Berat badan anak yang kurang ideal atau terlalu kurus selalu menjadi kekhawatiran Mama dan Papa. Mengingat, berat badan ideal dikaitkan dengan kondisi kesehatan dan status gizi si kecil. Untuk mengatasinya, MamPap perlu mengetahui dulu penyebab mengapa berat badan si kecil sulit naik dan cara agar berat badan anak naik drastis sesuai berat idealnya.
Ukuran Berat Badan yang Normal Anak Usia 0-5 Tahun
Salah satu hal paling penting yang juga perlu Mama dan Papa perhatikan adalah grafik pertumbuhan berat badan anak. Indikator ini diakui secara internasional dan digunakan sebagai status gizi dan kesehatan seorang anak. Karena, pertumbuhan anak yang sehat biasanya diikuti oleh grafik pertumbuhan yang konsisten dan normal sesuai usianya.
Pada tahun 2006, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merilis statistik standar pertumbuhan secara internasional yang menggambarkan pertumbuhan anak usia 0 hingga 59 bulan (0-5 tahun). Menurut laman IDAI, di Indonesia sendiri saat ini masih menggunakan kurva pertumbuhan dari WHO. Indikator berat badan tersebut dibagi berdasarkan usia dan jenis kelamin anak.
Berikut ukuran berat badan (BB) yang normal untuk anak usia 0-5 tahun sesuai WHO.
Ukuran BB Normal Bayi 0-12 Bulan
Usia | Berat Badan Bayi Laki-laki (kg) | Berat Badan Bayi Perempuan (kg) |
Bayi baru lahir | 2,9 – 3,8 | 2,8 – 3,6 |
1 bulan | 3,9 – 5,0 | 3,6 – 4,7 |
2 bulan | 4,9 – 6,2 | 4,5 – 5,7 |
3 bulan | 5,7 – 7,1 | 5,2 – 6,5 |
4 bulan | 6,2 – 7,7 | 5,7 – 7,2 |
5 bulan | 6,7 – 8,3 | 6,1 – 7,7 |
6 bulan | 7,1 – 8,7 | 6,5 – 8,5 |
7 bulan | 7,4 – 9,1 | 6,8 – 8,5 |
8 bulan | 7,7 – 9,5 | 7,0 – 8,9 |
9 bulan | 8,0 – 9,8 | 7,3 – 9,2 |
10 bulan | 8,2 – 10,1 | 7,5 – 9,5 |
11 bulan | 8,4 – 10,4 | 7,7 – 9,8 |
Ukuran BB Normal Anak Usia 1-5 Tahun
Usia | Berat Badan Anak Laki-laki (kg) | Berat Badan Anak Perempuan (kg) |
1 Tahun | 8,6 – 12,0 | 7,9 – 11,3 |
2 Tahun | 10,8 – 15,9 | 10,2 – 13,7 |
3 Tahun | 12,7 – 18,3 | 12,2 – 15,9 |
4 Tahun | 14,4 – 20,7 | 14,0 – 20,9 |
5 Tahun | 16,0 – 24,2 | 15,8 – 24,9 |
Dengan mengetahui pertambahan berat badan anak, Mama bisa mengetahui apakah si kecil berkembang dengan baik dan sehat. Hal ini juga bisa mendeteksi gangguan atau penyakit yang mungkin dialami si kecil sejak dini, dengan melakukan pemeriksaan jika anak perkembangan terdeteksi tidak sesuai dengan usianya.
Penyebab Berat Badan Anak Sulit Naik
Mama bisa membantu berat badan anak naik drastis dengan mencari tahu penyebabnya dahulu agar bisa ditangani dengan tepat. Berikut berbagai hal yang dapat menghambat perkembangan si kecil.
-
- Tidak mendapat cukup kalori. Dalam 90% kasus anak-anak yang kurang berat badan, terjadi karena mereka tidak mengonsumsi cukup kalori. Hal ini bisa terjadi ketika anak tidak nafsu makan karena alasan tertentu. Pada bayi di bulan-bulan pertama, hal ini juga mungkin disebabkan oleh kurangnya pasokan ASI atau asupan susu formula yang tidak tepat.
- Masalah rongga mulut atau neurologis. Sensitivitas mulut atau masalah neurologis mungkin juga akan menyebabkan kesulitan makan pada anak. Masalah tersebut dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk menelan. Masalah rongga mulut ini bisa disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti sariawan, bibir sumbing, hingga Cerebral Palsy.
- Masalah pankreas. Anak yang sulit naik berat badannya bisa disebabkan karena masalah pankreas. Dalam kondisi ini, si kecil mungkin mengalami beberapa gejala, seperti feses yang berbusa, encer, berbau busuk dan berminyak.
- Gangguan saluran cerna. Hal ini mungkin disebabkan oleh refluks asam yang parah atau beberapa masalah neurologis dan dapat menyebabkan rendahnya tonus otot serta berbagai gangguan lainnya. Umumnya, bayi yang mengalami refluks asam lambung kemungkinan besar akan membaik dan pertumbuhannya akan berlanjut tanpa masalah. Namun dalam kasus tertentu, ada pula bayi yang mengalami muntah berlebihan akibat penyempitan saluran cerna yang disebut stenosis pilorus. Kondisi ini tentunya memerlukan evaluasi khusus seperti USG perut.
