu bisa sangat beda-beda, tergantung kerentanan anak. Tapi biasanya yang normal kejang demam ini di atas 39. Ini risikonya akan lebih besar, kalau sudah kejang demam 38 sudah kejang, ini akan jadi warning sign buat dokter, dokter akan mengungatkan utk penanganannya. Ini bisa berbeda karena fisiologi krn aktribitas listrik m, ambang ini akan beda-beda. Ada anak yang kalau suhu tubuhnya 39, aktivitas listriknya masih di atas ambang. Jadi, ini memang beda-beda.
5. Faktor Risiko Kejang Demam pada Anak
1. Gender tidak berpengaruh.
Sebenarnya antara laki-laki dan perempuan risikonya akan sama aja. Jadi, gender itu tidak berpengaruh.
2. Riwayat keluarga.
Salah faktor yang perlu diperhatikan adalah apakah ada riwayat keluarga atau tidak. Apabila orang tua memiliki riwayat kejang demam, ini bisa jadi salah satu faktor risiko.
Tetapi jika tidak ada riwayat keluarga juga tidak memungkiri anak mengalami kejang demam. Berdasarkan penelitian di jurnal tahun 2021, sekitar 70% anak demam tanpa ada riwayat keluarga tapi dikatakan juga di dalam jurnal yang sama, apabila ada riwayat keluarga maka risiko akan lebih tinggi hingga 1,5 kali lipat dibandingkan anak-anak yang tidak ada riwayat di dalam keluarga.
3. Ada kondisi khusus medis pada anak
Jika anak memiliki kondisi medis juga bisa berisiko sebabkan anak demam, contohnya anak yang mengalami hidrosefalus.
6. Imunisasi Bisa Sebabkan Kejang Demam?
Imunisasi memang bisa berisiko sebabkan demam, ini disebut sebagai KIPI. Tapi, risiko demam kejang ini tidak besar. Imunisasi yang paling berisiko membuat anak demam itu DPT yang tidak a seluler. Kalau pun sebabkan demam itu pun sebenarnya tidak akan berlangsung lama, 2-3 hari, atau ini terjadi maksimal 72 jam.
Sedangkan imuninasi yang bisa menyebabkan kejang demam, sebenarnya sangat kecil, di bawah 1%. KIPI yang paling banyak sebatas nyeri.
7. Indikasi Bahaya Setelah Anak Kejang Demam
Selain melakukan pertolongan pertama, yang harus diperhatikan adalah komplikasi pascakejang. Anak terlihat biru dan susah napas.
Pascakejang anak tidak bangun, ini artinya terjadi penurunan kesadaran. Biasanya setelah 1 menit atau di bawah 5 menit kejang, anak akan sadar menskipun masih lelah dan capek. Tetapi setelah itu ya biasa lagi.
Tapi kalau bayi, setelah kejang itu kan suka tidur, ya, nah orang tua kadang bingung apakah anak tidak sadar atau anak tidur? Untuk memastikan, coba berikan rangsang nyeri dengan cara cubit sedikit saja. Kalau anak diberikan rangsangan nyeri tetapi memberikan respon, kalau tidak memberikan respon langsung bawa ke Rumah Sakit karena ini bisa jadi tanda bahaya.
Selain itu indikasi bahaya lain juga bisa dilihat apabila setelah kejang, kaki atau tangan anak jadi lemas. Anak tidak bisa jalan. Jadi ada kejadian komplikasi pascakejang yang bisa terjadi kelemahan pada otot atau saraf. Ini jangan ditunda untuk datang ke IGD.
8. Durasi Kejang Demam pada Anak
Kejang demam selama 3-5 menit tidak masalah. Banyak penelitian yang menyebutkan kalau 5 menit tidak merusak otak secara bermakna. Kalau anak kejang sampai 15 menit bahkan 30 menit ini yang perlu waspada. Selain itu, kalau anak kejang selama 3 menit tetapi setelah itu dicubit tidak sadar, lalu kejang lagi, ini perlu dibawa ke IGD.
9. Efek Jangka Panjang Kejang Demam pada Anak
Biasanya kejang itu tidak membuat dokter berhenti mencari tahu, jadi cara berpikir dokter tidak akan berhenti disitu saja, tapi mencari tahu penyebabnya. Jadi harus dicari tahu apa penyebabnya.
Efek jangka panjang ini tentu saja tergantung dari penyebabnya apa. Ada kejang demam yang muncul sekali, kurang dari 3 menit – 5 menit, pasca kejang anaknya juga baik-baik saja. Di berbagai penelitian juga sebenarnya tidak ada pengaruhnya pada anak yang alami kejang sederhana.
***
Dengan informasi yang dipaparkan dr. Arie Sulistyowati, M.Sc., Sp. A, Subsp.Neuro ini semoga bisa membantu MamPap, ya.
Hai, salam kenal 🤗, panggil saya Adis. ‘Terlahir’ jadi ibu, menjadi sadar kalau menjadi orang tua merupakan tugas seumur hidup. Meski banyak tantangan, semua tentu bisa dijalani jika ada dukungan dari lingkungan sekitar. #MamaSquads