Alice Norin didiagnosis sarkoma rahim membuat kita menjadi bertanya-tanya, apa penyebab kanker langka ini. Ingin tahu lebih dalam tentang penyakit ini, dan apakah benar berkembang dari miom? Yuk, simak tanya jawab seputar kanker sarkoma di rahim bersama Parentsquads Indonesia dan Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Onkologi Ginekologi RS Pondok Indah, Dr. dr. Fitriyadi Kusuma, Sp. O. G, Subsp. Onk.
Apa Itu Kanker Sarkoma?
1. Belum lama ini salah seorang selebriti Indonesia, Alice Norin, mengatakan bahwa dirinya mengalami kanker sarkoma, sebenarnya apa yang dimaksud dengan kanker sarkoma?
Kanker sarkoma merupakan jenis kanker atau tumor ganas yang biasanya muncul pertama kali di jaringan lunak seperti lemak, otot, saraf, jaringan fibrosa, pembuluh darah, atau jaringan kulit dalam. Kebetulan kanker atau tumor ganas yang dialami oleh pasien tersebut timbul di jaringan otot rahim.
2. Di bagian tubuh mana saja bisa terjadi kanker sarkoma?
Kanker sarkoma bisa terjadi di mana saja dan memiliki beberapa jenis, tergantung dari lokasi asalnya. Kanker langka yang muncul di rahim umumnya disebut leiomiosarkoma. Jika kanker muncul dari otot dinamakan miosarkoma, jika asalnya dari jaringan tulang disebut osteosarkoma, jika berasal dari jaringan ikat disebut fibrosarkoma, jika muncul dari jaringan saraf disebut neurasarkoma, dan lain-lain.
3. Apakah benar sarkoma ini merupakan jenis kanker langka?
Ya, sarkoma merupakan tumor ganas yang sangat jarang terjadi. Hanya sekitar satu persen dari seluruh jenis kanker yang ada.
4. Apa saja yang penyebab sarkoma rahim?
Penyebabnya kanker sarkoma hingga saat ini belum diketahui secara pasti. Namun jenis kanker ini umumnya terjadi pada pasien yang memiliki faktor risiko berikut:
- Memiliki anggota keluarga yang juga mengidap sarkoma
- Faktor genetik neurofibromatosis atau retinoblastoma
- Kerap terpapar sinar radiasi
Miom Bisa Berkembang Menjadi Sarkoma Rahim?
5. Apa yang membedakan sarkoma rahim dengan kanker rahim?
Sarkoma rahim merupakan satu dari berbagai jenis kanker rahim. Jenis kanker rahim lainnya antara lain kanker endometrium (kanker selaput lendir rahim), kanker korpus uteri (carcinoma corpus), adenokarsinoma uteri, dan lain sebagainya.
6. Alice Norin mengatakan sebelumnya ia mengalami mioma dan sempat mengalami plasenta akreta saat hamil. Apakah kedua hal ini (mioma dan plasenta akreta) menjadi salah satu faktor risiko terjadinya sarkoma rahim?
Diagnosis kanker sarkoma hanya dapat ditegakkan setelah jaringan tersebut dibaca dari hasil biopsi atau dari jaringan operasi secara histopatologi. Hasil tampilan imaging seperti USG, CT-scan, atau MRI merupakan dugaan yang mengarah pada gambaran yang menyerupai sarkoma.
Bisa jadi gambaran dari hasil imaging yang sebelumnya diduga sebagai mioma ternyata sebenarnya adalah sarkoma yang tidak dikenali karena memang sulit untuk menegakkan diagnosis sarkoma dari imaging. Hubungan sarkoma dengan adanya plasenta akreta belum dapat dibuktikan secara ilmiah.
7. Benarkah mioma bisa berkembang menjadi sarkoma?
Mioma secara histologi merupakan kelainan jaringan otot rahim yang bersifat jinak (bukan kanker). Sedangkan sarkoma adalah tumor ganas (kanker). Jadi dapat disimpulkan bahwa sarkoma bukan mioma yang berkembang menjadi kanker. Namun terkadang penegakan diagnosis sarkoma memang sulit untuk dilakukan dan keliru dengan mioma.
Sebanyak 95 persen pemeriksaan imaging yang dilakukan membuktikan adanya mioma pada seorang pasien, sehingga bisa saja terjadi kesalahan interpretasi gambaran mioma yang ternyata adalah suatu sarkoma. Namun bisa juga interpretasi sarkoma melalui pemeriksaan imaging (USG) ternyata hanya suatu mioma uteri. Jadi untuk menegakkan diagnosis pasti harus dilakukan secara histopatologi.
8. Kapan mioma dikatakan berbahaya dan perlu tindakan medis lebih lanjut?
Mioma dikatakan berbahaya jika sudah mengganggu pengidapnya, seperti adanya perdarahan, nyeri, infertilitas, anemia, dan lain-lain. Perlu diperiksa lebih lanjut apabila ada kecurigaan terhadap sarkoma, terutama pada pengidap yang memiliki faktor risiko sarkoma.
9. Pada saat perempuan sudah terdiagnosis memiliki mioma, apakah sebaiknya mioma tersebut langsung diangkat? Jika sudah dilakukan operasi pengangkatan, apakah bisa muncul kembali?
Dengan teknologi imaging seperti USG, CT scan, atau MRI yang semakin berkembang, tidak semua mioma harus diangkat atau dioperasi. Perlu diketahui bahwa hampir 70 persen wanita di dunia memiliki massa mioma yang sering tidak bergejala dan hanya sekitar 5 persen yang harus diangkat atau dioperasi.
10. Bagaimana upaya penyembuhan sarkoma? Apakah untuk sarkoma rahim, satu-satunya jalan harus melakukan pengangkatan rahim?
Sarkoma adalah jenis tumor ganas yang sulit diobati dengan bantuan medis. Ada 3 modalitas terapi kanker, yaitu pembedahan, radiasi, dan kemoterapi yang ditambah dengan imunoterapi dan terapi lainnya. Pada sarkoma, umumnya kemoterapi dan radiasi kurang dapat direspon. Oleh karena itu, terapi pengobatan terbaik adalah dengan dilakukan pembedahan atau pengangkatan.
11. Apakah sarkoma bergejala? Khususnya untuk sarkoma di rahim seperti yang dialami oleh Alice Norin?
Diagnosis sarkoma harus dibuktikan terlebih dahulu melalui biopsi atau operasi secara histopatologi, apakah benar sarkoma atau hanya mioma. Gejala yang dialami oleh pengidap sarkoma bergantung pada masing-masing pasien. Umumnya gejala sama dengan pengidap kanker lainnya, di mana pada stadium awal sarkoma tidak menimbulkan gejala dan baru timbul gejala setelah memasuki stadium lanjut, seperti teraba benjolan, adanya perdarahan, atau nyeri.
Setelah mengetahui lebih jauh tentang kanker sarkoma di rahim, sebaiknya bisa ada gejala yang mencurigakan di area rahim atau reproduksi, segera periksakan ke dokter, ya Ma!
Partner terpercaya dan teman perjalanan parenting para orang tua agar bisa memberikan keamanan yang anak-anak butuhkan untuk tumbuh dan berkembang, serta mampu mewujudkan impiannya.