Fakta: Main Bersama Anak Bisa Jadi Proses Penyembuhan Diri dari Trauma Masa Lalu

Bermain. Kata yang begitu sederhana, tapi sayangnya sering terlupakan di tengah kehidupan orang dewasa yang dipenuhi rutinitas, tanggung jawab, dan daftar tugas yang tak ada habisnya.  Mungkin diantara MamPap juga merasakannya.

Banyak anggapan yang bilang, saat individu tumbuh menjadi dewasa terlebih lagi sudah menyandang status orang tua, tanpa sadar menganggap kalau bermain adalah aktivitas yang tidak penting dan hanya bisa dilakukan anak-anak saja.

Dalam hal ini, Rahmasari ‘Ai’ Muhammad, seorang Filial Play, Parent & Family Coach mengatakan sebenarnya tidak selamaya para orang tua sengaja menyepelekan bermain. “Sebenarnya mungkin bukan menyepelekan, ya, tapi sebagai orang dewasa dengan berbagai rutinitas, tanggung jawab dan kegiatan, otak kita seringkali terasa ‘penuh’. Sulit untuk melepaskan kontrol, hingga menjadi lebih berat untuk fokus pada kegiatan bermain dan menikmati permainan,” jelasnya saat berbincang dengan Parentsquads.

Ai menegaskan, bahwa bermain sebenarnya bukanlah aktivitas remeh. Untuk itulah momen bermain jangan dilakukan secara main-main, terlebih lagi jika dilakukan bersama anak. Menurut Ai, aktivitas bermain menyentuh aspek paling mendasar dalam perkembangan manusia. Sebab, dengan bermain sebenarnya dapat menstimulasi koneksi antar neuron di otak, yang secara langsung berpengaruh pada fungsi kognitif seperti memori, konsentrasi, pemecahan masalah, serta kemampuan sosial dan emosional.

“Bermain dapat meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal dan meregulasi emosi, memahami perasaan orang lain, hingga mendorong kreativitas dan kemampuan berbahasa,” tambah Ai.

Manfaatnya tidak berhenti di situ, kerena bermain juga bersifat terapeutik, menjadi ruang aman untuk anak mengekspresikan emosi yang belum bisa diungkapkan dengan kata-kata, seperti marah, takut, cemas, bahkan rasa kehilangan. Bermain membantu membentuk mekanisme coping yang lebih sehat, serta menurunkan tingkat stres dan kecemasan.

Yang menarik, seperti yang dijelaskan Ai, dua kebutuhan dasar emosional manusia, yaitu memberikan rasa aman dan rasa nyaman bisa dipenuhi lewat aktivitas bermain. Bagi anak, momen bermain bersama orang tua yang hadir secara utuh dan konsisten membuat mereka merasa diterima, dihargai, dan dicintai. Dalam ruang bermain, anak belajar percaya, merasa dilihat, didengar, dan diakui.

“Jadi sebenarnya bermain itu esensial dan krusial. Karena itu adalah cara anak untuk belajar, bereksplorasi, berkomunikasi, mengenal diri, meregulasi emosi, dan membentuk hubungan yang aman dengan lingkungannya,” papar Ai lagi.

Manfaat Play Therapy, Bisa Memperbaiki Hubungan Orang Tua dan Anak

manfaat play therapy

Dalam praktiknya sebagai Filial Play Coach, Ai pernah mendampingi seorang ayah melakukan play therapy. Rupanya ia mengalami trauma masa kecil akibat kekerasan dan pengabaian. Pola relasi yang terbentuk pun menjadi kaku dan penuh kecemasan.

Alhasil, hubungan dengan anaknya yang berusia 9 tahun terasa dingin dan jauh. Sang anak mulai menunjukkan perilaku menolak, menutup diri, bahkan mengungkapkan bahwa dirinya tidak bahagia dan merasa dendam karena sering dihukum. Tetapi semua mulai berubah ketika sang ayah belajar hadir secara utuh dalam play therapy atau sesi bermain.

Play Therapy sendiri sebenarnya merupakan salah satu bentuk terapi dengan pendekatan psikologis yang menggunakan bermain sebagai media utama untuk membantu individu, baik anak-anak dan  orang dewasa mengekspresikan emosi, mengatasi konflik, dan memproses pengalaman sulit yang sulit diungkapkan lewat kata-kata

“Ketika beliau mulai menikmati permainan, menerima anaknya apa adanya, dan tidak lagi terjebak dalam pola kontrol, anaknya mulai membuka diri. Hingga suatu hari, setelah bermain bersama, anaknya menghampiri dan duduk di pangkuannya, memeluknya. Itu momen titik balik. Sebuah tanda bahwa kepercayaan dan kenyamanan telah tumbuh,” kisahnya terkait dengan manfaat play therapy.

Bermain dengan Anak Tidak Perlu Banyak Aturan

Seringkali, dengan alasan  ‘mendidik’ menjadikan orang tua terus mengatur saat bermain. Padahal, dalam pendekatan Filial Play dikenal metode Non-Directive Play, yaitu ketika anak memimpin jalannya permainan, dan orang tua mengikuti selama masih dalam batas aman.

