Hati-hati! Tidak Hanya ISPA, Polusi Bisa Berbahaya Bagi Kesehatan Kulit Anak

Dampak polusi bagi kesehatan kulit anak tentu saja tidak bisa diabaikan. Hal ini ditegaskan dr. Dimple Gobind Nagrani, Sp.A.

Ditemui dalam acara talkshow Cessa Family Land di Mal Kota Kasablanka, Jumat (26/07), dokter anak yang sering memberikan edukasi lewat Instagram pribadinya mengingatkan bahwa polusi udara memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan anak-anak. Selain bisa mengganggu saluran pernapasan, melemahkan sistem kekebalan tubuh, polusi bagi kesehatan anak juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan kulit anak.

Dampak Buruk Polusi Bagi Kesehatan Kulit Anak

Belakangan ini, kondisi polusi udara sangat memprihatinkan. Bagaimana tidak, polutan udara bersifat gas dapat memengaruhi kesehatan secara serius, tak terkecuali bagi kesehatan dan tumbuh kembang anak.

Hal ini tidak terlepas karena anak-anak masih rentan dengan paparan polusi.  Tubuh anak-anak, khususnya organ paru-paru dan otak masih dalam kondisi berkembang, dengan pembuluh darah yang lebih sempit. Ditambah lagi dengan sistem kekebalan tubuh anak-anak cenderung lebih lemah dibandingkan orang dewasa. Karena itulah, udara yang tercemar memengaruhi kondisi kesehatan anak-anak melebihi orang dewasa.

Bacaan Lainnya

Hal ini juga ditegaskan dr. Dimple Gobind Nagrani, Sp.A, dokter spesialis anak.  Ia juga mengingatkan, tingginya kadar polusi udara tidak hanya berisiko memicu terjadinya ISPA pada anak-anak. Para oranbg tua perlu ingat, paparan polusi juga bisa menimbulkan gangguan kesehatan kulit pada anak.  

Menurutnya, cuaca tak menentu, kebersihan lingkungan yang belum terstandarisasi dan polusi yang kian mengancam, turut mengakibatkan kemunculan dan persebaran radikal bebas – yang paparannya bisa memengaruhi kesehatan kulit bayi dan anak-anak. Polusi bisa mengganggu skin barrier.  

Bahkan katanya, apabila kondisi kulit rusak juga dapat menyebabkan anak lebih mudah sakit karena pori-pori yang membesar mempermudah kuman dan bakteri masuk ke dalam tubuh.

Polusi Bagi Kesehatan Kulit Anak

“Ternyata polusi bisa menempel ke kulit. Sementara, di kulit kita (anak) banyak bakteri bagus yang sebetulnya (berguna) buat daya tahan tubuh. Nah, polusinya bisa menempel ke kulit anak, daya tahan tubuhnya pun bisa berkurang karena si polusi itu bisa membuat bakteri yang tadinya baik menjadi jahat. Bakteri jahat ini bisa menyebarkan berbagai infeksi di kulit,” jelas dr. Dimple dalam talkshow Cessa Family Land. 

Selebriti Mama Nagita Slavina juga membenarkan hal tersebut. Ia mengaku, anak pertamanya, Rafathar Malik Ahmad juga pernah memiliki gangguan kulit yang tidak diketahui penyebabnya. “Jadi dulu waktu mau umur 6 ke 7 tahun baru alerginya keluar. Kayak Biduran. Sebelumnya makan udang gitu nggak apa-apa. Ternyata, bisa juga faktornya dari polusi misalnya. Jadi, penting banget ibu-ibu cari tahu penyebabnya,” ungkap ibu yang memilki 2 orang anak itu, ditemui di acara yang sama. 

