Bukan Diet! 7 Hal Ini Perlu Dilakukan Jika si Kecil Obesitas

obesitas pada anak

Kalau selama ini banyak orang tua yang was-was jika buah hatinya mengalami stunting, nyatanya obesitas pada anak juga tidak kalah bahayanya, loh! Perlu dipahami lebih dulu bahwa kondisi status gizi yang tidak sesuai standar menunjukkan kondisi malnutrisi pada anak. Maka, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pun mengklasifikasikan bahwa kondisi kondisi kekurangan gizi atau kelebihan nutrisi (obesitas) termasuk malnutrisi.

Berdasarkan Riskesdas 2018 prevalensi obesitas pada balita sebanyak 3,8% dan obesitas usia 18 tahun ke atas sebesar 21,8%. Sedihnya, WHO (organisasi kesehatan dunia) telah memprediksikan jika tahun 2025 nanti angka obesitas pada anak akan semakin meningkat, jumlahnya hingga 70 juta anak.

Padahal, obesitas pada anak tidak kalah membahayakan. Memiliki banyak risiko baik jangka panjang dan jangka pendek. Hal ini dipaparkan dr. Novitria Dwinanda, Sp. A, Subsp. N. P. M, Dokter spesialis kesehatan anak nutrisi dan penyakit metabolik RS Pondok Indah – Puri Indah.

Ditemui di acara Media Discussion RSPI Group – Cegah Stunting dan Obesitas pada Anak, dr. Novitria mengingatkan bahwa mengatasi obesitas pada anak sebenarnya lebih sulit dari pada mengatasi anak yang mengalami stunting.

Bacaan Lainnya

“Kalau mengatasi anak stunting itu, lebih mudah karena kita bisa fokus dengan orang tuanya. Bagaimana mengatasi stunting, dengan memenuhi asupan nutrisi anak. Kenapa mengatasi obesitas pada anak cenderung lebih sulit? Sebabnya karena memang lebih kompleks dan dipengaruhi bukan saja oleh anak itu dan keluarga, tapi juga oleh lingkungan sekitarnya,” tukasnya. 

obesitas pada anak

Penyebab Obesitas Pada Anak

Lebih lanjut dr. Novitria Dwinanda, Sp. A, Subsp. N. P. M, memaparkan bahwa obesitas pada anak disebabkan oleh banyak faktor.  Dimulai dari faktor genetik, lingkungan, pola makan, aktivitas fisik, dan termasuk gaya hidup. 

Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan obesitas pada anak:

1. Faktor Genetik

Faktor genetik dapat memainkan peran penting dalam kecenderungan anak mengalami obesitas. Anak yang memiliki riwayat keluarga dengan obesitas mungkin memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini.

2. Obesitas pada Anak Bisa Disebabkan Pola Makan Tidak Sehat

Konsumsi makanan tinggi kalori, lemak, gula, dan garam, serta rendah serat, vitamin, dan mineral dapat berkontribusi pada obesitas. Makanan cepat saji, camilan tidak sehat, minuman berkalori tinggi, dan porsi makan berlebihan adalah beberapa faktor yang dapat memengaruhi pola makan anak.

3. Kurangnya Aktivitas Fisik

obesitas pada anak

Gaya hidup yang kurang aktif atau minim aktivitas fisik dapat menyebabkan penumpukan kalori yang tidak terbakar, yang akhirnya berkontribusi pada peningkatan berat badan.

4. Lingkungan 

Lingkungan di sekitar anak, termasuk sekolah, rumah, dan lingkungan sosial, dapat memengaruhi perilaku makan dan aktivitas fisik. Akses yang mudah terhadap makanan tidak sehat dan kurangnya fasilitas untuk berolahraga dapat berperan dalam obesitas anak.

5. Paparan Media Bisa Sebabkan Obesitas Pada Anak

Tanpa disadari jika anak terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar (TV, komputer, smartphone) bisa menyebabkan obesitas pada anak, lo. “Kadang orang tua suka membiarkan anak anak makan sambil screen time, padahal kebiasan ini tidak baik, bahkan bisa sebabkan obesitas pada anak.”

Bahkan American Academy of Pediatrics menyebutkan kalau bahwa anak yang melakukan screen time cenderung mengalami penurunan dalam rasa kenyang sehingga mereka  terus merasa lapar, dan akan meningkatkan konsumsi makanan ringan atau snacking,

6. Faktor Psikologis

Tidak hanya orang dewasa, anak pun bisa mengalami stres bahkan depresi. Pada saat anak tidak tidak bisa meregulasi emosi dengan baik, hal ini ini bisa memengaruhi pola makan yang tidak sehat. 

7. Kebiasaan Keluarga

Pola makan dan gaya hidup keluarga dapat berdampak kebiasaan makan dan aktivitas fisik anak. Jika orang tua atau anggota keluarga lainnya menderita obesitas, anak memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami hal yang sama.