“Tujuannya bukan agar anak menjadi ‘bebas semaunya’, tapi agar mereka merasa diri mereka berharga dan diterima tanpa syarat. Itu penting untuk membentuk karakter yang kuat dan kesehatan mental yang stabil,” ujarnya.

Ai menegaskan, juga yang paling penting dan dibutuhkan adalah pemahaman orang tua untuk bisa mengetahui cara bermain, tujuan, sikap, dan skill yang dilatih serta dipraktikkan orang tua selama bermain dengan anak.

“Pilihlah permainan yang memungkinkan interaksi, juga role-play dan open ended game seperti bermain lego, balok, mobil-mobilan, boneka atau puppet, rumah-rumahan, masak-masakan, dokter-dokteran, atau bermain play dough, pasir, tanah liat, alat music, art & craft seperti melukis dan menggambar atau membuat karya seni lain & hindari permainan yang searah dan minim interaksi seperti computer game,” papar Ai.

Banyak orang dewasa yang di masa kecilnya tidak pernah merasa cukup diterima atau dihargai. Hal ini berdampak hingga dewasa, menjadi pribadi yang sulit percaya diri, sulit membangun relasi sehat, bahkan mengalami kekosongan emosional.

Sayangnya, tidak semua orang tua menyadari betapa bermain adalah momen yang akan dikenang anak seumur hidup. Bukan soal jenis permainannya, tapi tentang rasa yang menyertainya. “Kita mungkin lupa permainan apa yang kita mainkan saat kecil, tapi kita ingat rasanya. Rasa bahagia, rasa aman, atau sebaliknya, seperti adanya perasaab ditolak, dikritik, atau tidak dianggap. Itu semua tertanam dalam tubuh dan membentuk cara kita memandang diri dan dunia.”

Bermain memang tidak hanya memberikan manfaat penting untuk anak, namun juga bagi orang. Bahkan, banyak orang tua yang justru mengalami proses pemulihan emosional saat bermain bersama anaknya.

manfaat play therapy

Lebih lanjut, Ai menjelaskan bahwa bermain bagi orang dewasa dapat mengaktifkan beragam hormon termasuk endorfin, oxytocin, dopamine, norepinephrine, dan serotonin yang bermanfaat untuk menjaga kesehatan mental.

“Selain itu, saat kita bermain bersama anak, neuron otak kita & anak akan saling terkoneksi, seperti yang dikatakan Donald Hebbneurons that fire together, wire together”, karena pembentukan habit yang konsisten melalui bermain bersama, maka akan terjadi pembentukan jaringan syaraf & koneksi yang lebih kuat.”

Tidak mengherankan kalau saat ini, banyak juga terapi dewasa yang menggunakan media permainan seperti sand therapy, dan play therapy  yang menggunakan art, movement, music dan beragam permainan lain) yang dapat mendukung pemulihan emosional. 

Faktanya, proses bermain juga bisa menyembuhkan ‘luka’ orang tua yang bisa ‘turunkan’ ke anak. Seperti yang dikatakan Ai sebelumnya, sebagian dari kita mungkin tumbuh tanpa ruang untuk bermain bebas. Ada yang masa kecilnya penuh tekanan, ada juga yang tidak pernah benar-benar diajak bicara, apalagi diajak bermain. Maka saat kita bermain dengan anak, ada bagian dari diri kita yang ikut pulih.

Jadi, saat ada kampanye yang mengedepankan dan mengingatkan agar main jangan main-main, itu bukan cuma soal seriusnya manfaat bermain untuk tumbuh kembang anak. Tapi juga tentang pentingnya menjadikan waktu bermain sebagai jembatan untuk tumbuh bersama.

Jika anak butuh bermain untuk proses belajar mengenal dunia dan jadi kuat, kita sebagau orang tua juga butuh bermain untuk kembali utuh.

manfaat play therapy
Salah satu Mama yang menikmati bermain dengan buah hatinya di arena Lactogrow PlayWorld, Jakarta.

Yuk, MamPap, mulai hari ini, main jangan main-main seperti kampanye yang sedang dilakukan oleh Lactogrow. Kampanye “Main Jangan Main-Main” dan Lactogrow PlayWorld ini sengaja dihadirkan dengan tujuan mendukung tumbuh kembang anak melalui aktivitas bermain yang bermakna. Berangkat dari hasil survei yang dibuat Lactrogrow memperlihakan bahwa hanya 1 dari 3 ibu yang bermain bersama anak selama 60 menit sehari.

Untuk mendukung kampanye Main Jangan Main Main, Lactogrow juga menghadirkan Lactogrow PlayWorld merupakan event interaktif yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan anak melalui bermain. Berbagai kegiatan menarik pun disediakan sehingga dapat memberikan pengalaman seru untuk para orang tua dan buah hatinya. Selain bisa menikmati arena bermain aktif dan kreatif, MamPap juga bisa mengikuti rangkaian talkshow bersama pakar dan influencer parenting.

Acara ini berlangsung di lima kota besar di Indonesia. Setelah hadir di di Palembang dan Jakarta, Lactogrow PlayWorld akan dilangsungkan di Bandung pada 6–8 Juni 2025, kemudian di Surabaya pada tanggal 25–27 Juli 2025 dan terakhir ditutup di Kota Medan pada 29–31 Agustus 2025 mendatang.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

forty ÷ = 4