- Gangguan tiroid dan metabolisme. Dalam beberapa kondisi, seorang anak mungkin terlalu banyak membakar kalorinya jika kelenjar tiroid mereka terlalu aktif.
- Gangguan jantung dan ginjal. Anak dengan kelainan jantung juga tidak bisa makan dengan baik, karena mengalami berbagai gangguan, seperti kesulitan napas. Hal ini juga dialami oleh anak yang mengalami gagal ginjal atau kelainan ginjal.
- Kelainan genetik. Beberapa anak mungkin juga memiliki salah satu dari berbagai kelainan genetik yang dapat memengaruhi penambahan berat badan, sehingga memerlukan evaluasi dokter spesialis anak.
Tips Agar Berat Badan Anak Kurus Cepat Naik
Agar berat badan anak naik drastis, MamPap bisa melakukan beberapa hal, dengan memperbaiki pola makan si kecil seperti berikut.
1. Cukupi Kebutuhan Kalori Anak
Pastikan anak mendapatkan kalori yang dibutuhkan untuk tumbuh sesuai usianya. Karena itu, Mama perlu memahami berapa banyak kalori yang sebenarnya dibutuhkan si kecil. Berikut kebutuhan kalori anak per hari berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Kemenkes 2019, menurut usia:
- Bayi 0-5 bulan, 550 kkal per hari.
- Bayi 6-11 bulan, 800 kkal per hari.
- Anak 1-3 tahun, 1350 kkal per hari.
- Anak 4-6 tahun, 1400 kkal per hari.
Perbanyak asupan kalori si kecil dengan lemak sehat, Mama bisa tambahkan keju parut ke dalam makanan, selai kacang, alpukat, atau memberinya bubur dengan susu. Sertakan pula lebih banyak karbohidrat seperti kentang, roti atau nasi.
2. Makanan Padat Gizi
Tetap jaga kebiasaan makan yang sehat, dengan tetap mendapatkan cukup vitamin A, C, dan D setiap hari. Jangan sampai Mama malah mengandalkan makanan tidak sehat, seperti junk food atau makanan kemasan tinggi gula, untuk menambah berat badan anak, ya.
Makanan ringan seperti keripik kentang, dan makanan cepat saji dapat menyebabkan penambahan berat badan, namun karena makanan tersebut umumnya rendah nutrisi, makanan tersebut tidak akan memberikan manfaat apa pun bagi kesehatan si kecil.
3. Selipkan Camilan
Sediakan snack time jika mereka merasa lapar di antara waktu makan. Mama bisa memberinya yoghurt, roti, atau sandwich berukuran kecil untuk balita.
Namun, hindari memberi minuman dan makanan ringan yang berdekatan dengan waktu makan. Hal tersebut bisa membuat si kecil terlanjur kenyang untuk makan makanan utamanya. Bisa-bisa, si kecil malah kehilangan nutrisi penting.
4. Perkenalkan Makanan Baru
Perkenalkan makanan baru secara bertahap dan dalam porsi kecil. Hal ini akan membantu mereka terbiasa dengan makanan baru. Cita rasa baru dapat menambah selera makan anak.
5. Sedikit-sedikit Tapi Sering
Daripada terjebak pada jadwal makan tiga kali sehari seperti sarapan, makan siang, dan makan malam, Mama bisa mengatur frekuensi makan dan camilan si kecil. Anak mungkin bisa mengonsumsi lebih banyak kalori dengan makan enam hingga delapan porsi kecil per hari dibandingkan dengan makan tiga porsi.
6. Olahraga
Menambah berat badan anak bukan berarti melarangnya beraktivitas fisik. Tetap ajak mereka berolahraga, karena aktivitas fisik akan membantu mereka mengembangkan tulang dan otot yang lebih kuat, serta memperbaiki metabolisme mereka.
7. Perhatikan Hidrasinya
Hidrasi tentu penting bagi anak-anak sejak bayi hingga besar. Namun terkadang terlalu banyak cairan membuat perut anak kembung. Untuk meningkatkan nafsu makan, cobalah menawarkan makanan sebelum minum pada waktu makan. Selain itu, hindari minuman manis seperti soda dan jus buah.
8. Konsultasi pada Dokter atau Ahli Gizi
Jika Mama sudah ‘mentok’ dan bingung, saatnya Mama mencari bantuan dari dokter anak atau ahli gizi. Dokter dapat membantu Mama dalam membuat pilihan pola makan terbaik sesuai dengan kondisi kesehatan si kecil.
Mereka mungkin akan menawarkan makanan dengan tekstur tertentu jika ada masalah sensorik, atau strategi lainnya tergantung penyebab masalah berat badan si kecil.
Penambahan berat badan mungkin akan membutuhkan waktu, hingga beberapa bulan. Bersabarlah melakukan langkah-langkah yang bisa membantu Mama agar berat badan anak naik drastis. Semoga berhasil!
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.