Polusi Bagi Kesehatan Kulit Anak

Hal tersebut sebetulnya bisa dicegah. “Jadi, kulit kita sudah memiliki minyak alami. Yang perlu kita pastikan, jangan sampai kita garuk-garuk kalau gatal. Karena ibarat tembok, itu semennya bisa luntur. Dan juga pilih produk untuk kulit si kecil yang bahan-bahannya alami,” terang dr. Dimple. 

dr. Dimple juga mengingatkan, selain polusi udara di luar rumah, polusi yang ada di dalam rumah seperti asap dapur serta polusi asap rokok juga sama membahayakannya. “Radikal bebas dari asap rokok dan polusi udara dapat mempengaruhi kulit bayi, yang dapat mengakibatkan gatal-gatal dan iritasi pada kulit. Jadi, bukan hanya masalah asma yang sering kita kaitkan dengan merokok pasif,” kata dr Dimple lagi.

Setidaknya ada beberapa dampak polusi bagi kesehatan kulit anak, khususnya dari asap rokok. Apa saja?

  • Iritasi pada kulit anak, yang dapat mengakibatkan kemerahan, gatal, dan peradangan.
  • Eksim (Dermatitis Atopik) di mana  anak-anak yang terpapar asap rokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan eksim atau dermatitis atopik. Asap rokok dapat memperburuk kondisi kulit ini, menyebabkan flare-up yang lebih sering dan parah.
  • Kulit kering atau dehidrasi kulit pada anak juga bisa dipicu dari polusi yang bersumber dari asap rokok karena mengganggu kelembapan alami kulit, menyebabkan kulit menjadi kering dan dehidrasi. Ini bisa mengakibatkan kulit pecah-pecah dan kasar.

Pentingnya Memastikan Kesehatan Kulit Anak

Lebih lanjut, dr. Dimple mengingatkan bahwa mamastikan kulit anak merupakan tugas penting orang tua. Tidak hanya membersihkan tangan anak secara teratur setelah mereka bermain di luar, mandi mandikan anak secara teratur untuk membersihkan kulit dari polutan dan kotoran merupakan upaya penting yang tidak boleh diabaikan.

Ia mengingatkan aturan mandi untuk anak. Selain perlu disesuaikan dengan usia anak, pemilahan produk yang tepat juga wajib diperhatikan.

Polusi Bagi Kesehatan Kulit Anak

Pilih Perawatan Kulit yang Tepat

Dokter spesialis anak lulusan Universitas Indonesia ini menganjurkan untuk memilih produk perawatan anak harus dari bahan yang alami agar tidak menimbulkan efek samping pada kesehatan kulit anak.

“Kulit bayi sepertiga lebih tipis dari kulit dewasa, jadi pemilihan produk harus diperhatikan dan selalu pilih bahan yang alami, jadi kalau masuk ke dalam darah nggak apa-apa, kalau kimia masuk ke darah pasti ada efek samping, jadi produk alami salah satu faktor penting.”

Biar bagaimana pun, aktivitas mandi bukan hanya tentang membersihkan tubuh, tetapi juga upaya menjaga kesehatan yang paling sederhana. Terkesan gampang karena biasa dilakukan setiap hari, aktivitas ini perlu diperhatikan lagi frekuensinya, terlebih bagi bayi dan anak-anak. 

Dokter Dimple menganjurkan, setiap anak yang berdomisili di negara tropis seperti di Indonesia dianjurkan mandi sebanyak 1 hingga 2 kali sehari saja. 

“Kalau kita cari-cari di internet seberapa sering bayi harus mandi, jawabannya pasti 2-3 kali seminggu. Tetapi, kita perlu lihat lagi sumbernya. Kalau 4 musim bilangnya kita boleh 2-3 kali seminggu masuk akal. Tapi kalau di Jakarta atau di tempat yang tropis, nggak mandi setiap hari tidak mungkin. Keringat itu bisa menyebabkan gatal, debu jadi gampang nempel ke kulit, debunya jadi gampang masuk, itu yang menyebabkan alergi, eksim, dan sebagainya”. 

Sementara itu, frekuensi mandi pada anak bisa disesuaikan oleh usia anak. “Jika bayi berusia di bawah 1 tahun yang belum begitu aktif, nggak gampang keringetan itu boleh mandi 1 kali sehari. Tapi kalau dia udah mulai aktif banget, di atas 1 tahun, itu mandi 2 kali sehari nggak apa-apa. Yang penting benar-benar bersih dan sambil bonding,” tambahnya. 

 

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

six ÷ = 1