Untuk itulah mengapa MamPap perlu mengenali faktor-faktor ini dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat untuk mencegah atau mengatasi obesitas pada anak. 

Cara Mengatasi Obesitas pada Anak

Berbeda dengan orang dewasa, upaya mengatasi obesitas pada anak bukan berarti meminta anak untuk melakukan diet, atau mengurangi porsi makan jadi lebih sedikit. 

“Obesitas pada anak tidak lantas minta anak untuk diet, ya. Makannya dikurangi seperti kita makan. Anak itu kan bertumbuh tumbuh dan berkembang. Jadi masih perlu nutrisi yang komplet agar pertumbuhannya optimal. Jangan sampai kita usaha ngurusin badan anak, tapi nanti otaknya nggak kembang. Soalnya otak anak itu masih butuh makanan,” tegas dr. Novitria Dwinanda, Sp. A, lagi. 

Obesitas pada anak tentu saja memerlukan perhatian khusus untuk mengelola berat badan. Pendekatan untuk membantu anak-anak dengan obesitas mencapai berat badan yang sehat lebih berfokus pada perubahan gaya hidup sehat dan pola makan yang seimbang. Bukan diet yang seringkali berfokus pada pengurangan kalori secara drastis.

Seperti yang diutarakan dr. Novitria Dwinanda, Sp. A, diet yang ekstrem atau tidak seimbang dapat berisiko untuk perkembangan dan pertumbuhan anak-anak. Oleh karena itu, langkah-langkah yang direkomendasikan untuk mengelola obesitas pada anak dengan beberapa langkah ini. 

1. Membentuk Kebiasaan Makan yang Sehat 

obesitas pada anak

Mengatasi obesitas pada anak tentu saja perlu dimulai sejak dini. Termasuk pada saat anak mulai mengenal Makanan Pendamping ASI (MPASI). dr. Novitria Dwinanda, Sp. A, mengingatkan kalau pada saat anak mulai mengenal makanan padat, mulai MPASI, maka anak juga sudah memasuki tahapan proses belajar. Tidak hanya mengenal berbagai rasa, namun juga membentuk kebiasaan makan yang sehat.

“Anak cukup makan 30 menit saja, kalau waktunya sudah lebih ya sudah, selesai. Selain itu jangan biasakan saat anak makan malah diajak jalan-jalan, main odong-odong. Biasakan pada anak makan duduk di kursi makan. Selain itu, jangan sambil nonton YouTube, ya.”

2. Kenalkan Pola Makan Seimbang

Mengajarkan anak tentang pentingnya makanan sehat dan bergizi tentu perlu dibiasakan sejak dini. Untuk itu, kenalkan anak untuk bisa mengonsumsi beragam makanan seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, sumber protein tanpa lemak, dan produk susu rendah lemak.

3. Porsi Makan yang Sesuai

Mengajarkan anak tentang ukuran porsi yang tepat dan menghindari makan berlebihan. Membantu mereka merasa kenyang dengan makanan yang sehat.

4. Jangan Lupakan Sarapan

Obesitas pada anak, bukan berarti melarang anak untuk tidak sarapan. Kebiasaan ini mungkin dianggap sepele sehingga banyak dilewatkan, Padahal,  jika anak tidak sarapan justru berisiko membuat anak merasa lebih lapar sehingga akan makan lebih banyak di siang hari.

“Sarapan itu nggak boleh di-skip, ya. Semakin di skip, semakin dia balas dendam di siang hari. Jadi makan tetap tiga kali,” terang dr. Novitria.

5. Batasi Camilan dan Makanan yang Tidak Sehat

obesitas pada anak

Anak-anak tidak perlu diet, namun pelu dibatasi porsi snack atau camilannya. Apalagi jika camilannya mengandung tinggi gula dan berkalori tinggi. “Biasakan anak minum air putih saja, nggak perlu tuh minuman yang manis-manis.”

6. Pastikan Kebutuhan Aktivitas Fisik 

Jangan lupa untuk mendorong anak untuk lebih aktif secara fisik dengan olahraga atau bermain di luar rumah. Aktivitas fisik yang rutin membantu membakar kalori dan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

7. Atasi Obesitas pada Anak, Jangan lupa Berikan Dukungan 

Melibatkan seluruh keluarga dalam perubahan gaya hidup sehat. Semua anggota keluarga dapat menjadi contoh positif dan mendukung anak-anak dalam mengadopsi kebiasaan sehat.

Penting untuk diingat, ya, MamPap, mengatasi obesitas pada anak tetap harus fokus utama pada kesehatan dan perkembangan anak. Jadi, bukan sekadar mengurangi berat badan. 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

67 + = seventy two